Paluta – Sumut I Detikkasus.com -, Kemelut kemiskinan sampai pada nama penerima bantuan untuk Desa Padang Matinggi Sim, kelihatannya sangat perlu lebih serius menyikapinya, agar bantuan itu jelas dan nyata diperuntukkan bagi, keluarga yang kurang mampu atau bantuan itu tepat sasaran.
Desa Padang Matinggi SIM berada di wilayah Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) Provinsi Sumatera Utara. Suatu informasi diterima dari nara sumber yang tidak ingin namanya ditulis mengatakan, “Gawat kali penerima bantuan di Desa itu”.
Soalnya, “Penerima bantuan sangat tidak tepat sasaran, ada penerima punya mobil Damtruk mirisnya lagi ada yang, PNS, Kaur, BPD”. Ini bang daftar nama penerima bantuan yang diduga semrawut, sebut nara sumber sambil berharap agar dapat dilakukan penelusuran lebih lanjut.
Selasa 30 Mei 2023 sekitar Pukul 11.35 WIB awak media sampai didalam ruangan Kantor Desa, inisial S Tambunan membenarkan “Nama-nama yang ada di tulisan dalam poto adalah Penduduk Desa Padang Matinggi SIM. Kalau mengenai Hj. S (Hj. Kaca) itu tidak benar dapat BLT dan Sembako”.
Bahkan inisial S Ritonga PNS Sekretaris Desa (Sekdes), inisial D.B Kepala urusan (Kaur), inisial T.J Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sama juga tidak benar mereka menerima bantuan. “Tapi inisial I.R punya mobil Damtruk memang benar ada menerima bantuan PKH”. Sebut S Tambunan
“Awak media bertanya siapa nama pendata atau pencatat penerima bantuan di Desa”, jawab S Tambunan “Gak tau saya soal itu, bentar iya saya telepon dulu pak kades siapa tahu bisa nyambung”. Saat komunikasi via telepon terjalin diantara S Tambunan dengan Kepala Desa.
Terdengar ada nada tekanan dari Kepala Desa terhadap S Tambunan agar jangan asal-asalan ngasih info, percakapan itu diduga “Lebih baik diam tanpa bahasa dari pada ngasih info sembarangan dan arahkan saja datang kerumah dengan alasan silaturahmi”. Sebut Kades dalam bahasa daerah.
Setelah komunikasi via telepon berakhir dan seiring putaran waktu akhirnya, inisial S Tambunan mengarahkan awak media untuk menemui kepala desa dirumahnya. “Pak Kades ada dirumah tandanya ada bengkel sepeda motor, coba temui sekalian silaturahmi”. Sebut S Tambunan
Penyampaian S Tambunan seakan mengiakinkan dan akhirnya awak media berupaya, hingga bergegas menuju rumah kepala desa dan seiring waktu sampai ditempat tujuan ternyata. Menurut salah seorang yang diduga sebagai kepala mekanik bengkel sepeda motor berkata “Bapak Kepala Desa Padang Matinggi SIM tidak ada dirumah”.
Ditempat terpisah. Salah seorang pengunjung Cafe berkata “Mengatasi persoalan bantuan untuk masyarakat miskin tidak terlepas dari, sumberdaya manusia termaksud aparatur pemerintah desa, khususnya untuk dapat bersinergi dalam memberikan layanan informasi di segala aspek kehidupan”.
Bentuk tekanan via telepon dari kepala desa terhadap S Tambunan ditambah dengan tidak adanya kepala desa dirumahnya, patut diduga benar adanya terjadi bahwa penerima bantuan tidak tepat sasaran, dan harusnya dapat segera dilakukan pengecekan yang lebih serius oleh instansi terkait”.
Kalau hanya sebatas wartawan yang akan melakukan pengecekan penerima bantuan, “Sangat besar kemungkinan akan kembali terjadi lagi, (“hingga dibuat seperti bola atau oper sana oper sini, oleh mereka yang punya daya kekuatan tinggi”). Maklumlah orang nomor satu terhebat didesa tentunya sangat terpandang.
Boleh jadi beliau itu sangat ditakuti oleh bawahannya misalnya takut di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), itulah hebatnya keadaan posisi orang nomor satu disaat punya kekuatan melalui jabatannya. Mau dia buat warna seperti apa situasi kondisi desanya dan besar kemungkinan bisa saja. Ujar nara sumber (J. Sianipar)