Indonesia Nasional | detikkasus.com, Puji syukur berkali-kali terucap dari bibir Bupati Sidoarjo, Jawa Timur,H.Saiful Ilah ketika mendapat kabar daerah yang dipimpinnya didapuk sebagai Kabupaten Terbaik kategori Infrastuktur dalam ajang Indonesia’s Attractiveness Award 2018 di Jakarta, Jumat, 14 September 2018.
Penghargaan tersebut memberinya semangat tambahan bagi semua organisasi perangkat desa (OPD) melayani masyarakat daerahnya lebih baik lagi. “Terima kasih tak terhingga. Penghargaan ini adalah acuan spirit bagi kami semua. Saya tak mungkin mendapatnya tanpa kerja sama kompak semua jajaran OPD,” kata Saiful di JW Marriot, Jakarta.
Kabupaten Sidoarjo seluas 714. 243 kilometer persegi dengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta orang merupakan penyangga kota metropolitan Surabaya. Prasarana jalan sebagai penunjang arus lalu lintas warga, yang umumnya bekerja di ibu kota Jawa Timur, itu merupakan kebutuhan pokok. Sidoarjo juga menjadi jalur distribusi barang industri ke wilayah timur Indonesia. Begitu pun sebaliknya. Jalan di Sidoarjo mudah rusak akibat kendaraan berat setiap hari.
Akhirnya Saiful Ilah mengambil terobosan. Jalan aspal harus diganti jalan cor. Ide itu dapat terlaksana pada periode kedua pemerintahannya (2016-2021). Sejak April lalu, Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo mengecor di 34 ruas jalan pada 11 kecamatan Sidoarjo.
“Ini beton setebal 50 atau 60 senti loh (sentimeter),” ujarnya menegaskan bahwa proyek yang digagasnya tak main-main.
Tak hanya mengganti aspal dengan beton, kini masyarakat juga kian mudah melaporkan ruas jalan yang rusak melalui aplikasi M-BONK. Diambil dari bahasa Jawa, yaitu embong (jalan), aplikasi yang dirilis pada 2016 ini merupakan hasil kerja sama dengan Microsoft. Hampir dua tahun aplikasi ini berjalan, tingkat keberhasilannya mendekati 40 persen.
Dari 100 lebih laporan yang masuk di pertengahan 2018, sebanyak 34 laporan dinyatakan selesai. Setiap pengguna dapat mengetahui data tersebut dari aplikasi M-BONK.
Saiful Ilah mengakui dinas PUPR Sidoarjo memiliki pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan.
Setidaknya, kata Saiful, aplikasi ini semakin mempermudah jajarannya mengetahui wilayah yang rusak sekaligus menjadi sarana komunikasi masyarakat kepada dinas terkait. Sidoarjo rupanya kian akrab dengan teknologi informasi. Selain M-BONK, kabupaten berjuluk Kota Delta itu punya aplikasi Berkas Mlaku Dewe (berkas jalan sendiri, red).
Kali pertama diperkenalkan pada 2015 di Kecamatan Sukodono, aplikasi ini memungkinkan warga mengirim berkas ke kecamatan lewat aplikasi. Jika berkas sudah lengkap usai dicek petugas, akan dikirim ke pimpinan kecamatan untuk dibubuhi stempel serta tanda tangan elektronik.
“Sekarang setiap orang mengurus izin bisa selesai dalam tujuh menit. Dulu, sampai berhari-hari, bermingguminggu, dan sekarang tak sampai satu jam,” katanya. Reformasi birokrasi ini menular hingga pengurusan izin usaha, izin lingkungan, bahkan urusan orang sakit. Masyarakat Sidoarjo semakin mudah berobat ke rumah sakit berkat aplikasi Porsi, sebuah terobosan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sidoarjo yang memungkinkan calon pasien mengambil nomor antrean tak perlu repot datang ke rumah sakit.
Ambisi Sidoarjo menjadi kota pintar atau smart city terus dikebut. Anggaran lebih dari Rp 8 miliar dikucurkan guna pemasangan jaringan kabel fiber optic (FO) di semua kecamatan. Saat ini, jaringan FO menghubungkan seluruh OPD sehingga mudah terpantau lewat CCTV.
Masih ada satu ambisi Saiful Ilah sebelum kepemimpinannya berakhir, yakni gedung terpadu. Tempat ini akan mengumpulkan semua OPD dalam satu atap sehingga memudahkan masyarakat mengurus segala keperluannya.
“Saat ini, sudah proses lelang, tinggal tunggu dan siap bangun. Semoga legislatif mau mendukung ide ini karena demi kepentingan Sidoarjo juga,”.pungkas Bupati sidoarjo H Saiful Ilah.sul/eka