Bojonegoro | Detikkasus.com – Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Komunikasi dan Informatika bersama Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi peningkatan mutu kesehatan. Lewat program siar radio SAPA! (Selamat Pagi!) Malowopati FM, edisi Jumat (07/07/2023), Pemkab mengajak masyarakat untuk gemar makan buah dan sayur.
Dipandu penyiar Lia Yunita, SAPA! Malowopati FM menghadirkan narasumber Aghnia Layalia, SKM, dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan Sri Endang Sulistyorini, Ahli Gizi Puskesmas Wisma Indah Bojonegoro. Siaran SAPA! Malowopati FM dapat diikuti secara live di YouTube Malowopati Radio dan interaksi langsung melalui nomor WhatsApp 08113322958.
Menurut Sri Endang, makanan yang sehat dan bergizi sangat penting bagi kesehatan tubuh dan otak. Sayur dan buah merupakan sumber nutrisi yang sangat baik untuk tubuh. Namun, sayang masih banyak orang yang kurang rajin makan sayur dan buah dalam kesehariannya.
“Buah dan sayur itu mengandung vitamin, serat, mineral, antioksidan, air yang memang diperlukan oleh tubuh agar kita tetap sehat. Selain karbohidrat dan protein kita harus terbiasa mengonsumsi buah dan sayur,” terangnya.
Pengenalan buah dan sayur, lanjut Endang harus dimulai saat bayi mencapai usia 6 bulan dan sudah mendapatkan ASI atau formula susu yang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pada usia ini, bayi sudah mulai menunjukkan tanda-tanda siap untuk memulai makanan pendamping ASI atau MPASI.
Awalnya, buah dan sayur dapat diberikan dalam bentuk puree atau bubur yang lembut dan halus. Pemberian buah dan sayur pada bayi sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan, sehingga bayi dapat terbiasa dengan rasa dan tekstur makanan yang baru.
Sementara itu, Aghnia Layalia mengatakan bahwa harus membiasakan makan buah dan sayur sejak dini. Yakni memperkenalkan macam buah dan sayur menjadi olahan makanan yang enak agar anak-anak mau memakannya. “Dimulai dengan sayur dan buah-buahan lokal di sekitar, tidak perlu membeli buah-buahan yang mahal, misalnya pisang mengandung banyak kalium dan pepaya mengandung vitamin A yang tinggi, dan masih banyak buah lokal lainnya yang cukup untuk menunjang kebutuhan gizi masyarakat,” terangnya.
Dia menjelaskan banyak pilihan buah lokal. Selain buah belimbing, buah lokal yang ada di Bojonegoro adalah jambu biji yang kandungan vitamin C nya lebih banyak dari buah jeruk. Ketersediaan buah paling besar adalah buah pisang. Juga salak Wedi yang sudah cukup terkenal, dan yang baru-baru ini dikembangkan adalah buah durian di daerah Sekar dan buah alpukat di Kedewan. Sedang sayuran yang sesuai dengan iklim di Bojonegoro adalah bayam, kangkung, sawi dan terong. Sayuran ini bisa ditanam di pekarangan rumah karena masa panennya pendek. Hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi sayur.
Mengonsumsi buah dan sayur secara teratur, lanjut Aghnia, dapat memperoleh nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Takaran sayur dan buah pada isi piring sesuai dengan usia seseorang dapat berbeda-beda tergantung dari kebutuhan. Namun, secara umum untuk takaran sayur dan buah pada isi piring sesuai dengan usia 6-23 bulan : 25% buah dan sayur; usia 2-5 tahun (balita) : 30% buah dan sayur; dan usia dewasa : 15% buah dan 35% sayur.
Namun, perlu diingat bahwa takaran sayur dan buah yang disesuaikan dengan usia ini hanya sebagai pedoman dan belum tentu cocok untuk setiap individu. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan aktivitas fisik.
“Untuk masyarakat Bojonegoro, kalau ada yang sudah mengalami gangguan kesehatan mulai usia bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa bisa berkonsultasi di ahli gizi yang ada di puskesmas se-Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya.
(Andri)