Detikkasus.com Pelalawan-Riau
Atas keteledoran klinik Pratama Kasih Ibu kepada salah satu pasiennya, pemilik klinik cuma kirim SMS kepada keluarga korban. Melalui SMS meminta maaf dan berharap masalah itu tidak diperpanjang.
Pada Rabu 04 September 2019 lalu, seorang bayi berjenis kelamin perempun lahir di klinik Pratana Kasih Ibu kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Putri keenam dari pasangan Burju Nainggolan dan Sudarsiyem itu memiliki kelainan yaitu tidak punya lubang anus.
Anehnya meskipun kelainan bayi itu diketahui oleh pihak klinik tempat persalinan Sudarsiyem, namun keluarga tetap diizinkan pulang tanpa diberitahukan adanya kelainan bayi tersebut kepada keluarga. Setelah dibawa pulang ke rumah, bayi itu terus menangis tiada henti. Hingga dua hari kemudian, warga KM 5 jalan RAPP Pangkalan Kerinci itu membawa buah hatinya ke RSUD Selasih Pangkalan Kerinci untuk diperiksa ke dokter.
Betapa kagetnya pihak keluarga ketika dokter RSUD Selasih mengatakan bahwa sang bayi tidak ada lubang Anus. Sehingga akhirnya bayi tersebut dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru untuk dilakukan dioperasi.
Atas keteledoran klinik Pratama Kasih Ibu itu, Zaiman selaku pihak keluarga korban berusaha untuk bertemu kepada bidan Noni pemilik klinik. Pada Sabtu (14/9/19) Zaiman berulang kali menelfon dan meng-SMS kepada bidan Noni. Hingga sore tadi, bersama media ini mendatangai klinik Pratama Kasih Ibu yang terletak di jalan poros BTN lama kota Pangkalan Kerinci.
Usaha Zaiman sia-sia karena bidan Noni tidak berada di klinik miliknya. Kontak personnya juga tidak bisa dihubungi. Balasan SMS yang dikirim oleh bidan Noni ke nomor telefon Zaiman membuatnya meradang bukan kepalang.
Mengutip dari SMS yang dikirim oleh Noni kepada Zaiman pada sore itu, “Selamat sore, mohon maaf dalam pelayanan terhadap masalah kemarin. Saya sangat berharap cukup selesai sampai disini, dan kepala Dinas Kesehatan (Kabupaten Pelalawan) sudah mengetahui persoalan ini. Sekali lagi saya meminta maaf, semoga untuk kedepannya tidak terulang lagi dan bisa memberi pelayanan yang lebih baik lagi amin,”.
Menghubungi bidan Noni hingga mendatangi klinik miliknya, dengan tujuan untuk menanyakankan bagaimana itikadnya atas keteledoran kliniknya, tukas Zaiman. Ternyata Noni menganggap masalah itu terlalu sepele dengan hanya kirim SMS saja. Bayi orang dibuatnya menderita hingga nyawa nyaris melayang tapi Noni cuma kirim SMS saja, sesalnya dengan geram.
Saya sendiri yang mengurus penyelesaian biaya administrasi persalinan hari itu ketika keluarga membawa bayi pulang. Saya yang meminta kwitansi bukti pembayaran biaya persalinan, hingga meminta kwitansi itu di stempel, namun pihak klinik tidak memberitahukan kelainan bayi tersebut. Maksud klinik Pratama Kasih Ibu itu kepada keluarga, ada apa? Ujarnya mempertanyakan.
Zaiman menilai sikap bidan Noni pemilik klinik Pratama Kasih Ibu tersebut benar-benar tidak berperikemanusiaan. Nyawa manusia nyaris melayang atas keteledorannya, namun cuman minta maaf lewat SMS kepada keluarga korban, sesalnya.
Nomor HP bidan Noni ketika dihubungi media ini juga tidak pernah aktif. Kendati kontak personnya sempat tersambungkan sehari sebelumnya, sayangnya ketika masalah itu langsung dipertanyakan, Noni tidak melanjutkan bicara dan langsung terdiam.
Dengan bahasa yang sama Noni mengirim di WA mengatakan, Selamat sore pak, Mohon maaf dalam pelayanan terhadap masalah kemaren, Saya sangat berharap cukup selesai sampai disini, dan kepala dinas kesehatan sudah mengetahui persoalan ini, sekali lagi saya meminta maaf. Semoga untuk kedepannya tidak terulang lagi, dan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, amin, tulisnya. (Sona)