Propinsi Jawa Timur, detikkasus.com, Blitar,-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar terus getol mengembangkan di sektornya, seperti yang mau digelar yaitu mengadakan pelatihan pemandu wisata yang diikuti oleh 30 orang. “Peserta pelatihan merupakan pemuda-pemudi terpilih perwakilan dari setiap kelurahan, Dari seluruh peserta diharapkan nantinya akan memiliki kemampuan untuk memandu wisatawan yang datang ke daerahnya, Hal ini juga sesuai dengan kebijakan Walikota Blitar untuk menjadikan Blitar sebagai tempat yang nyaman bagi wisatawan,”Terang Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata Indonesia, Andi Yuwono kepda detikkasus.com, Kamis (16/11/2017).
Lebih lanjut Andi, Pelatihan diadakan pada tanggal 7-10 November 2017 di Aula Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar mulai pukul 8 hingga pukul 2 siang. Beberapa materi yang diberikan antara lain terkait teknik kepemanduan, bahasa Inggris untuk pariwisata, keimigrasian, materi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia, pertolongan pertama saat terjadi masalah kesehatan, dan kebijakan pengembangan SDM di bidang pramuwisata Jawa Timur. Setelah mendapatkan materi, peserta pelatihan juga diajak untuk praktik langsung di beberapa lokasi wisata seperti Makam Bung Karno, Istana Gebang, Monumen PETA, dan Kampoeng Bathok Tanjungsari.
Selanjutnya pada tanggal 14 November diadakan ujian sertifikasi pemandu ekowisata dan agrowisata tingkat nasional program dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia yang di selenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi pariwisata nasional yang bekerja sama dengan Asosiasi desa wisata Indonesia (ASIDEWI) , EJEF dan AWAI jawa timur. Ujian ini terdiri dari ujian tulis, wawancara dengan assesor, dan praktik lapangan/ observasi demontrasi untuk menguji kemampuan pemandu wisata. Menurut Andi Yuwono, yang menjadi salah satu asesor dari LSP Parnas yang juga sebagai ketua umum ASIDEWI, sertifikasi profesi pemandu wisata sangat penting karena Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana setiap tenaga kerja yang tersertifikasi diharapkan memiliki kompetensi agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia. Sehingga pemerintah pusat mendorong pelaku industri wisata untuk mengikuti sertifikasi profesi.
Sementara itu menurut Indra, peserta pelatihan guide dari Kelurahan Rembang juga menyampaikan, pelatihan dan sertifikasi ini memberinya wawasan tentang pariwisata di Kota Blitar. Senada dengan Indra, Ade yang merupakan perwakilan dari Kelurahan Kepanjen Kidul, menyatakan bahwa pelatihan ini membuatnya lebih mengerti tentang dunia pramuwisata, mengenal potensi wisata di Kota Blitar, dan juga mengenal teman-teman baru yang juga memiliki minat di bidang pariwisata.
Menurut data dari Kementerian Pariwisata, pada tahun 2017 industri pariwisata telah menyumbangkan devisa terbesar kedua di Indonesia, karena jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia menembus 12 juta orang di tahun 2016. Bahkan diproyeksikan nantinya akan menjadi penyumbang devisa terbesar pertama mengalahkan industri kelapa sawit dan industri migas. Sehingga pembangunan SDM di bidang pariwisata terutama di daerah sangat penting dilakukan. Selain itu, pariwisata berbasis ekowisata mempunyai dua manfaat penting yang bisa menjadi solusi dari berbagai permasalahan sosial di Indonesia. Pertama, merupakan kesempatan emas bagi penduduk desa untuk menggerakkan perekonomiannya, sehingga bisa mengurangi angka urbanisasi dan mengurangi pengiriman buruh migran ke luar negeri. Kedua, pengembangan ekowisata juga bisa sebagai upaya untuk menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal di daerah. Serta bisa mewujudkan kampung wisata hebat dan bangsa bermartabat.(_rep/Anang Sastro).