Pemerintah diminta serius menyikapi tuntutan ribuan tenaga honorer Kategori 2 (K2) agar diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Propinsi Jatim – Kabupaten Ponorogo, detikkasus.com – Pemerintah diminta serius menyikapi tuntutan ribuan tenaga honorer Kategori 2 (K2) agar diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur dari Fraksi PAN mengatakan Pemerintah diminta tidak boleh mengabaikan masalah tersebut.

Hal itu dikatakan saat penyerapan aspirasi masyarakat dalam masa Reses II TA 2017 dengan DPD Gerakan Honorer Kategori 2 Indonesia Bersatu (GHK2-IB) Kabupaten Ponorogo bersama ratusan tenaga honorer K2 di Gedung PGRI Kabupaten Ponorogo, Jum’at (6/10/2017).

Baca Juga:  PEMBERIN BANTUAN ALSINTAN DAN PIP KE DESA KEMIRI.

Menurutnya, keinginan para tenaga Honorer K2 tersebut menunjukkan keseriusan mereka memperjuangkan aspirasinya. Apapun alasannya, tidak bisa ditunda lagi aspirasinya. “Itu harus menjadi perhatian serius jangan sampai pemerintah di mata publik menurun. Selama ini sudah banyak penuntutan dan tidak bisa menunda lagi jangan sampai ini jadi masalah politis,” kata Suli Da’im.

Baca Juga:  Sinergi ASIDEWI dan HMPI Membangun Pariwisata Indonesia Banyuwangi 13 November 2017.

Selain itu Suli juga mengatakan bahwa pihaknya juga ikut memperjuangakan nasib K2 melalui bantuan honor dalam APBD Jatim. Selain itu dia jyga menegaskan bahwa pengelolaan SMA/SMK menjadi tanggungjawab Provinsi. “Kedua, masalah tenaga honorer segera dituntaskan,” jelasnya.

Sedangkan Ketua DPD Gerakan Honorer Kategori 2 Indonesia Bersatu (GHK2-IB) Kabupaten Ponorogo, Ajun Prayitno sempat menjelaskan jika kesepakatan politik tenaga honorer K2 dengan Pemerintah dibatalkan sepihak pada 15 September 2015 dan
20 Januari 2016.

Baca Juga:  Bhabinkamtibmas Desa Kayuputih Sambangi Kadus di Desa Binaanya

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Ponorogo Prayitno juga mendesak kepada Suli Da’im untuk ikut membantu memperjuangkan aspirasi para tenaga honorer K2. Dia juga sangat prihatin karena honor para honorer K2 sangat minim dibandingkan dengan kuli bangunan. (MUH NURCHOLIS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *