Detikkasus.com | Pembatasan Di Tengah Pandemi Bukanlah Penghalang Untuk Tetap Ber Olahraga
Pada saat ini COVID-19 terus melanda ke seluruh penjuru dunia. Penularan yang cepat dari virus ini membuat pembatasan pergerakan manusia di seluruh dunia. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa selama menghadapi masa pandemi Covid-19 rata-rata masyarakat umum mengalami penurunan frekuensi aktivitas fisik, khususnya aktivitas olahraga selama menjalani karantina di rumah saja. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Panda (2020) menyebutkan bahwa dampak yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini adalah terjadinya peningkatan indeks massa tubuh pada pekerja kantoran yang disebabkan oleh kurangnya frekuensi dalam melakukan aktivitas olahraga. Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa kesenjangan yang ada dalam penelitian ini fakta mayoritas masyarakat di Indonesia mengalami kekurangan gerak fisik sebelum pandemi Covid-19. Hal ini beresiko diperparah dengan pola aktivitas belajar dari rumah yang beresiko membuat masyarakat mengalami sedentary lifestyle yang justru berbahaya di masa pandemi Covid-19.Hal ini membawa beberapa konsekuensi akibat perubahan kebiasaan perilaku hidup aktif menjadi lebih santai atau sedentary behaviour.
Kita saksikan beberapa orang di sekitar kita, dan mungkin kita juga termasuk yang mengalami peningkatan berat badan selama isolasi mandiri pada masa pandemi COVID-19 ini. Oleh sebab itu, praktis rekomendasi yang tepat untuk mengurangi risiko kenaikan berat badan di masa karantina mandiri adalah pentingnya mendapatkan jumlah tidur yang adekuat, hindari mengudap/mengemil setelah makan malam, penerapan pengekangan/restriksi diet, ubah mekanisme mengatasi stres, dan pertahankan kebiasaan latihan fisik/olahraga. Latihan anaerobik maupun aerobik memiliki efek menguntungkan pada metabolisme lipid. Latihan anaerobik telah terbukti memiliki pengaruh positif pada profil lipid. Keuntungan yang diperoleh dari latihan fisik berasal dari peningkatan curah jantung dan peningkatan kemampuan otot yang bekerja dan memanfaatkan oksigen dari darah. Manfaat lain dari latihan fisik adalah efeknya pada peningkatan kadar kolesterol HDL dan penurunan trigliserid, yang keduanya berakibat pada penurunan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Olahraga yang diperoleh adalah peningkatan sensitivitas insulin, peningkatan fungsi kognitif, peningkatan respons terhadap stres psikososial, serta pencegahan depresi. Manfaat-manfaat ini sungguh penting di masa pandemi COVID-19 ini, karena penurunan risiko penyakit kardiovaskuler dan metabolik tentunya akan menurunkan tingkat keparahan dari COVID-19 akibat adanya comorbid juga memperbaiki kualitas hidup pada umumnya. Olahraga rutin juga bermanfaat dalam memperbaiki kualitas tidur pada usia menengah dan dewasa tua, melindungi tubuh melawan COVID-19 dengan cara meningkatkan elemen-elemen imunitas tertentu (khususnya olahraga aerobik) yang memicu mobilitas limfosit, dan menurunkan tingkat keparahan penyakit. Meskipun begitu, intensitas olahraga yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan metabolisme tubuh. Intesitas yang terlalu tinggi harus dihindari, karena kondisi tubuh sedang dalam imunitas rendah dan sangat rentan terserang penyakit akibat latihan fisik yang dilakukan terlalu berat.