KETAPANG I Detikkasus.com -, Kuswadi (Kepala UPT KPH) menjelaskan bahwa PELATIHAN penting diberikan kepada Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), sebagai upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Yang mana SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan pengelolaan hutan. Sehubungan hal itu Yayasan Tropenbos Indonesia bersama UPT KPH Wilayah Ketapang Selatan menyelenggarakan PELATIHAN SISTEM PEMANTAUAN LAHAN GAMBUT.
Kegiatan pelatihan sistem pemantauan lahan gambut dilakukan selama tiga hari mulai hari Senin-Rabu tanggal 27-29 November 2023.
Narasumber/instruktur pada kegiatan pelatihan ini berasal dari BRGM dan Tropenbos Indonesia. Kegiatan pelatihan terdiri dari penyampaian teori bertempat di Hotel Borneo Ketapang dan praktek lapangan mengambil lokasi di Hutan Desa Sungai Besar. Peralatan sumur pantau dan aplikasi smart sebagai pencatatan hasil pengukuran dan pengamatan di lapang.
Selanjutnya Mulyadi sebagai perwakilan dari Tropenbos Indonesia menyatakan, Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 38 peserta yang merupakan perwakilan dari KPH Ketapang Selatan, LPHD Sungai Pelang, LPHD Sungai Besar, LPHD Pematang Gadung dan LPHD Pangkalan Telok, Tim Sapujagad Formad Lingkar. Selain itu kegiatan ini juga dihadiri oleh BRGM, Bappeda Ketapang, Manggala Agni Ketapang, BPBD Ketapang, Dinas Perkim LH Kabupaten Ketapang, Camat Matan Hilir Selatan, Kades Sungai Pelang, Kades Sungai Besar, Kades Pematang Gadung, Kades Pangkalan Telok, Tropenbos Indonesia, Mitra Pembangunan Ketapang, Sekber SPDA dan YIARI.
Materi pelatihan dipokuskan pada SISTEM PEMANTAUAN LAHAN GAMBUT, yang mana
restorasi lahan gambut sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan lahan gambut. Dengan tujuan untuk mengembalikan kebasahan dan kelembaban lahan gambut (rewetting), menamami kembali area bekas terbakar/lahan kosong (revegetation) dan peningkatan kondisi ekonomi masyarakat (revitalization). Namun demikian, kegiatan restorasi lahan gambut ini memerlukan upaya yang berkelanjutan hingga mencapai tujuan. Oleh karena itu, kegiatan restorasi ini perlu didampingi oleh kegiatan monitoring dan evaluasi untuk dapat digunakan sebagai penanda keberhasilan upaya restorasi dan pengelolaan lahan gambut yang sedang dilakukan. Salah satu kegiatan penting dalam kegiatan monitoring dan evaluasi adalah pemantauan kondisi lahan gambut, khususnya pencegahan karhuta.
Kegiatan pemantauan lahan gambut idealnya dilakukan secara berulang-ulang selama kegiatan restorasi dan pengelolaan lahan gambut, maka kegiatan pemantauan memerlukan sumberdaya yang cukup besar (biaya, tenaga dan waktu). Oleh karena itu partisipasi dan keterlibatan para pihak secara aktif sangat diperlukan. Namun demikian pelibatan berbagai pihak tanpa didampingi oleh suatu sistem yang terintegrasi akan mengakibatkan tumpang tindih kegiatan sehingga kegiatan pemantauan tidak menjadi efektif dan efisien.
Tropenbos Indonesia bersama UPT KPH Wilayah Ketapang Selatan memfasilitasi kegiatan pelatihan sistem pemantauan lahan gambut, hasil kegiatan pelatihan ini akan diimplementasikan di Kesatuan Hidrologi Gambut Pawan-Kepulu-Pesaguan. Sistem ini diharapkan dapat mengakomodasi kolaborasi dan sinergi para pihak terkait kegiatan pemantuan untuk mendukung kegiatan restorasi dan pengelolaan lahan gambut berkelanjutan.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan tujuan untuk :
Peningkatan kapasitas SDM pengelola hutan desa dan masyarakat lain yang berkepentingan dengan lahan gambut. Sebagai upaya sosialisasi pentingnya pemantaun lahan gambut dalam kerangka pengelolaan lahan gambut; Mengenalkan sistem pemantauan lahan gambut untuk pencegahan karhutla berbasis para-pihak yang sedang dikembangkan oleh Tropenbos Indonesia; Mendorong implementasi sistem pemantauan lahan gambut yang terintegrasi berbasis para pihak di KHG Pawan-Kepulu-Pesaguan; Dan melakukan ujicoba sistem pemantauan gambut di Hutan Desa Sungai Pelang, Hutan Desa Sungai Besar dan Hutan Desa Pematang Gadung.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove menyampaikan materi “Pemantauan lahan gambut dalam pengelolaan lahan gambut dan sistem pemantauan lahan gambut untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan”.
Sedangkan materi yang disampaikan oleh Tropenbos Indonesia yaitu: “Pengenalan teknis sistem pemantauan lahan gambut (metode pengambilan data); pengenalan aplikasi sistem pemantauan lahan gambut (SMART); Uji coba pemantauan di area hutan desa sungai pelang dan hutan desa sungai Besar; simulasi pengiriman data hasil pemantauan; pengolahan data hasil pemantauan secara sederhana, dan Sistem informasi hasil pemantauan lahan gambut.
Melalui pelatihan sistem pemantauan lahan gambut ini diharapkan peserta pelatihan mengetahui dan memahami pentingnya sistem pemantauan lahan gambut berbasis para-pihak dalam kerangka pengelolaan lahan gambut yang terintegrasi. Peserta pelatihan dapat menerapkan sistem pemantauan lahan gambut di tingkat lanskap, dan evaluasi awal terhadap desain sistem pemantauan gambut di hutan desa. Dengan meningkatnya pemahaman peserta pelatihan. Sebagai out come nya diharapkan sebagai langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan, dengan data real tinggi muka air gambut setiap interval waktu tertentu dari lahan pantau gambut.
(Hadysa Prana)