Detikkasus.com | Tuban – Patung Dewa Kong Co Kwan Sheng Tee Khoen milik Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Kwan Sing Bio Tuban yang berada di Jl.RE. Martadinata Kelurahan Karangsari Kabupaten Tuban itu tiba-tiba runtuh hanya menyisakan kerangka, Kamis (16/04/2020).
Patung raksasa yang dibangun sejak 2017 lalu itu terlihat di video yang beredar tampak runtuh sekitar pukul 10.00 WIB. Runtuhnya Patung Kong Co menarik perhatian masyarakat Tuban. Sebab, saat itu tidak ada hujan ataupun angin kencang. Apalagi, sebelumnya bangunan patung itu tampak sangat kokoh.
Patung setinggi 30,4 meter itu dibangun menelan anggaran Rp 2,5 miliar dan diresmikan oleh Zulkifli Hasan yang saat itu menjabat Ketua MPR, Saat itu, Patung Dewa Kong Co dinobatkan sebagai patung tertinggi di Asia Tenggara.
Patung ini sering jadi tempat wisata dadakan. Meski berstatus sebagai tempat ibadah, nyatanya setiap masa liburan klenteng yang menghadap laut ini selalu dipadati pengunjung.
Klenteng Kwan Sing Bio merupakan satu-satunya klenteng yang menghadap ke laut utara jawa ini Terdapat patung kepiting raksasa yang mengangkang di atas gapura menuju klenteng Kwan Sing Bio.
Klenteng Kwan Sing Bio merupakan tempat peribadatan Tri Dharma yang telah berusia ratusan tahun. Diperkirakan, klenteng ini telah ada semenjak abad ke 18
Kepala ritual di Klenteng Kwan Sing Bio,Hendra pada awak media mengisahkan kepiting melambangkan keberanian yang siap melindungi. “Tentu ada unsur kebaikan dalam lambang kepiting yang dipajang di klenteng ini , di sini, juga berdiri sebagai tempat pemujaan terhadap Kong Co , Kong Co berasal dari Dinasti Han. Nama aslinya Kwan Kong dan punya gelar Kwan Sheng Tee Khoen.” jelas Hendra.
Kong Co diperkirakan hidup pada zaman Sam Kok, sekitar abad ketiga Masehi. Karena jasanya pada kekaisaran saat itu, ia diberi anugerah oleh Kaisar Han. Kong Co kemudian menjadi sosok yang banyak dipuja sebagai dewa atas budi baik dan jasa-jasanya.
Di klenteng Kwan Sing Bio, selain melihat sisi menarik tempat peribadatan, pengunjung juga bisa mempelajari sejarah Tiongkok kuno. Hal ini bisa didapati pada beberapa sisi bangunan.
Tergambar jelas relief yang mengisahkan sejarah Tiongkok. Salah satunya kisah Pat Sien atau delapan dewa. Patung para tokoh dan ksatria Tiongkok juga berada di area klenteng ini sangat lengkap.
Selain fungsi utamanya sebagai tempat peribadatan, Bagi para penikmat legenda Tiongkok kuno, klenteng ini tentu tepat bila dijadikan rujukan dalam kunjungan.
“Dari kepiting raksasa hingga legenda Kong Co, ada nilai yang bisa dipetik, bahwa keberanian akan sangat berarti bila dipergunakan untuk melindungi dan berbuat kebajikan. Beranilah berbuat baik,” pesan Hendra.(imm/*red)