Detikkasus.com | Banyuwangi, Pasar Blambangan Banyuwangi Jadi Titik pertama kunjungan Cawagub Jatim Puti CuCu Bung Karno ini.
jadi titik pertama kunjungan cawagub Puti Guntur Soekarno, di Bumi Blambangan, Sabtu (27/1/2018).
Tiba di pasar tradisional tersebut, Puti langsung menyapa masyarakat yang ada di sana. Baik pembeli maupun pedagang.
“Selamat pagi ibu-ibu, sedang belanja apa,” sapa Mbak Puti sambil menyalami beberapa perempuan yang menenteng tas plastik isi belanjaan.
Didampingi beberapa pengurus PDI Perjuangan, PKB dan parpol pengusung lainnya, Puti menyapa pedagang di los-los pasar.
Tak ayal, pasar yang sebagian besar mengenal sosok cucu Bung Karno, pagi itu tampak meriah.
Banyak pengunjung pasar yang mengajak Puti berswa foto di stan-stan pasar.
Tak hanya pengunjung, pedagang pasar pun banyak yang mengabadikan dirinya bersama Puti lewat kamera HP.
Di sela aktivitas keliling stan pasar, Puti menyempatkan diri beberapa waktu mengajak ngobrol pedagang, seperti pedagang tembakau, pedagang sembako, grabah, pakaian, dan penjual makanan.
Topik obrolan pun bermacam, mulai soal harga, ketersediaan bahan, penghasilan pedagang, hingga bagaimana hasil jualan mereka bisa menopang ekonomi keluarga.
Di Warung Mbak Noer dekat akses keluar Pasar Blambangan, Puti sempat ngobrol agak lama.
Kepada Puti, Mbak Noer mengatakan, hasil jualan dari warungnya bisa menambah ekonomi keluarga.
“Tadi Mbak Noer menyampaikan, hasil jualannya lumayan untuk kebutuhan keluarga, seperti bisa untuk membiayai sekolah anak-anaknya dan kebutuhan lainnya,” kata Puti.
Di Warung ini, Puti pun menikmati sarapan Nasi Tempong.
Puti mengaku baru kali ini menikmati Nasi Tempong, kuliner khas Banyuwangi.
Selama ini, dia sudah mendengar nasi Tempong atau warga setempat menyebutnya Sego Tempong.
Meski demikian, Puti belum pernah mencicipi menu nasi yang terdiri dari sepiring nasi panas, sayuran rebus plus gorengan tahu, tempe, ikan asin, dadar jagung, dan yanf khas Tempong, sambal mentah super pedas.
Sedangkan pilihan lauknya bisa berupa: ayam, empal,ikan laut, telur, aneka sea food, jeroan, pepes, botok tawon, lele, jeroan dll.
“Ternyata bener, pedesnya nggigit banget itu,” ujar Puti.
Soal pasar yang dikunjungi hari ini, Puti menyatakan masih cukup baik sebagai pasar tradisional.
Meski demikian, kata Puti, perlu juga dilakukan revitalisasi, agar meski pasar tradisional, Pasar Blambangan tetap bisa membuat kerasan pembeli dan membuat mereka tetap belanja di pasar tersebut.
“Pasar tradisional saya dukung keberadaannya. Harus dipertahankan, meski sekarang makin banyak pasar moderen,” tegasnya.
Sebab, jelas Puti, hal ini sebagai bagian dari komitmen ekonomi kerakyatan pasangan Gus Ipul-Mbak Puti.
Di pasar tradisional lah, selain pusat ekonomi rakyat, masyarakat dari bermacam elemen bisa bertemu, berinteraksi merajut keberagaman, dan merajut toleransi.
Apalagi, banyak pedagang yang dari kalangan bawah ini memang menggantungkan ekonomi keluargnya dari berjualan di pasar tradisional.
Hal ini Puti ketahui setelah mengajak ngobrol beberapa pedagang. Yakni mereka sudah ada yang berjualan puluhan tahun, bahkan turun temurun di Pasar Blambangan,”ungkapnya (ZEEY/HER)