Tidak sedikit kebanyakan orang tua yang menuntut putra-putrinya yang sudah dewasa untuk berbakti kepada orang tua
Tetapi terkadang dia sendiri tidak paham bahwa, Adapula sebutan bagi orang tua, ayah maupun seorang ibu yang durhaka kepada anaknya
Apabila seorang anak durhaka kepada orang tua, maka nasib hidupnya sia-sia
Begitupun orang tua, apabila durhaka kepada anaknya, Maka jangan salahkan anak bila kelak ia tidak berbudi keoada orang tuanya
Di jaman sekarang banyak fenomena kisah kehidupan yang mencengangkan banyak orang
Terutama ada pula seorang ibu, yang menjual anak nya kepada laki-laki hidung belang untuk kehidupan dunia nya
Adapula seorang ibu yang hanya mencari simpatisan orang lain, mengajak anak untuk mengemis
Adapula seorang ibu yang menyewakan anaknya untuk di ajak mengemis bagi sesama pengemis
Adapula seorang ibu yang memaksa anaknya untuk menjalin hubungan dengan laki-laki yang terlihat kaya
Memaksa kehendak anak untuk menikah dengan orang kaya, dan Tidak melihat dari segi Akhlaq maupun Agamanya
Adapula seorang ibu yang hidupnya menjanda akhirnya hidup dengan laki-laki lain yang kehidupan nya tidak jelas, hingga menuntut anaknya bekerja keras dan hasil dari keringat anaknya di habiskan dengan laki-laki lain
Yang berkesan memeras hasil keringat anak untuk menghidupi laki-laki lain, selain dari ayah kandungnya
Islam paling depan menyuarakan perlindungan dan kasih sayang terhadap mereka
Sebagaimana yang dicontohkan Rosululloh saw terhadap Anaknya, Cucunya, bahkan Anak para sahabatnya.
Beliau bersabda :
“Man laa yarham laa yurham”
Siapa yang tidak mencintai maka dia tidak dicintai.
(HR. Muslim)
Diriwayatkan pada masa Umar bin Khottob ada seorang ayah yang menyeret putranya untuk dihadapkan kepada Amirul Mukminin.
Di depan Umar, orang tua itu mengadukan kelakuan putranya yang tak mau menghormati dan durhaka padanya.
“Mohon nasehati dia, wahai Amirul mukminin..!” kata orang tua itu.
Umar lalu menasehati anak lelaki itu.
“Apa kamu tidak takut kepada Tuhan mu, sebab ridhonya tergantung ridho orang tuamu
” Tak disangka-sangka anak itu berbalik tanya:
“Wahai Kholifah..!
Apa di samping terdapat perintah anak berbakti kepada orang tua, terdapat juga ajaran orang tua bertanggung jawab kepada anaknya?”
Umar bin Khottob menjawab:
“Ya, benar ada..!
Seharusnya seorang ayah Menyenangkan dan Mencukupi nafkah istri sekaligus ibu dari Putra-Putrinya
Memberikan nama yang baik kepada putra-putrinya, serta mengajari putra-putrinya Al-Quran dan Ajaran agama lainnya.”
Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak laki-laki itu membalas:
“Jika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku..?!
” Demi Alloh, ayahku tak sayang kepada ibuku yang diperlakukan tak ubahnya seorang hamba sahaya.
Sekali-kalinya dia mengeluarkan uang untuk ibuku, sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku.
Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik:
Aku dinamai ayahku dengan nama “Juala” (Jadian).
Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun..!”
Seketika itu Umar bin Khottob berpaling
Matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata:
Umar segera memandang orangtua itu dan berkata, “Engkau datang mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu.
Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”
“Kalau begitu bukan anakmu yang durhaka..
Tetapi kamulah orang tua durhaka..!”
Jadi, ayah yang durhaka tanda-tandanya adalah :
(1) tidak menyayangi secara lahir-batin istri yang menjadi sumber belajar pertama kali anak kandungnya
(2) berkata kasar dan tidak memanggil putra-putrinya dengan sebutan yang baik
(3) tidak mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang baik dan bermanfaat untuk masa depan mereka.
Jadi
Ibnu al-Qayyim al-Jauzi dalam kitab “Tuhfat al-Maudud” juga pernah berkata:
“Barangsiapa menyia-nyiakan pendidikan yang berguna untuk masa depan anaknya dan putra-putrinya dibiarkan begitu saja
Maka sungguh dia menjadi orang tua yang paling merugi.
Kebanyakan anak menjadi rusak moralitasnya disebabkan faktor orang tua yang menyia-nyiakan pendidikan anaknya.
Akibatnya anak itu tak berkembang akal pikirannya dan tak mendatangkan manfaat di masa depannya untuk kedua orangtuanya.”
Oleh sebab itu, sebagai orang tua,seorang ibu, terutama ayah
Sepatutnya mencurahkan pikiran, tenaga, dan finansialnya, dunia pendidikan secara Foralmaupun Agamanya untuk masa depan Dunia-Akheratnya
Berapa banyak yang dicurahkan orang tua untuk putra dan putrinya
Semua adalah bernilai sedekah dan akan di lipat gandakan oleh Alloh SWT.
(AR)