Nelayan Cirebon Sulit Berlabuh

Cirebon l Detikkasus.com – Nelayan yang berada di Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, kesulitan untuk berlabuh ke daratan.

Akibat adanya tumpukan sampah di muara, sehingga membuat ikan hasil tangkapan turun mutunya.

“Sampah sangat banyak menumpuk, sehingga kami sulit mendaratkan segera ikan hasil tangkapan, karena harus menunggu air pasang,” kata Ketua Nelayan Samadikun, Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon Sofyan di Cirebon, Kamis (23/9/2021).

Baca Juga:  Kesadaran Masyarakat Kota Putussibau Membuang Sampah Pada Tempatnya Meningkat Tahun 2018

Ia mengatakan selain kesulitan mendaratkan hasil tangkapannya, para nelayan juga terhambat ketika akan mencari ikan, karena harus menunggu air pasang terlebih dahulu.

Kondisi tersebut, kata Sofyan, hampir terjadi tiga tahun lamanya, di mana sampah menumpuk di muara, dan bahkan sepanjang garis pantai sejauh satu hingga dua kilometer.

Tumpukan sampah itulah, lanjut Sofyan, membuat perahu nelayan sulit untuk berlabuh dan keluar, sehingga mengakibatkan hasil tangkapan turun mutu dan harga murah.

Baca Juga:  Yayasan Jantung Indonesia Cabang Kota Cirebon Gelar Senam Massal Dan Pelantikan KJS Se-Kota Cirebon

“Kalau kita harus menunggu air laut pasang itu sampai empat jam lebih, sehingga hasil tangkapan ikan kami turun mutu dan harga lebih murah. Yang biasa dijual Rp50 ribu, jika sudah turun mutu hanya dihargai Rp30 ribu,” tuturnya.

Sementara Lurah Kesenden, Kota Cirebon Rulianto mengatakan, kondisi menumpuknya sampah hingga mengganggu para nelayan untuk melaut itu sudah lebih dari tiga tahun.

Baca Juga:  Penyebab Kematian Ratusan Burung Pipit di Cirebon

Sehingga setelah para nelayan mengadu, Pemkot Cirebon langsung bergerak dan meminta bantuan BBWS Cimanuk-Cisanggarung, untuk melakukan pengerukan.

“Sampah di sini tebalnya lebih dari 1,5 meter, dan sudah terjadi sejak lama, ini dikarenakan kiriman sampah dari hulu sungai,” katanya. (Sadi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *