Oleh: Annisa Dyahfera Sabillah Unversitas Muhammadiyah Malang Jurusan Manajemen.
Detikkasus.com | Indonesia merdeka di atas perjuangan para pahlawan dengan jiwa nasionalisme tinggi dan persatuan rakyat Indonesia. Hal tersebut harus mampu ditanamkan terhadap generasi milineal saat ini.
Generasi milineal harus siap menjadi pemimpin untuk mengubah sistem pemerintahan dengan mengedepankan rasa kejujuran dan intergritas. Seorang pemimpin ada yang memimpin sesuai dengan watak dan gaya hidupnya sendiri. Ada juga pemimpin yang bergantung terhadap keputusan orang lain. Sangat wajar jika hal tersebut melekat dalam diri seorang pemimpin, karena sejatinya seorang pemimpin adalah yang memiliki pengaruh terhadap rakyatnya. Kita semua harus bisa mengejar apa yang kita inginkan baik menjadi seorang pemimpin, akademisi, praktisi, ilmuan, budayawan dan sebagainya
Perlu diakui memang luasnya spectrum perspektif nasionalisme ini ternyata berdampak pada lebih banyaknya pemuda lebih mementingkan dirinya ketimbang Negara. Mereka hanya menganggap dirinya “numpang” hidup di suatu wilayah tanpa ada tanggung jawab untuk menjaga dan membela Negara nya. Permasalahan ini tentu harus diselesaikan dengan membangun jiwa Negarawan diantara para pemuda yang nantinya akan jadi agen pengubah bangsa di masa yang akan datang.
Perlu dikembangkan adanya suatu proses pendidikan dan pembudayaan sejak sekolah dasar. Dimana pendidikan kewarganegaraan tidak hanya sebagai mata pelajaran yang lepas lalu saja. Akan tetapi, menjadi sebuah mata pelajaran untuk “mendoktrin” jiwa Negarawan diantara para pelajar di Indonesia. Cara ini terbukti sukses di Republik Rakyat Cina, dimana ada mata pelajaran khusus untuk menanamkan semangat komunisme. Sehingga di masa yang akan datang akan timbul suatu kecintaan mendalam terhadap Negara Indonesia.
Bentuk dari pembuktikan rasa Nasionalisme kini tentu berbeda dengan para pejuang kita di masa lalu. Pejuang kemerdekaan dan revolusi lebih banyak mengedepakan perjuangan fisik sebagai bentuk Nasionalisme. Atau saat pejuang reformasi melawan rezim, pergerakan dengan mobilisasi massa menjadi pilihan untuk menumbangkan rezim yang memimpin secara tidak adil.
Masa kini adalah masa globalisasi informasi dan kompentensi. Sudah sewajarnya pembuktian Nasionalisme dilakukan dalam bentuk karya nyata dan prestasi yang mampu menjadikan sebuah Inspirasi bagi banyak orang. Mengejar prestasi secara akademik dengan pembuktian hasil yang memuaskan merupakan bentuk Nasionalisme jika diiringi dengan semangat inovasi dan kreatifitas untuk mengembangkan masyarakat. Mahasiswa kini dituntut mampu membuat karya nyata yang bisa bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak. Mahasiswa tidak boleh lagi berpikir tentang pekerjaan apa yang akan didapatkannya setelah lulus, akan tetapi mahasiswa dituntut untuk berpikir keras agar mampu membuka lapangan pekerjaan untuk kesejahteraan masyarakat banyak. Disinilah peran mahasiswa masa kini dan masa depan, dimana mampu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan masyarakat, mampu membangun opini positif di masyarakat dan mampu menginspirasi masyarakat agar memiliki suatu perspektif positif terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik.
Akan tetapi sekarang rasa nasionalisme dan kebangsaan sebagian besar darikita telah memudar, memudarnya rasa cinta terhadap tanah air ini dilihat minimnya pemahaman mahasiswa akan nilai-nilai budaya. Mahasiswa sekarang lebih cenderung mengikuti budaya barat yang sangat jauh perbandingannya dengan norma dan adat istiadat bangsa Indonesia.
Penyebab utama dari memudarnya semangat nasionalisme dan kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan oleh sikap kurang baik dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat. Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin dan rasa tanggungjawab terhadap suatu apapun. Dikarenakan hal tersebut sekarang ini banyak mahasiwa yang telah kehilangan rasa nasionalisme pada dirinya.
Salah satu hal sering terlupakan pula oleh banyaknya mahasiswa saat ini adalah bagaimana bertindak selayaknya menjadi bagian dari bangsa yang sangat kaya dengan keragaman indah serta dikenal oleh seluruh dunia. Kurangnya kesadaran yang ditanamkan oleh mahasiswa mengenai kekayaan alam Indonesia membuat mahasiswa lebih condong memakai dan membanggakan produk-produk luar negeri. Hal tersebut jelas saja membuat semangat nasionalisme kebangsaan dalam diri masyarakat Indonesia perlahan-lahan luntur dan hilang terbawa zaman. Jika tetap dibiarkan seperti itu, budaya dan kekayaan yang bangsa kita miliki dapat hilang dengan mudah serta berkurangnya semangat nasionalisme yang seharusnya dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Menghargai dan mencintai produk dalam negeri merupakan salah satu wujud nyata dari rasa nasionalisme seseorang kepada bangsa dan negaranya. Hal tersebut harus diwujudkan oleh seluruh mahasiswa agar setiap dari kita dapat menyadari bahwa rasa cinta dan bangga terhadap tanah air dapat dibuktikan dari hal terkecil sekalipun. Membangkitkan rasa patriotisme dan nasionalisme kebangsaan tidak hanya dilakukan dengan hal-hal yang bersifat kaku dan idealis melainkan dengan kebanggaan terhadap hasil-hasil kekayaan dari seluruh Indonesia. Sikap tersebut sudah sangat mencerminkan nasionalisme kebangsaan yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia agar masyarakat dapat lebih mengenal bangsanya yang kaya dengan budaya dan hasil-hasil alam.
Segala hal akan dihasilkan dari kekayaan alam Indonesia merupakan kebanggaan sampai ke seluruh dunia. Perlu disadari oleh mahasiswa adalah hasil kekayaan alam Indonesia yang tidak kalah dengan hasil dari Negara lain. Barang dan produk yang Indonesia hasilkan mempunyai mutu dan kualitas bagus yang sudah diakui beberapa Negara di dunia karena memang merupakan hasil alami dari dalam negeri. Memakai dan mengembangkan produk dalam negeri merupakan wujud cinta terhadap tanah air dan salah satu cara meningkatkan rasa nasionalisme kebangsaan. (***).