NASIB WARGA PETANI KELAPA KUALA KAMPAR HINGGA HARI INI BELUM ADA YANG PEDULI

Detikkasus.com | Pelalawan-Riau. Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, dengan jumlah penduduk hampir 20 ribu jiwa dikenal dengan suku melayu. Jawa. Bugis. Padang dan Cina, di Kecamatan ini sejak dulu warga masyarakatnya hampir 80% penduduknya bersumber kehidupan sehari hari sebagai petani kelapa dan bertanam padi, ketika media ini memantau tentang kehidupan para petani kelapa di Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan saat ini sungguh memprihatinkan diakibatkan harga kelapa anjluk dari harga rp 2000 per butir menjadi rp 600 per butir (kotor) hal ini berjalan sudah sejak lama belum ada satu pun pihak yang terkait ambil alih memgatasi nasib para petani ini.

Alok, warga masyarakat Desa Tanjung Sum, ketika bincang bincang kepada media ini dikediaman nya belum lama ini dia mahjuga salah seorang pembeli kelapa sejak lama mengatakan, “harga kelapa ini sudah hampir 6 bulan lama nya belum ada tanda tanda kelapa naik harga, saya juga heran di Kuala Kampar saya rasa jatuhnya harga kelapa yang selama ini saja sudah menimbul keresahan di masyarakat petani kelapa, tidak adanya lapangan kerja lain yang harus dikerjakan, selain kerja kelapa, seperti kerja tanam padi itu modalnya dari hasil kelapa, coba dinaangkan kata Alok, dengan harga kelapa rp 600 perbutir harga kotor itu benar membuat nasib petani kelapa tidak bisa berbuat banyak, mau mengadu kemana dan kepada siapa.  Yang lebih parah nya lagi di Kuala Kampar bisa terjadinya gagal panin padi tahun ini kerna kerja ladang biaya sebagian petani kelapa ngutang sama pembeli kelapa sementara kemampuan kita sebagai pembeli juga terbatas membantu, sebab semua keperluan biaya hidup mereka sehari hari hingga biaya anak kuliah luar daerah semuanya dengan hasil kelapa tidak ada biaya lain selain dari hasil kelapa terutama bagi para petani kelapa terutama masyarakat petani kelapa Desa Tanjung Sum Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.

Baca Juga:  PWI Aceh Dan Beberapa Lembaga Lainnya Dukung Penegakan Hukum Kolaboratif Polri Dalam Penanganan TPPM Pengungsi Luar Negeri

Acuk warga labuan bilik Kecamatan Teluk Meranti, salah seorang pengambil tambang kelapa yang muatan kapal lebih kurang 35 ribu butir untuk diantar ke PT Pulau Sambu Kecamatan Kateman Inhil yang parah nya kelapa kami baru dibongkar mencapai satu minggu lama menunggu antrean nya sampai giliran nya kekita oleh pihak perusahaan,  sehingga  kelapa kami didalam kapal yang semulanya ahirnya banyak yang rusak setelah dibongkar keperusahaan ternyata apkir kalau pun lakaupun laku tetap dieli dengan yang lebih murah, kami pernah minta tolong secara baik baik minta tolong kepihak perusahaan karna kami sudah satu minggu menunggu giliran kami minta dibongkar cepat apa dibilang meneger perusahaan kepada kami bawa aja pulang kelapa kamu, seolah kelapa yang dari Kuala Kampar dan Teluk Meranti dianggap oleh pihak perusahaan tidak membutuhkan kelapa dari kita dan lagi ahir ahir ini kelapa kita sering mendapat nilai lokal atau nilai B dibayar dengan harga murah, kasian sekali melihat yang punya kelapa kalau sudah semacam ini yang terjadi seolah kita sebagai petani kelapa mau lari kemana mengadu nasib terutama bagi petani kelapa.  memang sudah seharusnya pemerintah mengambil sikap tegas mangatasi hal semacam ini agar hasil para petani kelapa terbantu buat peningkatan ekonomi bagi petani kelapa.

Baca Juga:  Hari Sumpah Pemuda, Cabup Ipong Ajak Kaum Milenial Jaga Persatuan dan Kesatuan

Acuk menambahkan, kami sebagai masyarakat petani kelapa,  “berharap dan bermohon kepada pemerintah Kecamatan. Kabupaten baik propinsi maupun pusat, tolong perhatikan kami nasib para petani kelapa di Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau Acuk mengahiri.  (Tambi)

Baca Juga:  Polsek Pulau Panggung Bekuk Pelaku Curat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *