Labuhanbatu I Detikkasus.com – Ada rumor berhembus dengan sangat kencang, “Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Labuhanbatu, saat Penerimaan Rapor kuat dugaan oknum guru pendidik mintak salam berisi, atau salam tempel pakai amplop berisi uang, sebagai tanda terimakasih karena guru sudah berhasil memberi ilmu kepada siswa/i,”. Minggu (26/06/2022).
Nara sumber mengatakan Kalau penerimaan Rapor itu setahu saya pada Hari Sabtu Tanggal 25 Juni 2022. “Yang bikin saya heran di MIN itu ada tulisan sepanduk menolak gratifikasi, tapi mengapa para guru pendidiknya minta uang dalam amplop”, sebut sumber.
Kencangnya rumor tersebut akhirnya awak media meminta tanggapan kepada, Buk Israwati S.Pd. Kepala MIN 4 Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara. “Seakan tersentak kaget dan menyebut, Astagfirullahalajiim tidak betul itu pak, sudah saya tanyak pada semua guru dan ini kata semua guru”.
“Ngak betul itu buk tidak ada kami menghimbau, pada siswa/i untuk bawa uang terimaksih. Dari dulu setahu saya kami tidak berani untuk meminta uang kepada anak didik buk”. Sebut buk Israwati saat menyampaikan informasi yang ada dari semua guru pendidik”.
Setelah awak media mengetahui rumor tersebut bertolak belakang dengan, apa yang didapat dari Kepala Sekolah. Tanpa pikir panjang awak media langsung menyampaikan informasi tersebut kepada nara sumber dan katanya.
“Mereka sangat pandai bersilat lidah padahal para guru MIN 4 menyuruh, pada murid memberi uang dalam amplop. Semua mereka pandai bersilat lidah, apa yang saya katakan benar adanya”. Sebut sumber
Kemudian tidak terlalu lama langsung awak media mengabari, informasi tersebut kepada buk Israwati S.Pd. “Akan tetapi ada hal yang ganjil atau terbilang aneh sebab. Kabar terakhir sampai saat ini tetap ceklis satu”.
Kuat dugaan nomor kontak whatsAAp awak media sudah diblokir, dari handphone buk Israwati S.Pd”. Dan hingga akhirnya kabar ini dikirim ke Redaksi.
Menyikapi dugaan terblokir whatsAAp, sampai menyikapi rumor salam berisi ketika mengambil rapor, atau dugaan mintak salam tempel pakai amplop berisi uang, sebagai tanda terimakasih karena guru sudah berhasil memberi ilmu kepada siswa/i.
Akhirnya awak media singgah disalah satu Pakter Tuak yang ada dilingga tiga, salah satu pengunjung pakter tuak berkata. “Kalau istilah salam tempel atau uang tanda terimakasih, khususnya di MIN 4 Labuhanbatu bukan bentuk rahasia lagi”.
Soal uang amplop itu sudah mendarah daging hingga sulit untuk dihilangkan, lagian apa ada pelaku maling yang siap mengakui perbuatannya. Rasanya beratlah ada maling yang langsung mengakui perbuatan jika sebatas wartawan yang mengkonfirmasinya.
“Sedangkan di hadapan penyidik saja pun, masih banyak maling yang tidak siap masih enggan, untuk mengakui perbuatannya apa lagi jika sebatas terhadap wartawan yang mengkonfirmasi nya. Biasanya maling itu bisa mengakui perbuatan jika sudah press diruangan dingin dan banyak caralah”.
“Kalau mengenai logo integritas tolak gratifikasi yang ada di sepanduk sekolah MIN, itukan sebatas permainan politik mereka bagi yang punya kekuatan, hingga kekuasaan sebagai kapasitas memainkan semua anggaran”.
“Satu contoh kecil cobalah lae cek berapa sebenarnya, harga sepanduk yang dianggarkan mereka dengan harga miring yang ada dipercetakan. Cek laelah aku iyakin pasti perbedaannya dan dari situkan bisa kita pahami sehingga sulit penggunaan anggaran mau transparan”.
Sambil meminum sisa tuak yang ada di gelasnya nara sumber mengatakan, “Kuat dugaan gelar atau titel yang ada pada kepala sekolah dia dapat dari salah satu percetakan, atau tidak murni dia dapat dari bangku kuliah salah satu perguruan tinggi”.
“Kalau ada orang yang duduk bertahun-tahun di bangku kuliah perguruan tinggi, biasanya ilmunya itu akan mampu mengemban bentuk amanah, yang ada pada jabatannya hingga sampai terhadap memaknai gelar/titel -nya”.
Mengenai logo atau integritas tolak gratifikasi yang ada di sepanduk MIN 4 Labuhanbatu itukan, sebatas mirip permainan politik yang cuap-cuap saja. Padahal setiap ada kesempatan pasti mereka telan saja sebab, tidak akan pernah bisa terpidana pelaku gratifikasi khususnya di labuhanbatu ini.
Nalarnya berfikir begini, “Dari mereka untuk mereka juga -nya, apa mungkin mereka saling gesek-gesekkan hanya karena rumor gratifikasi”. Enaknya lagi ngomong begini, “Mainkan mainmu kumainkan mainku, nanti kalau ketahuan kita berpura-pura ribut yang penting kita bisa kenyang”.
Sekedar saran dan semoga dibaca pelaksana otonomi daerah, “Ada baiknya sepanduk hingga integritas tolak gratifikasi yang ada di MIN dibuka saja, sebab MIN itukan dikenal sangat tinggi untuk mendidik anak bangsa dibagain agama”. Dari sisi pandangan saya MIN itu belum murni siap menolak gratifikasi jika rumor nya seperti ini.
Dengan adanya sepanduk tolak gratifikasi diwilayah sekolah tersebut, kuat dugaan “MIN itu merasa paling bersih dari pungli hingga bentuk gratifikasi, padahal faktanya masih seperti cerita hewan kucing, yang tidak siap untuk menjauhkan dirinya dari lokasi panggang ikan” Sebut nara sumber.
Wali siswa mengatakan, dua hari sebelum siswa MIN menerima rapor, anak saya menyampaikan kabar. “Katanya mereka akan menerima Rapor dan guru mintak salam berisi, atau salam tempel pakai amplop berisi uang”.
“Sebagai tanda terimakasih karena guru pendidik sudah berhasil memberi ilmu kepada anak saya dan itu sebagai tanda terimakasih. Seiring putaran waktu kemudian satu hari lagi akan menerima rapor, anak saya juga menyampaikan kabar bahwa gurunya mintak uang salam dalam amplop”. Sebut wali siswa
● J. Sianipar