Konawe – Sultra | Detikkasus.com – Pada awalnya Safrudin hanyalah seorang petani sawah biasa dengan 5 Ha sawah miliknya yang digarapnya sehari-hari.
Namun setelah menyaksikan pemerintah Desa Puundombi, Kec. Tongauna Utara, (saat itu masih Kec. Tongauna), Kab. Konawe, Sultra tidak terlalu memperhatikan sarana dan prasarana bagi petani, dengan niat mensejahterakan petani maka pada Pilkades Tahun 2013, atas desakan tokoh-tokoh masyarakat saat itu, ia memutuskan maju menjadi salah satu kandidat Calon Kepala Desa dan akhirnya terpilih sebagai peraih suara terbanyak.
Berasal dari keluarga yang berlatar belakang pemimpin, sejak dahulu kakek moyang Safrudin adalah memang keturunan Kepala Desa di Puundombi dari garis keturunan ibunya. Hal inilah yang kemudian mendorongnya untuk mantap memilih jabatan politik tersebut.
Kini setelah terpilih kembali pada Pilkades Serentak Desember 2019 untuk Periode Ke-II, dan dilantik tanggal 10/02/2020, Safrudin semakin giat membangun berbagai infrastruktur untuk kemajuan petani di desanya.
Namun, meski menjadi seorang kepala desa, dia tetap saja seorang petani tulen yang turun sendiri ke sawah untuk menggarap lahan persawahannya, tentu saja setelah tugas utamanya melayani masyarakat tertunaikan.
Ditemui di kediamannya, Kamis 3/7/2020 sekitar pukul 14.30 Wita, Safrudin tengah bersiap turun ke sawah untuk melanjutkan pekerjaannya menyemai benih padi di sawahnya yang terbilang luas untuk ukuran warga setempat.
“Dari 20 desa di Kec. Tongauna ini (kini mekar menjadi Kec. Tongauna Utara-red), Desa Puundombi ini adalah desa dengan areal persawahan terluas, yaitu sekitar 600 Ha lebih. Dan hebatnya lagi, dari 175 KK yang mendiami desa ini, 100% pekerjaan mereka adalah petani,” katanya membuka percakapan dengan Detikkasus.com.
“Saya sendiri dengan mengolah sawah seluas 5 hektar, saya bisa menghasilkan 100 juta rupiah bersih permusim panen,” lanjutnya bangga.
Ditanya soal sarana/prasarana apa saja yang telah dibangunnya selama menjabat sebagai kepala desa, lebih jauh Safrudin mengatakan:
“Di Tahun 2018 kami membangun bendungan lengkap dengan saluran tersier irigasinya sepanjang 200 meter dan lebar satu meter dengan anggaran 438 juta rupiah bersumber dari DD Tahun 2018. Bendungan ini sangat bermanfaat sekali untuk mengairi kurang lebih 100 hektar sawah yang belum terairi saat itu. Alhamdulillah sekarang sudah maksimal hasilnya dengan hasil panen antara 7 sampai 8 ton gabah kering perhektar perpanen.”
Saat ditanya soal program tahun ini kaitannya dengan penanganan Covid-19 dan program Padat Karya Tunai lainnya, Safrudin menguraikan kalau penerima BLT DD sudah mendapatkan haknya.
“Ada 81 KK penerima BLT DD di Desa Puundombi ini. Dananya sudah kami serahkan dalam dua tahap sejumlah masing-masing 1 juta 200 ribu rupiah per KK. Adapun di Tahun 2020 ini, kami mendapatkan kucuran Dana Desa sebesar 720 juta rupiah. Selain untuk penanganan Covid-19, kami juga memprogramkan pengadaan lampu jalan sebanyak 120 titik yang menyebar di setiap ruas jalan utama desa ini maupun lorong-lorongnya dengan jarak yang seragam, yaitu 25 meter pertitik tiang lampu biar rapi keliahatan,” ujarnya.
“Demi menerangi lampu jalan tersebut, kami programkan juga pembelian KWH sebanyak 3 unit.
Dari hasil musyawarah bersama BPD dan seluruh warga, kami putuskan untuk membayar iuran sebesar 5000 rupiah untuk pembelian pulsa listrik dan perawatannya kalau terjadi kerusakan, misalnya balonnya putus atau kalau ada kerusakan lainnya,” pungkasnya.
(*ARIFIN, SE*)