Aceh |Detikkasus.com -Meski mendapatkan penolakan dan protes keras dari berbagai elemen masyarakat di aceh timur, diduga sejumlah aparat desa tetap kukuh melaksanakan kegiatan studi tiru ke Bandung. Bahkan tanpa adanya larangan dari pemerintah kabupaten aceh timur.
Jelas terlihat para aparat desa tersebut mengabaikan kondisi masyarakat di desanya yang masih banyak hidup dalam kondisi penuh kekurangan, diduga dengan menggelontorkan dana desa Rp.15 juta per aparat desa yang berangkat ke kota model itu.
“Satu orang bayar sekitar Rp. 15 juta untuk ke Bandung,”ungkap salah seorang aparat desa yang mengaku sebenarnya tak setuju dengan berbagai kegiatan menghambur – hamburkan dana desa tersebut beberapa waktu lalu kepada kalangan awak media online ini secara tergabung.
Dengan isu atau alasan dipaksa oleh oknum tertentu untuk menggunakan dana desa di luar desa, bahkan sejumlah aparat desa tersebut telah bertahun – tahun menyetorkan dana desa dalam setiap kegiatan kepada para oknum yang disebut sebagai panitia acara, yang diduga dimotori organisasi tertentu di aceh timur secara diam-diam.
“Ya, sebenarnya bukan kehendak aparat desa ini, karena terpaksa, karena katanya kalau enggak ikut bisa diperiksa, ” ujar aparat desa lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya itu, bahkan pengakuan seperti itu pun mulai berseliweran di medsos.
Namun anehnya para aparat desa tersebut tidak menjelaskan siapa sebenarnya yang menggorganisir dan memaksa mereka untuk ikut setiap kegiatan bimtek, bahkan jalan-jalan ke bandung.
Di sisi lain, aparat penegak hukum di aceh timur bahkan di aceh, diduga telah bertahun – tahun melakukan pembiaran atas segala bentuk upaya pengghambur-hamburan dana desa secara misterius itu.
Sementara panitia setiap kegiatan yang diduga menghimpun miliaran dana desa secara misterius itu, tak pernah muncul untuk mempublikasikan kegiatan dan rincian aliran dana dari setiap kegiatan yang diselenggarakan itu.
(Pasukan Ghoib/Team)