Artikel | Detikkasus.com – Era new normal ini adalah era dimana masyarakat sudah mulai beraktivitas normal kembali tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Adanya pandemi corona tak dipungkiri berdampak besar pada dunia usaha. Tak sedikit perusahaan-perusahaan besar yang terpaksa gulung tikar. Akibatnya, banyak pekerja-pekerja yang harus menerima nasib kehilangan pekerjaan. Namun, di tengah bencana yang melanda selalu ada secercah harapan. Dengan status pekerjaan yang diberhentikan, mau tak mau membuat mereka memutar otak dan mencari sumber penghasilan baru dengan menciptakan peluang bisnis dan jenis usahanya sendiri.
Saat ini telah banyak penjelasan mulai dari artikel hingga webinar tentang penyesuaian pekerjaan dan strategi bisnis di era new normal. Nah, bagi kamu yang baru ingin membuka bisnis di era new normal, berikut 5 strategi bisnis terbaik yang dapat kamu lakukan.
Ketahui target konsumen
Perlu diketahui bahwa ketika fase kenormalan baru berlangsung, perilaku, prioritas konsumsi, dan daya beli bisa saja berubah. Maka dari itu, jika kamu menyasar konsumen dengan perilaku konsumtif kini setidaknya harus shifting ke konsumen lower dan middle class yang biasanya lebih hemat dan membeli produk lebih sedikit. Strategi ini tentu akan mempengaruhi aspek lain seperti pemasaran, penentuan harga, hingga proses produksi barang dan jasa.
Focus pada customer relationship
Selama pandemi bahkan saat new normal sekalipun, aktivitas manusia tak sama seperti dulu. Orang-orang akan cenderung tinggal di rumah dan kamu harus memikirkan cara terbaik agar komunikasi dengan pelanggan berjalan baik. Misalnya, meningkatkan pelayanan customer service selama 24 jam melalui berbagai channel seperti LINE, Instagram, hingga WhatsApp sekalipun. Selain itu, untuk mempertahankan pelanggan lama agar tak berpaling dengan aktivitas yang terbatas, kamu harus lebih gencar dalam menginformasikan update terbaru perusahaan baik dari segi program hingga produk terkini. Terakhir, agar customer relationship sesuai harapan, salah satu teknik yang bisa digunakan adalah dengan melakukan open collaboration dan joint problem solving. Konsumen bisa memberikan masukan dan konsumen dengan solusi terbaik akan mendapatkan insentif tertentu. Bahkan, beberapa produk bisa dikostumisasi sesuai permintaan pelanggan sehingga komunikasi bisa terus terjalin.
Tentukan harga produk
Mengevaluasi harga produk agar tetap relevan juga menjadi strategi yang baik. Ketika new normal, kamu harus memikirkan kembali harga agar menarik minat konsumen. Dengan strategi ini, price war memang tak dapat dihindari. Kamu juga harus jeli dan memperhatikan kompetisi sehingga penurunan harga tidak membuat kerugian menjadi lebih besar. Selain mengurangi harga, kamu juga bisa menerapkan strategi group buying. Group buying akan membuat konsumen membeli lebih banyak produk dengan anggapan harga yang lebih murah. Potongan harga hingga paket hemat dan grosir juga bisa diterapkan sehingga konsumen akan membeli dalam jumlah besar sekaligus. Dengan begitu konsumen akan memilih produk mu ketimbang produk lain yang kurang agresif dalam pemberian insentif harga.
Ciptakan produk yang inovatif
Saat fase transisi menuju new normal, konsumen diprediksi akan bersikap netral terhadap produk yang sudah mereka ketahui sehingga kamu disarankan untuk lebih menyakinkan calon pelanggan baru yang belum mengetahui produk sama sekali. Selain itu, konsumen juga akan lebih memilih produk yang serba guna, dengan kualitas dan harga yang terjangkau. Maka dari itu, kamu harus memanfaatkan situasi ini untuk menginovasikan produk dengan menambah fitur-fitur khusus yang berbeda dari sebelumnya. Sederhananya adalah dengan membuat produk atau kemasan isi ulang. Konsumen akan memandang produk lebih ekonomis dan hemat sehingga tertarik untuk membelinya. Kamu juga bisa membuat size produk menjadi lebih kecil sehingga konsumen bisa membeli dengan harga yang lebih ekonomis dalam jumlah besar.
Manfaatkan digital marketing
Sekarang adalah saat yang tepat untuk setiap bisnis memanfaatkan digital marketing. Walau semua orang terbatas jarak, mereka tetap bisa mengakses informasi melalui gadget di rumah. Itulah mengapa kamu harus gencar untuk menggunakan platform media sosial saat membuat advertisement secara masif. Misalnya, kamu harus mulai menyalurkan informasi melalui website dan laman resmi sosial media. Hal ini bertujuan agar pesan sosial dan online presence perusahaan tetap ada walau konsumen tak pergi ke toko sekalipun. Kamu harus mempersiapkan secara matang dan sistematis dengan mencoba SEO dan iklan PPC. Apabila kamu baru memulai digital marketing, ada baiknya untuk mengkombinasikan iklan luar dan digital. Dengan begini, bisnis mu akan menjadi lebih efektif, terdepan, dan paling mudah diingat oleh konsumen.
Gayatri Mayang Sari (2018-090) dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.