Mengenang Tragedi Trisakti Terjadinya peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998.

Sabtu, 5 Agustus 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Detik Kasus, detikkasus.com – Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya luka.

Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 – 1998), Hafidin Royan (1976 – 1998), dan Hendriawan Sie (1975 – 1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

Tragedi hari Selasa, 12 Mei 1998, merupakan hari yang tak akan pernah dilupakan. Tidak hanya bagi warga Kampus Universitas Trisakti, melainkan bagi rakyat Indonesia, khususnya mahasiswa, dalam memperjuangkan perubahan. Hari itu, darah tertumpah dan kemarahan meledak menjadi tragedi yang tak pernah dibayangkan.

Tak ada yang menginginkan jatuhnya korban jiwa dalam Tragedi Trisakti itu, tetapi sejarah juga mencatat bahwa apa yang terjadi di Kampus Trisakti pada hari itu telah mengubah banyak tatanan. Jatuhnya rezim yang berkuasa dan bergantinya sistem politik adalah dampak yang dipicu peristiwa 19 tahun lalu tersebut.

Baca Juga:  Cukup 1 di hatiku

Selasa di Kampus Trisakti, di kawasan Grogol, Jakarta Barat, pada hari itu, sebenarnya tak ada yang istimewa. Sejak pagi ratusan mahasiswa berdatangan dan berkumpul untuk menggelar unjuk rasa. Sesuatu yang lazim terjadi di Jakarta dan banyak kota lainnya di Indonesia ketika itu.

Sekadar kilas balik, sejak awal Maret 1998, unjuk rasa mahasiswa sudah menjadi pemandangan yang lazim setiap harinya. Mahasiswa menuntut Presiden Soeharto untuk mundur karena dinilai tak bisa menanggulangi krisis ekonomi yang diduga karena salah urus negara dan merebaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di kalangan pejabat negara.

Sejumlah kampus di Tanah Air menggelar unjuk rasa dalam skala besar. Pada 12 Maret 1998, puluhan ribu mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan sejumlah dosen senior berunjuk rasa di jalan-jalan kampus. Mereka meneriakkan reformasi dan mendesak Presiden Soeharto untuk mundur.

Keesokan harinya, sekitar ada 15 ribu mahasiswa Universitas Indonesia juga melakukan hal yang sama. Mereka menuntut Presiden Soeharto memberantas KKN. Unjuk rasa terus berlanjut di Jakarta, antara lain digelar mahasiswa Universitas Atma Jaya dan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP).

Baca Juga:  Bedah Rumah Ke - 6, Kontribusi Sat-Gas Yonif 125/SMB Tingkatkan Kesejahteraan Warga Di Papua

Kejadian bentrokan serius juga terjadi di Kampus Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Di Bandung, ribuan mahasiswa Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung juga turun ke jalan.

Aksi menuntut reformasi tidak hanya berlangsung di Pulau Jawa, tapi juga menyebar ke kampus-kampus di Medan, Makassar, Padang, Lampung, dan Denpasar.

Awal April 1998, unjuk rasa makin mengeras yang terlihat dari makin seringnya terjadi bentrok antara mahasiswa dengan aparat keamanan.

Di Kampus UGM Bulaksumur, bentrokan antara mahasiswa dengan aparat keamanan mengakibatkan lebih dari 100 mahasiswa terluka pada 2 hingga 4 April 1998. Aksi damai mahasiswa Universitas Airlangga juga berakhir bentrok pada 8 April 1998. Sebanyak 16 orang mahasiswa dilarikan ke rumah sakit.

Di Jakarta, telah terjadi unjuk rasa antara lain dimotori oleh mahasiswa Universitas Indonesia. Di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat digelar aksi gabungan berbagai universitas se-Jabotabek dan perwakilan mahasiswa dari kota-kota lain di Indonesia. Pada saat yang sama, aksi juga digelar ribuan mahasiswa di Kampus UI, Depok, Jawa Barat.

Baca Juga:  Babinsa Koramil 0813 - 03 Balen Kodim Bojonegoro Beri Bantuan Pakan Ternak Kambing Pada Warga Binaannya

Sementara di Surabaya, hampir 20 ribu mahasiswa gabungan 16 perguruan tinggi di kota itu menggelar aksi serupa di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya. Bahkan, pada unjuk rasa 8 Mei 1998 di Solo dan Yogyakarta, dikabarkan ada sejumlah korban dari kalangan mahasiswa.

Dengan semua rentetan unjuk rasa yang terus meluas itu, kondisi keamanan serta politik, terutama di kota-kota besar, memang sulit diprediksi. Yang jelas, ketika aparat keamanan makin keras menghadapi gelombang unjuk rasa, mahasiswa tetap memilih untuk tidak mundur dan meneruskan tuntutannya.

Dalam kondisi seperti itulah Tragedi Trisakti terjadi. Seolah sudah menjadi garis sejarah, puncak perlawanan mahasiswa mencapai klimaks di kampus biru itu yang kemudian diikuti dengan gerakan massa yang luas. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi di Kampus Trisakti. (Priya).

Berita Terkait

Pemkab Bojonegoro Raih Juara 2 Stand Terinovatif di Pameran Pelayanan Publik Jatim 2024
KPU Pulang Pisau Gelar Kegiatan Jalan Sehat
“Mengapa Pernikahan Dini Masih Marak?” Sebuah Pertinjauan terhadap Remaja dan Masyarakat Indonesia
Kepengurusan DPK Maliku, Sektor Desa Talio & Sektor Desa Dandang Resmi di Kukuhkan DPD Fordayak Pulang Pisau
SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.
Dugaan Sistem Management Rumah Sakit Umum PT Cut Mutia Medica Nusantara Regional 1 Langsa.
Hasil Pekerjaan Proyek Pengaspalan Peningkatan Jalan Damai Gampong Baroe
Dit-Samapta Polda Aceh, Kembali Bagi Sembako Dalam Kegiatan “Jum’at Berkah”

Berita Terkait

Minggu, 17 November 2024 - 17:30 WIB

Pemkab Bojonegoro Raih Juara 2 Stand Terinovatif di Pameran Pelayanan Publik Jatim 2024

Minggu, 17 November 2024 - 17:07 WIB

KPU Pulang Pisau Gelar Kegiatan Jalan Sehat

Minggu, 17 November 2024 - 11:57 WIB

“Mengapa Pernikahan Dini Masih Marak?” Sebuah Pertinjauan terhadap Remaja dan Masyarakat Indonesia

Minggu, 17 November 2024 - 11:09 WIB

Kepengurusan DPK Maliku, Sektor Desa Talio & Sektor Desa Dandang Resmi di Kukuhkan DPD Fordayak Pulang Pisau

Minggu, 17 November 2024 - 00:39 WIB

SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.

Berita Terbaru

Uncategorized

KPU Pulang Pisau Gelar Kegiatan Jalan Sehat

Minggu, 17 Nov 2024 - 17:07 WIB