Detikkasus.com – Denpasar, Bagus Santa Wardhana, S.E, M.M, adalah sosok anak muda asal Buleleng yang memberi perhatian khusus dalam hal masalah keberagaman di Negeri ini.
Ia berpandangan, hanya orang-orang dengan landasan berfikir yang tidak tuntas, yang terus menerus memperdebatkan masalah keberagaman bangsa ini.
Praktisi Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa Bidang Pemuda (FKKBBP) mengajak semua pihak agar terlihat lebih jauh kebelakang, bagaimana bangsa ini berdiri, demikian proses yang mengikutinya. Khususnya untuk Generasi Muda Zaman Now, ia mengajak untuk tidak mudah terprovokasi, apalagi, anak-anak muda cukup rentan di susupi politik sektarian.
Bangsa Indonesia kembali di harapkan dengan persoalan klasik. Salah satunya, terkait ancaman sekaligus tantangan yang menghantui keberagaman bangsa. Celakanya, kondisi ini terjadi pada saat ada harapan kuat untuk memperkuat pondasi kebangsaan.
” Anak muda zaman now tak boleh di susupi kepentingan politik sektarian. Mereka harus diarahkan dan dididik untuk mencintai NKRI secara utuh. Anak muda zaman Now tak boleh berhenti membela NKRI,” tegas Bagus Santa Wardana, yang akrab di panggil Gus Santa, di Caffe Paranormal ,Jumat (19/1/2018) kepada Kabiro Detik Kasus Bali.
Mencermati dinamika sosial Politik saat ini menjelang Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Bali 2018, ia mengaku resah, apalagi media sosial tidak memiliki sistem filter yang kuat. Dengan begitu, sangat mudah nitizen dapat mengakses atau melihat konten-konten yang sering bertentangan di Tahun Politik 2018 ini.
” Celakanya, ada pula pihak-pihak tertentu yang memang dengan sengaja dan terencana memanfaatkan media sosial sebagai sarana utama untuk memenangkan Calon Pasangan yang di usungnya.
Perjuangan saat ini tidak seperti di masa penjajahan, yang harus memikul senjata dan melakukan kontak fisik secara langsung dengan penjajah kolonial.
Tentu dalam pesta demokrasi Pilgub 2018 di Bali jangan sampai merusak kerukunan hidup masyarakat. Selain itu guna mencegah terjadinya konflik, netralitas penyelenggara dan pengawas pemilu sangat di perlukan.
Kegiatan yang bersifat rutinitas tak usah di kemas berlebihan. Apalagi, kalau sampai menimbulkan permusuhan, antar warga hingga antar banjar dalam pemilihan pemimpin Bali, seraya menegaskan agar penyelenggaraan pemilihan memperoleh hasil yang adil, jujur dan berkwalitas, sesuai undang-undang yang berlaku.
Dengan tidak mengutak-atik atau memperdebatkan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), itu merupakan wujud bela negara yang paling riil.
“Menerima dan Menghormati Keberagaman bangsa ini adalah wujud bela negara paling hakiki dan paling pas dengan konteks pemuda zaman now.”,ujar Gus Santa. Ia juga memberi catatan terkait adanya tokoh yang berusaha menjadikan perbedaan sebagai komoditas politik di Bali.
Padahal, menurut Gus Santa, menghargai perbedaan adalah salah satu karakter masyarakat Bali.” Jangan sampai kita mewariskan didikan yang salah kepada anak-anak muda zaman Now.Mengingat isu SARA itu merupakan hal yang sangat sensitif,” pungkasnya.( goen-DK1)