Oleh: D.Manurung
Detikkasus.com | Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi partner bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka. Jika engkau ingin menjadi pemimpin, jangan pernah mengabaikan keharusanmu untuk melayani bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan mereka yang kau pimpin begitulah kutipan kata D.Manurung kepada awak media, Sabtu (28/07).
Siapa tak kenal Jokowi? Orang nomor satu di Indonesia ini memiliki kesederhanaan di dalam setiap penampilannya. Bukan hanya itu saja, Jokowi juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan sekaligus lembut, sehingga menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Caranya bekerja dan bersikap terlihat begitu santun, hal ini bahkan sudah terlihat sejak jauh-jauh hari, sebelum Jokowi menjadi seorang Presiden seperti sekarang ini. Bersahaja dan memiliki sikap yang santun, tidak mengherankan jika perkataan bapak 3 orang anak ini selalu menjadi yang ditunggu-tunggu.
Tak hanya saat ini, sejak lama Jokowi memang telah menjadi inspirasi banyak orang. Perkataannya dalam berbagai kesempatan selalu sarat dengan makna dan tentunya memiliki pesan tersendiri.
Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menarik, di mana kita bisa mendapatkan banyak inspirasi dari setiap perkataannya tersebut. Selain sosoknya yang sederhana, kita bisa mengenal Jokowi melalui perkataannya yang selalu sarat makna.
Wahai Engkau Presidenku Harapan adalah mimpi nyata. Sosok Pria Sejati memiliki Pelita laki-laki yaitu nurani. Sedang Ibu Negara, Iriana Joko Widodo yang selalu setia menemani, dialah perempuan tangguh yang harapannya bintang-gemintang, Pelita memberi arah terang bagi jalan, Sungguh sangat menginspirasi, dan harapan memberi jalan keselamatan Bagi kami Rakyat Indonesia.
Kerja, Kerja dan Kerja, Engkau Presidenku selalu berpegang pada harapan, keyakinan, dan dengan keyakinan ada kehidupan yang lebih baik, dunia yang lebih baik, untuk Indonesia lebih sejahtera.
Pemimpin Terbaik Bukan Tukang Kompor
Menjelang pelaksanaan Pilleg dan Pilpres serentak 2019, Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan kepada para kepala desa, perangkat desa, hingga pendamping desa, untuk tidak termakan isu-isu yang dilemparkan oleh politisi-politisi yang tidak benar.
“Kalau ada pihak yang kompor-kompori sudahlah, pilihlah pemimpin yang paling baik, coblos selesai,” ujar Jokowi di sela-sela acara Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa Di Yogyakarta Rabu 25 Juli 2018 lalu.
Seorang pemimpin yang terbaik kata Jokowi, bisa dilihat masyarakat dari prestasi kerjanya. Kemudian ada pula rekam jejaknya yang progesional dalam bertugas.
Sosoknya bukan hanya dibutuhkan untuk mengatur jalanya tata kehidupan sesuai norma tapi lebih dari itu. Seoang pemimpin harus punya kualitas untuk mempengaruhi rakyatnya dan jika perlu dunia.
Hadirnya seorang pemimpin juga telah banyak membawa perubahan melalui kualitasnya. Tak heran hingga kini ada beberapa pemimpin yang dikenang sepanjang masa.
Mencari Sang Pemimpin
Indonesia sedang bergerak mencari pemimpin. Historiografi politik Indonesia menempatkan figur pemimpin sebagai penentu arah bangsa. Kiprah para penegak kemerdekaan sejatinya menggoreskan fatwa tentang bagaimana melahirkan pemimpin sejati.
Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang kuat, visioner, dan memilik solusi atas masalah bangsa. Presiden yang berdaulat merupakan jawaban atas problem mendasar bangsa, yakni korupsi, mental birokrasi, dan krisis infrastruktur. Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya populer, tapi juga berani mengambil risiko untuk kepentingan rakyat. Pada titik ini, Indonesia yang berdaulat adalah sebuah harapan.
Pemimpin sejati adalah mereka yang berjuang untuk politik kebangsaan, bukan politik kekuasaan. Perkembangan politik Indonesia saat ini lebih banyak terjebak pada politik kekuasaan, yang berebut kursi sebagai kepentingan pribadi dan kelompok, bukan aspirasi rakyat.
Mereka yang berebut kuasa pada akhirnya hanya menjadi parasit bagi kedaulatan negeri ini. Akan tetapi, mereka yang berjuang dengan visi politik kebangsaan yang akan mewujudkan harapan.