Penulis : Chika Putri Aprilia
NIM : 201810050311219
Mahasiswi Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang
Detikkasus.com | Moral dapat diartikan sebagai tindakan yang berhubungan dengan tingkah laku, baik dan buruk atau suatu tata cara seseorang berdasarkan pandangan hidup serta agamanya. Sedangkan Nilai kemanusiaan merupakan nilai yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Karena manusia merupakan makhluk yang tertinggi di antara makhluk ciptaan Tuhan maka dari itu, nilai-nilai kemanusiaan tersebut mencerminkan kedudukan manusia sebagai makhluk tertinggi di antara makluk-makhluk lainnya. Baik moral dan juga nilai kemanusiaan sangat penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Namun, dewasa ini, tentunya kita sering sekali mendengar maraknya kasus pembunuhan yang terjadi di Indonesia. Setidaknya ada 625 kasus pembunuhan yang terjadi sepanjang tahun 2018 lalu di seluruh wilayah di Indonesia.
Seperti contoh kasus yang terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Lumajang, seorang pria bernama Hori bin Suwari(43) yang tega menggadaikan istrinya kepada Hartono(40) karena masalah hutang senilai 250 juta. Ketika ingin menebus istrinya dengan sebidang tanah, Hartono(40) menolak diberikan sebidang tanah dan meminta agar uangnya dikembalikan. Karena merasa kecewa, Hori bin Suwari(43) menjadi gelap mata dan ingin membunuhnya. Namun naas, pelaku malah sasaran, karena ketika sedang berjalan di desa itu korban dirasa mirip dengan Hartono(40), pelaku pun langsung membacok korban dengan celurit. Ternyata yang dibunuhnya adalah Muhammad Toha(34) yang ternyata masih kerabatnya sendiri. Korban pun meninggal dunia karena luka yang cukup parah ditubuhnya.
Dari kasus tersebut membuat kapolres Lumajang heran dan menilai adanya krisis moral dialami pelaku yang rela menggadaikan istrinya sebagai jaminan untuk meminjam uang kepada orang lain dan itu menjadi masalah sosial yang harus menjadi perhatian seluruh pihak.
Selain meresahkan masyarakat, hal ini juga menjadi pertanda bahwa banyak orang yang sudah mulai kehilangan moralnya terlebih kepada sesama manusia. Nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi tetapi malah mengikis seiring berjalannya waktu. Kebanyakan manusia saat ini cenderung sangat mudah menjadi gelap mata terlebih karena hal yang cukup sepele hingga melakukan tindakan sadis yang berujung hilangnya nyawa seseorang.
Ketua Departemen Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Iqrak Sulhin menyampaikan bahwa awal mula pembunuhan digolongkan dalam dua jenis.
“Pembunuhan itu ada dua jenis, intended (diniatkan) dan unintended (tidak diniatkan). Kalau yang diniatkan bentuknya seperti pembunuhan akibat perampokan, membela diri, atau kelalaian,” ujar Iqrak ketika dihubungi Kompas.com pada Rabu (21/11/2018).
Maraknya kasus pembunuhan ini dipicu oleh banyak faktor, diantaranya seperti utang piutang, adanya dendam, masalah asmara, bullying, hingga sakit hati.
Selain beberapa faktor diatas, apakah yang menjadi faktor lain masih maraknya kasus pembunuhan yang terjadi di Indonesia? Apakah penerapan hukum di Indonesia masih kurang tegas atau hukumannya yang kurang berat atau mungkin keduanya? Sehingga masih saja ada seseorang membunuh tanpa memikirkan konsekuensi yang akan didapatkannya.
Penanganan yang efektif mungkin dengan mempertegas hukum yang berlaku, serta meningkatkan hukuman yang akan diterima oleh pelaku, terutama dengan kasus pembunuhan jenis intended, agar para pelaku menjadi jera, serta calon pelaku menjadi takut sehingga mengurungkan rencana pembunuhan yang mereka rencanakan.
Selain itu pula, pemerintah pun harus ikut ambil bagian dengan melakukan berbagai macam sosialisasi mengenai nilai kemanusiaan, moralitas serta penerapan pancasila yang baik dan benar bagi masyarakat. Agar masyarakat lebih sadar dalam menjalani kehidupan dengan moral yang baik serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila. Karena moral tidak hanya cerminan diri sendiri, tetapi juga cerminan bangsa. Ketika moral masyarakatnya hancur, hancur pula lah moral bangsa.