Oleh : Supriyanto alias Ilyas Pendiri Pondok Pesantren Raja Muhammad Hafidz
Masyarakat Indonesia sering menyebutnya sebagai makhluk gaib, roh halus, roh jahat, jin, setan, Iblis, kuntilanak, dan lainnya.
Banyak di antara manusia yang mengaku pernah tak sengaja melihat penampakan hantu.
Ada yang mengatakan, makhluk astral ini membawa energi negatif.
Dalam perpektif Islam, makhluk gaib adalah para Malaikat, Iblis dan golongan Jin.
Mereka memiliki alam sendiri dan tak bisa dilihat oleh manusia.
Banyak orang yang mengaku pernah atau bisa melihat jin atau syetan.
Bentuk atau wujud asli dari jin tak akan bisa dilihat secara kasat mata oleh manusia.
Manusia bisa melihat kuntilanak tapi mustahil bisa melihat jin.
Benarkah jin dan atau setan bisa dilihat dengan mata telanjang manusia? Allah SWT dalam ayat Al-Qur’an menegaskan demikian. Dia berfirman:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
Artinya: “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf ayat 27).
Tak ada seorangpun yang mampu melihat jin dalam wujud aslinya kecuali para Nabi.
Selain Nabi, mereka mampu nelihat jin tatkala jin menjelma menjadi manusia atau hewan.
Dalilnya adalah firman Allah ‘azza wa jalla,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. (QS. Al-A’raf : 27)
Melalui ayat Al-Qur’an ini para mudasir Al-Qur’an mengatakan bahwa manusia bisa dilihat oleh jin akan tetapi sebaliknya manusia tidak bisa melihat jin. Mereka melihat gerak langkah kita. Sedang kita tak bisa melihatnya.
Artinya: “Orang-orang adil yang menyangka dirinya mampu melihat wujud asli jin, maka persaksiannya kami batalkan, kecuali kalau dia Nabi.”
Jadi jelas, manusia biasa tidak akan pernah bisa melihat jin.
Jika ada orang yang mengaku melihat jin merupakan sebuah ungkapan yang hanya bualan semata. Tidak ada kebenaran atas ucapannya itu.
“Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”…” (QS An Naml ayat 65).
Dalam ayat lain, secara tegas Allah menyebutkan beberapa hal yang hanya Dia yang secara pasti mengetahui.
Pertama, pengetahuan akan hari kiamat. Kedua, pengetahuan akan turunnya hujan. Ketiga, pengetahuan akan janin yang berada di dalam rahim. Keempat, pengetahuan akan perbuatan manusia di waktu mendatang. Kelima, pengetahuan akan matinya bumi. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.” (QS Luqman ayat 34)
Manusia tidak memiliki kemampuan melihat jin dalam bentuk aslinya, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. [al A’raf/7 : 27].
Kami tidak menjumpai adanya amalan maupun doa khusus agar dapat melihat jin.
Sementara beberapa amalan maupun doa yang tersebar di internet, semua itu tidak ada dasarnya dan hanya omong kosong.
Bahkan sebagiannya berbau kesyirikan, seperti menyembelih ayam cemani dipersembahkan untuk jin tersebut.
Hidup itu normal normal saja, seperti yang digariskan oleh Allah SWT.
Merupakan kenikmatan yang luar biasa.
Berusaha mencari-cari jin, tidak bermanfaat, justru menambah beban bagi kita.
Menurut Supriyanto alias Ilyas Pendiri Pondok Pesantren Raja Muhammad Hafidz : Didalam Ayat Suci Al-Qur’an tidak ada yang mengatakan Manusia dapat melihat Jin atau Ruh Halus.
Terkecuali Kanjeng Nabi : Rasulullah SAW juga menyampaikan kepada para sahabat beliau bahwa Semalam, tiba-tiba
muncul di hadapanku jin Ifrit untuk membatalkan shalatku, Allah menganugerahkan aku kemampuan menangkapnya dan aku bermaksud mengikatnya pada salah satu tiang masjid hingga kalian semua di pagi hari dapat melihatnya. Tetapi, aku mengingat ucapan (permohonan) saudaraku (Nabi) Sulaiman, ‘Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku’.” (QS Shad: 35).
Hidup itu normal normal saja, seperti yang digariskan oleh Allah SWT, Merupakan kenikmatan yang luar biasa. Berusaha mencari-cari jin, tidak bermanfaat, justru menambah beban bagi kita.
Firman Allah :
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridahiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan belakangnya” [al-Jin/ : 26-27].
Demikian penjelasan Jin bisa di lihat atau tidak oleh manusia menurut Al-Qur’an, semoga bermanfaat.
Sumber : Alquran
Penyusun : Supriyanto alias Ilyas Pendiri Pondok Pesantren Raja Muhammad Hafidz Yayasan Gemindo