Maafkan saya ibu… | Oleh : Moch. Amir Fahruddin Anggota Detik Kasus

Detikkasus.com | Saya tidak ikut merayakan dan memperingati secara formal di Hari Ibu..

” Karena Hari Ibu itu
Bagi saya Setiap Hari…
Tanda bakti saya sebagai anak dari ibu…

Maafkan saya ibu… | Oleh : Moch.Amir Fahruddin Anggota Detik Kasus

Detikkasus.com | Sabtu 22 Desember 2018 -, Dalam ajaran Islam selalu mengajarkan bahwa:
” Ibu harus di hormati dan wajib berbakti kepada Ibu
Mengingat jasa-jasa Ibu yang tidak akan bisa terbalaskan..

IBu.. maaf kan saya
Yach,saya bukanlah anak yang suka mengucapkan “Happy Mother’s Day” rutin setiap tanggal 22 desember.

” Tetapi saya adalah anak yang senantiasa mengucapkan ;

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Allohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shogiiroo..

“Yaa Alloh..
Ampunilah aku dan Ibu Bapakku..
Sayangilah mereka.. Seperti mereka Menyayangiku di waktu kecil..

Yach dii setiap doa ku…
Setiap hari adalah hari Ibu buatku..
Karena kasih sayang seorang Ibu mengalir tak kenal waktu…

Bahkan kita tidak akan bisa membalas jasa kabaikan Ibu sebagai orang tua kita walaupun kita berbuat baik dengan segala upaya kita..

Baca Juga:  Polsek Pulau Panggung Bekuk Pelaku Curat

Diriwayatkan Dari Abi Burdah ”
Ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang Thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya.. Orang Yaman itu bersenandung..

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

” Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh..

” Apabila tunggangan yang lain lari..
Maka aku tidak akan lari..

” Orang itu lalu bertanya kepada Ibnu Umar..
” Wahai Ibnu Umar..
Apakah aku telah membalas budi kepadanya..(Ibu)…??”

Ibnu Umar menjawab,
“ Engkau belum membalas budinya..
Walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan..”

“ Seorang ibu lebih berhak untuk senantiasa dihormati sepanjang masa..
Daripada hanya satu hari itu saja..
Bahkan seorang ibu mempunyai hak terhadap anak-anaknya untuk dijaga dan dihormati serta dita’ati selama bukan dalam Kemaksiatan terhadap Alloh Subhanahu wa Ta’ala serta mengarahkan pada Keburukan..

وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya
Dan jika keduanya memaksamu untuk Mempersekutukan aku dengan sesuatu
Yang tidak ada Pengetahuanmu tentang itu..
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya..
Hanya kepada-Ku-lah kembalimu
Lalu aku akan kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
( QS.Al-ankabut-8 )

Baca Juga:  Amankan Kegiatan Kebaktian di Gereja Urip Langgeng Personil Polsek Sawan Jaga Lingkungan Gereja

Ibu selalu kita hormati di setiap waktu dan tempat..”
Sebagaimana
Rosululloh محمّد bersabda :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah R.A
Belia berkata :
” Seseorang datang kepada Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi wasallam dan berkata :
” Wahai Rasululloh..
Kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali..?
Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam menjawab :
‘Ibumu!’
Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam menjawab :
‘Ibumu!’
Orang tersebut bertanya kembali,
” Kemudian siapa lagi?’ Nabi pun menjawab.. ‘Ibumu.’
Orang tersebut bertanya kembali,
‘Kemudian siapa lagi ? Nabi sholallohu ‘Alaihi wasallam menjawab :
‘Kemudian ayahmu.’”

Baca Juga:  Hadir Menemui Warga Jaga Kedamaian dan Keharmonisan

(HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan
“Hadits tersebut menunjukkan bahwa Kecinta’an dan kasih sayang terhadap seorang ibu,harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah.

Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ” ibu ” sebanyak tiga kali
Sementara kata ” ayah ” hanya satu kali.
Bila hal itu sudah kita mengerti..
Realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut.

Karena kesulitan dalam menghadapi masa Hamil..
Kesulitan ketika Melahirkan..
Dan kesulitan pada sa’at Menyusui dan Merawat anak..
Hanya dialami oleh seorang ibu.
Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu
Seorang ayah tidak memilikinya..

** Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. Al-Qadhi Iyadh Menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah, Selamat hari ibu 2018. (***).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *