Indonesia – Propinsi Jatim – Kabupaten Banyuwangi, Detikkasus.com – Senin, 25/09/2017, Buruknya kuwalitas beras sejahtera (Rastra) untuk warga miskin di wilayah Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur banyak dikeluhkan warga.
Hal ini semakin menambah daftar kejadian serupa seperti yang terjadi sebelumnya juga dialami oleh warga Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo. Ujungnya, masyarakat pun tidak mau menerima dan mengembalikan Rastra tersebut ke Bulog.
Anehnya, kendati sudah berkali-kali dikomplain masyarakat, ternyata kejadian pengiriman Rastra kualitas jelek terulang kembali. Episode itu dialami warga Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro. Tragisnya, Rastra kualitas buruk yang banyak menirnya itu oleh sebagian warga Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro justru diperuntukkan sebagai pakan Ayam dan sebagian ada yang ditumbuk untuk campuran bubuk kopi.
Episode kali ini, adalah Rastra buruk dan kurang layak konsumsi terjadi di Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi.
Pantauan media ini dilapangan, distribusi Rastra di Desa Gendoh, Kecamatan Sempu terjadi pada Senin (25/09/17) pukul 12.21 WIB. Menariknya, ketika proses pembagian belum selesai, ada 7 unit selep berjalan yang biasa disebut ‘Grandong’ langsung antre didepan kantor desa setempat untuk menerima order selep ulang Rastra yang berwarna coklat, apek dan bercampur menir tersebut. Di Desa Gendoh sendiri, mendapat jatah Rastra sebanyak 147 zak.
Keterangan warga setempat bernama Sunastin (43), warga Dusun Krajan, Desa Gendoh, dia keluhkan kondisi Rastra yang tidak layak konsumsi itu.
“Berasnya tidak layak dimakan mas, warnanya coklat, bau apek lagi. Harga / karung Rp 30.000. berisi 15 Kg, oleh warga diselep ulang, lalu ada yang dijual lagi namun juga ada yang dipakai untuk pakan ternaknya,” ucap Sunatin.
Sementara Eko (45), Kepala Dusun (Kasun) Gendoh kepada media menyatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak ketika seringkali warganya mendapat jatah Rastra yang kondisinya buruk.
“Benar mas, kualitasnya memang tidak layak. Tapi mau bagaimana lagi, karena warga sudah antre dan juga sudah membayar. Jika ditolak, maka beras penggantinya akan lama datangnya sekitar 2 minggu lagi. Beras dengan kondisi seperti ini sudah lama diterima warga saya mas,” papar Eko.
Sementara dari pihak perangkat seperti Kepala Desa (Kades) maupun Kesra setempat yang diduga sudah mengetahui permasalahan ini belum melakukan tindakan serta langkah konkrit penyelesaian atas Rastra yang diterima warga miskinnya tersebut.
“Pak Kades sudah tahu itu mas, tapi dia sekarang sedang tidak ada ditempat. Kata stafnya masih keluar,” ujar salah satu staf Desa Gendoh kepada media. (TEDDY).