Kordinator front anti kejahatan sosial (FAKSI) Aceh, lae ronny hariyanto, bertekad fokus memperjuangkan agar seluruh hasil kekayaan alam yang dimiliki aceh timur seperti minyak dan gas serta lainnya, bisa benar-benar dinikmati segenab masyarakat aceh timur, bukan hanya dinikmati segelintir elit secara terselubung.
“Kami dengan segala keterbatasan kami, bersama rekan-rekan seperjuangan dan jaringan aksi yang idealis dan konsisten untuk keadilan, akan terus menuntut agar hasil kekayaan alam di aceh timur bisa benar-benar dinikmati masyarakat dan berdampak luas pada kehidupan sosial di sini,” kata aktivis HAM itu kamis 2 november 2024.
Menurut lae ronny kembali, selama ini distribusi hasil kekayaan alam aceh timur jauh dari kata jujur dan adil, bahkan di kelola secara tertutup dan diduga di nikmati secara terselubung oleh segelintir elit di aceh. Khususnya di aceh timur, yang berkolaborasi dengan pihak-pihak perusahaan pengeruk kekayaan alam aceh timur selama ini.
“Konstitusi menyatakan dan menjamin bahwa hasil kekayaan alam itu sejatinya dikelola dan dinikmati untuk segenab rakyat, bukan hanya segelintir elit yang tidak jujur pada rakyatnya. Apa lagi bertahun-tahun sudah tidak jelas ujung pangkalnya,” ketua lae ronny.
Ketua forum pers independent indonesia (FPII) provinsi aceh itu menegaskan pihaknya akan terus mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk membuka semua yang diduga ditutup-tutupi dari pandangan masyarakat terkait hasil kekayaan alam aceh timur selama ini.
” Kami bersama rekan-rekan media, LSM dan jaringan nasional HAM. Dan tentunya beserta masyarakat aceh timur yang sadar, akan terus menuntut ini sampai kapan pun itu. Sampai terciptanya keterbukaan informasi yang komprehensif, dan terwujudnya keadilan atas distribusi hasil kekayaan alam aceh timur. Ini bukan untuk kami, tapi untuk masyarakat luas aceh timur. Terutama rakyat miskin yang telah lama hidup sengsara dan menonton saja kekayaan alamnya dikeruk selama ini,” ungkap putera idi rayeuk itu.
Dia mengungkapkan selama ini sama sekali tidak terlihat transparansi dari pihak terkait mau pun pihak perusahaan pengelola tentang hasil alam yang dikeruk dari perut bumi dan lainnya di aceh timur.
“Jangankan transparansi hasil kekayaan alam secara keseluruhan, CSR perusahaan yang jelas menjadi hak masyarakat pun tidak jelas alias ditutup-tutupi. Yang ada masyarakat cuma dapat jatah hirup bau busuk dan bualan elit perusahaan nakal yang berkomplot, ” kata lae ronny lagi.
Dia juga mengkritik kinerja DPRK aceh timur yang dia nilai tidak jelas soal pengawasan aset dan hasil kekayaan alam aceh timur ini.
“Kami heran, DPRK kerjanya apa. Koq diam aja soal transparansi dan keadilan distribusi kekayaan alam yang tidak jelas ini, kan mereka di gaji untuk mengawasi. Ada apa dengan mereka, koq hanya diam saja hasil kekayaan alamnya dikeruk dibawa kemana. Koq mereka diam aja?” tanya lae ronny.
Dia mendesak pihak terkait untuk jujur dan terbuka kepada masyarakat mengenai hal ini, dan memberi edukasi yang baik kepada publik tentang kejujuran dan keterbukaan.
“Para elit di aceh, khususnya di aceh timur. Pihak nasional, elit perusahaan dan semua stakeholder mesti mulai bersikap jujur kepada masyarakat. Kangan hanya masyarakat yang dituntut untuk bersikap baik dan patuh pada peraturan dan perundang-undangan di negeri ini, karena kami akan terus berjuang menuntut ini. Meski pun nyawa kami taruhannya,” pungkas alumni universitas eka sakti itu menutup keterangannya.
(Jihandak Belang/TR.25/Team)