Kurangnya Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi (Covid- 19).

Detikkasus.com | Artikel

 

Oleh : Gyo Hadyan Tamimi

Nim : 201910050311028

Jurusan : Ilmu Pemerintahan//B

Wabah virus corona atau yang lebih dikenal dengan covid-19, telah membuat kita sadar betapa pentingnya kualitas kesehatan. Menjaga pola hidup sehat adalah prioritas utama demi mengurangi potensi terserangnya berbagai penyakit. Tubuh kita sangat berpengaruh terhadap segala sektor kehidupan, dan faktanya adalah menerapkan pola hidup sehat tidak sesederhana yang dibayangkan. Jika memperhatikan saat pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, masih banyak orang yang melanggar dan menganggap sepele permasalahan yang terjadi. Bahkan himbauan agar tidak nongkrong di warkop, hanya dipandang sebagai kebijakan politis yang bersifat formalitas. Dapat dibayangkan terdapat ratusan pengunjung yang datang, sedangkan kita tidak mengetahui pasti berapa kali mereka menyentuh meja dan kursi, berapa sering mereka tidak mencuci tangan, dan berapa banyak dari mereka yang terpapar penyakit menular. Padahal jika dipikir lebih dalam lagi, pasti ada sisi positif dan mengedukasi dalam penerapan kebijakan tersebut.

Baca Juga:  Berpartisipasi Politik dalam Masyarakat sangat penting tanpa Melakukan Praktik Politik Uang

Akibat krisisnya kesadaran yang dimiliki masyarakat, kini pemerintah terbelenggu oleh aturan yang tumpang tindih. Di satu sisi ingin melindungi warganya melalui social distancing, di sisi lain ada desakan harus menerapkan lockdown. Situasi menjadi semakin tidak karuan saat banyak pejabat daerah yang berlalu lalang dari daerah yang terpapar (zona merah). Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, tapi akan lebih baik untuk memikirkan prioritas. Dalam arti lain, tetap di rumah saja jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak. Hingga Ahad (28/3/2020), total pasien yang positif terinfeksi covid-19 mencapai 1.285 kasus. Sementara total pasien meninggal sebanyak 114 orang dan pasien sembuh sebanyak 64 orang. Angka tersebut tentu sangat mengejutkan untuk Indonesia. Tidak menutup kemungkinan jika banyaknya kasus akan terus meningkat setiap harinya.

Banyak kalangan masyarakat menilai bahwa kebijakan pemerintah belum bisa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan belum mampu untuk memutus penularan virus Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan pikiran orang-orang jika mereka merasa aman sebelum mereka positif terjangkit virus. Andaikan pemerintah dan aparat keamanan diberi wewenang menindak, tentu seluruh tempat berkumpulnya massa dalam jumlah banyak akan langsung ditutup. Tapi faktanya, setelah aparat datang memberi himbauan agar kerumunan membubarkan diri, tidak lama kemudian situasi kembali seperti semula. Kejadian itu selalu terjadi, contohnya di warkop dan tempat hiburan.

Baca Juga:  Bupati Kapuas Hulu Menutup turnamen Sepak Bola Mendalam CUP Tahun 2023

Pemerintah sudah berulang kali mengampanyekan tentang social distancing dalam beberapa kesempatan, serta mengimbau masyarakat agar beraktivitas, belajar dan bekerja dari rumah saja. Namun, memang diakui jika masih banyak hal berkaitan dengan kedisiplinan warga yang harus ditingkatkan. Sebenarnya stategi pemerintah adalah menjaga yang sehat agar tidak tertular dari yang terinfeksi corona, karena penyakit ini pasti menular dari orang yang sudah positif. Namun, kesadaran diri untuk stay at home tampak belum efektif. Bukan hanya orang tua, tapi anak – anak pun masih saja dibiarkan berkeliaran di luar rumah. Nanti jika sudah tertular, barulah mengeritik minimnya APD dan fasilitas pelindung diri lainnya.

Baca Juga:  Garis lurus Keterkaitan Antara Sexual Harassment dan Bullying

Pada akhirnya, situasi ini mengantarkan Indonesia pada posisi dilema antara lockdown atau tetap sosial distancing. Dan jawabannya adalah bukan kedua kebijakan itu, tapi kesadaran untuk saling bahu membahu, serta saling mengingatkan. Tugas pemerintah adalah memastikan setiap daerah agar tetap aman dan tegas serta terbuka dalam menangani kasus Covid19. Selain itu, pemerintah juga harus selalu menyediakan APD bagi tenaga medis. Sementara tugas masyarakatnya, menjaga diri agar tidak tertular, dan selalu mendukung hal positif yang diupayakan pemerintah untuk memutus rantai covid19 ini. Jika antara pemerintah dan masyarakat saling bekerjasama, maka tidak heran jika tagar melawan virus corona akan terwujud. Tapi jika pemerintah dan masyarakat saling acuh tak acuh, maka dapat dipastikan bahwa akan semakin banyak jumlah korban yang berjatuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *