Probolinggo, detikkasus.com – Kota Probolinggo menempati ranking ke 2 untuk nilai rata-rata hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP. Nilai rata-rata UN SMP kota mangga mencapai 261,87.
Sedangkan Kabupaten Probolinggo, dan Kota/Kabupaten Pasuruan, tidak masuk dalam 10 besar. Kabupaten Probolinggo berada di peringkat 35 engan nilai rata-rata 198,44; Kota Pasuruan di peringkat 23 dengan nilai rata-rata 226,01; sementara Kabupaten Pasuruan satu strip di atas tetangganya, yakni peringkat 22, dengan nilai rata-rata 228,4. Kabid Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Probolinggo, Budi Wahyu Rianto mengatakan, posisi ini merupakan peringkat tertinggi yang diraih kota berjuluk Bayuangga ini. “Ini merupakan raihan tertinggi yang pernah diperoleh Kota Probolinggo. Kami berharap tahun depan juga bisa meraih seperti ini,” ujarnya.Budi –sapaan akrabnya – menjelaskan, Disdikpora membedakan penilaian untuk sekolah yang mengadakan Ujian Nasional berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP). Perbedaan ini dilakukan, karena banyak yang berbeda dalam pelaksanaan kedua jenis ujian ini.“Mulai dari suasana dan tekanan yang dirasakan, berbeda antara UNBK dan UNKP. Angka integritas juga berbeda. Sehingga pengumuman pun dibuat berbeda,” jelasnya. Meski mekanisme UNBK menurut sejumlah kalangan membuat siswa grogi, tidak demikian halnya dengan Budi. Diketahui, peringkat 1 peraih nilai UN tertinggi se-Kota Probolinggo, diraih Renaldi Jakfar dari SMP Negeri 1. Dengan nilai total mencapai 376,5. Kalau nilai perorangan yang tertinggi se-Kota Probolinggo, malah diraih oleh sekolah UNBK. Ini artinya, anak atau orang tua tidak perlu khawatir jika menerapkan UNBK maka nilai akan jatuh,” ujarnya. Sementara itu, meskui berada di empat terbawah, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo tetap memberikan apresiasi. Alasannya, rata-rata nilai yang didapat, naik satu peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Alhamdulilah, tahun ini kami menduduki peringkat 35. Tahun sebelumnya peringkat 36,” ujar Dewi Korina, Kepala Dispendik setempat. Ia berharap, peringkat itu kembali terkerek tahun depan. “Untuk meningkatkan hal itu kita mesti berkerja lebih keras lagi ya. Selain itu juga peran orang tua dan masyarakat,” imbuhnya.Sama halnya dengan Kabupaten Pasuruan. Meski berada di posisi 22, namun Dispendik setempat tetap memberikan apresiasi. Hasbullah, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dispendik setempat mengatakan, nilai rata-rata yang diterima tidak terlalu buruk. Untuk nilai standar saja. Kalaupun turun, memang hampir rata-rata di seluruh Indonesia dan Jawa Timur turun semua,” ungkapnya. Hal itu tidak lepas dari penggunaan dua macam model ujian nasinal, yakni UNBK dan UNKP. “Secara rata-rata justru yang UNKP lebih rendah rata-ratanya. Karena pantauan di lapangan, soal memang lebih sulit yang UNKP,” jelasnya. (Team).