Detikkasus.com I Labuhanbatu – Sumut
(31/10/2019) Mayat Maratua P. Siregar alias Sanjai Siregar ditemukan di semak-semak dengan kondisi tubuh ada luka bacokan, Beserta sepeda motor yang dipinjam dari Burhan Nasution rekan korban, Sanjai korban ditemukan sekitar 200 meter dari penemuan mayat Raden Sianipar, Sekitar pukul 18:00 wib, Rabu 30/10/2019 yang sebelumnya ditemukan tidak bernyawa di parit belakang kontener PT SAB/KSU Amalia, di Dusun Wonosari Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara.
Kapolsek Panai Hilir AKP Budiarto saat dikonfirmasi awak media melalui selulernya membenarkan “Penemuan mayat Maratua P. Siregar sekira pukul 10.00 wib pagi, di tubuh korban ditemukan tanda- tanda kekerasan berupa luka bacokan di kepala, di punggung dan paha sebelah kanan, dan mayat Maratua P. Siregar sudah dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Sei Berombang.”
Informasi yang dihimpun dari beberapa sumber, diketahui kedua korban yang diduga dibunuh orang tidak dikenal kesehariannya berprofesi sebagai wartawan terbit mingguan dan kritis menyoroti permasalahan sengketa areal milik perkebunan PT SAB/KSU AMELIA yang saat ini sudah dieksekusi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
Sebelumnya Sanjay Siregar pernah memimpin puluhan masyarakat Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Bupati Kabupaten Labuhanbatu, beberapa tahun yang lalu, tepatnya, Kamis 13 Februari 2014.
Mereka menuntut agar diperbolehkan masuk ke areal lahan garapan yang selama ini dikuasai oleh PT SAB/KSU Amelia sejak tahun 2005 lalu. Mereka meyakini lahan seluas 760 hektar tersebut merupakan tanah hak milik masyarakat desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir.
“Iya, korban Sanjay Siregar memang giat menyoroti dan mengkritisi soal lahan itu,” ungkap Ketua LSM Lembaga Pemantau Independen Asset Negara (LIPAN), Syamsul Sitepu
Syamsul yang juga rekan korban mengakui jika di areal PT SAB/KSU Amelia tersebut sering terjadi keributan mengarah kekerasan antara warga yang mengklaim areal milik mereka dengan orang tidak dikenal yang menjaga areal tersebut. (J. Sianipar)
Biadab