Kondisi Hancur RKB Semangat Kepsek dan Guru Tetap Efisien dalam Mendidik

Tanjab Barat l Detikkasus.com – Sangat luar biasa sekali keadaan yang dirasakan oleh kepala sekolah, para guru, maupun siswa-siswi SDN 196 Simpang Abadi,  Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, Provinsi Jambi.

Meskipun kondisi ruang kelas belajar sangat memperihatinkan sekali, keadaan yang ada serba ke kurangan.

Dari fasilitas yang ada disertai kondisi yang sangat memperihatinkan.

Akan tetapi, semangat dari mereka semua patut kita akui, dalam giat mengajar dan belajar, dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan terhadap anak-anak didik yang ada di lingkungan sekolah SD Negeri 196.

Baca Juga:  Pekerjaan RT 06 Parit Tomo, Warga sebut Sangat Memuaskan Hasilnya

Pantauan para awak media, Senin (3/10/2022) lalu, saat berkunjung dan melihat secara pasat mata memandang,  dimana kondisinya sangat memperihatinkan sekali.

Dimana dek dalam setiap ruang kelas belajar pada terlepas satu demi persatu

Ditambah lagi dengan banyaknya bekas tumpukan kotoran dari burung dan kalilawar yang menempel di atas kayu atap atas dek ruang kelas.

Baca Juga:  FEBI IAIN Pontianak Gelar Kuliah Umum bersama Permata Bank Syariah

Kepala Sekolah SD Negeri 196 Edi Musry, selaku pelaksana tugas sementara sejak dalam satu tahun ini, mengatakan bahwa kondisi yang ada di sekolahan ini, meskipun keadaannya sedemikian rupa, kami tetap semangat dalam hal belajar mengajar di sekolah.

“Saya beserta majlis guru yang ada di sekolahan ini, tetap berusaha keras untuk menjadikan anak-anak didik yang berjumlah sekitar delapan puluhan lebih ini, menjadi anak yang berakhlak mulia dan menjadikan mereka anak yang berprestasi,” kata Edi.

Baca Juga:  Pelayanan Sidik Jari Sat-Reskrim Polres Aceh Timur, Kini Bisa Lebih Cepat, Begini Caranya

Edi berharap, ada perhatian khusus dari pemerintah daerah khususnya di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Agar dapat memperhatikan kondisi yang ada di sekolahan ini.

“Semuanya bisa lebih optimal lagi dalam mengajar dan belajar, karena kekhawatiran selalu datang dalam mengajar anak-anak didik. Takutnya lagi mengajar, dek itu menimpa anak-anak,” kata Edy. (BEN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *