Wabup Zuldafri : Tanah Datar Ingin Timba Best Practice.
Purwakarta, Detikkasus.com – Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma memimpin rombongan studi komparatif dan kunjungan kerja Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Kabupaten Tanah Datar ke Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat.
Kunjungan ini diterima secara langsung oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Bupati Dadan Kusworo di pendopo kantor bupati setempat, Senin (24/07/17).
Wakil Bupati Zuldafri Darma dalam pengantarnya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah daerah Purwakarta yang berkenan menerima kunjungan kerja rombongan Kominda Kabupaten Tanah Datar.
Zuldafri tambahkan, “Sebuah kebahagiaan tersendiri, di tengah padatnya kegiatan kepala daerah, secara sekaligus bupati dan wakil bupati Purwakarta berkenan menyambut langsung kunjungan kami,” sebut Zuldafri.
Dipilihnya Kabupaten Purwakarta sebagai tujuan studi komparatif sebut Zuldafri, dengan pertimbangan banyak kemiripan antara Kabupaten Tanah Datar dengan Kabupaten Purbalingga baik dari segi luas daerah dan prioritas pembangunan.
“Dari apa yang kami dengar, Kabupaten Purbalingga memiliki perhatian lebih dalam pembangunan Sumber Daya Manusia khususnya bidang pendidikan dan pembangunan yang berbasis lingkungan,” ucap Zuldafri.
“Untuk itu kami dari Kabupaten Tanah Datar ingin menggali informasi yang lebih dalam lagi tentang peran Kominda dalam pengawasan Organisasi masyarakat, Pengelolaan Pendidikan dan Pariwisata, sehingga menjadi bahan yang berharga untuk bisa diterapkan di Tanah Datar dan sebagai best practice,” tukuk Zuldafri.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sampaikan APBD Purwakarta sebesar Rp. 2,4 T dengan PAD Rp. 600 Milyar dan Pajak Rumah Makan/Restoran menjadi penyumbang terbesar dan Kabupaten Purwakarta termasuk wilayah nomor 2 terkecil di Provinsi Jawa Barat dengan 17 Kecamatan, 183 desa dan 9 kelurahan, 490 dusun, 1.056 rukun warga, dan 3.071 rukun tetangga.
Secara geografis Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah seluas 971,72 km2 sedikit lebih kecil dibanding Tanah Datar dengan 1.336 km2. Secara geografis Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis, yaitu jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon.
Di kesempatan awal Kang Dedi yang menjadi panggilan bupati Purwakarta yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap kualitas generasi masa datang. “Pola pendidikan sekarang terlalu literasi dan akademik dan tidak aplikatif menyebabkan anak didik tidak peka dan tidak credas,” kritiknya.
Misalnya, banyak anak usia sekolah yang saat ini melanggar lalu lintas dengan tidak memakai helm. Ini menunjukkan pola pendidikan saat ini tidak aplikatif. Si anak berarti tidak memahami limu biologi di mana otak yang berada di kepala terdiri dari ratusan juta jaringan yang lunak yang perlu dilindungi, walaupun pintar biologi di kelas, lanyak mendapat nilai empat,bahkan nilai agamanya layak diberi 4 juga karena tidak menghargai ciptaan Tuhan” ujar Kang Dedi memberi ilustrasi.
Beberapa kebijakan yang dilaksanakan sebut Kang Dedi, Pemkab melalui Perbup mengatur jadwal sekolah dari jam 6.00 WIB pagi. “Kita inginkan anak-anak sekolah bisa shalat Subuh Berjamaah dengan orangtuanya sehingga nilai-nilai agama sudah tertanam semenjak dini ,” sebut Kang Dedi yang lebih suka berpenampilan santai ini.
“Di daerah tropis, jam 6.00 pagi hingga jam 11.00 adalah waktu di mana anak-anak bisa menyerap ilmu secara maksimal,” katanya lagi.
Kabupaten Purwakarta dalam 3 tahun terakhir juga telah menerapkan aturan larangan anak sekolah membawa kendaraan roda dua. Ini terbukti efektif mengurangi kemacetan dan tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya. “Ini sempat menimbulkan pro kontra di tengah-tengah masyarakat dengan penerapan dua kebiajakan ini, namun setelah disosialisasikan dengan baik, masyarakat merasakan manfaatnya seiring terus kita evaluasi dan perbaiki,” kata Kang Dedi yang juga berencana maju menjadi orang nomor 1 Jabar pada pilkada mendatang.
Untuk kesuksesan kebijakan ini, pemkab Purwakarta menyediakan bus sekolah dengan dibantu pihak Polres Purwakarta dan Babinsa di masing-masing titik kumpul.
Dalam rangka menciptakan siswa yang cerdas dan sehat, pemerintah daerah juga mengeluarkan aturan setiap siswa wajib membawa bekal makanan dari rumah dan di sekolah tidak boleh menyediakan sembarangan jajanan. “Jajanan di lingkungan sekolah disinyalir sangat tidak sehat bahkan membahayakan kesehatan anak seperti menggunakan pewarna, pengawet, penyedap dalam proses pembuatannya, sedangkan bekal dari rumah sendiri lebih sehat,” tegasnya.
Selain itu diterapkan setiap siswa wajib berjalan kaki 1 km menjelang lokasi sekolah, “ini juga untuk membiasakan anak-anak berjalan kaki yang menurut kesehatan sangat bermanfaat untuk kekuatan tubuh,” katanya lagi.
Intinya, Kabupaten Purwakarta telah menerapkan pendidikan berkarakter. Adanya imbauan Pak Presiden tentang pemberian PR berkarakter sangat bagus sekali. Apalagi di Purwakarta sudah berjalan melalui sistem pendidikan berkarakter,” jelas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
“Hiimbauan Presiden soal pendidikan vokasional sudah diterapkan setiap dua bulan sekali pada Hari Selasa bagi seluruh siswa SD dan SMP. Siswa mempelajari dan membantu pekerjaan sehari-hari orangtuanya bertujuan agar mereka mengetahui dan merasakan perjuangan serta susahnya mencari uang untuk biaya sekolah.
“Seperti kata Pak Presiden memberikan PR siswa untuk kerja bakti dan menengok teman yang sakit, itu sama dengan pola berkarakter. Nah, pada pendidikan vokasional siswa terjun langsung membantu pekerjaan orangtuanya. Misal, bapaknya sebagai pedagang mi ayam, hari itu anak wajib membantu,” ungkap dia.
Pola pendidikan seperti ini sejatinya perlu disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Jika di lingkungan sekolah mayoritas kawasan pertanian dan perkebunan, tentunya siswa akan dititikberatkan mendapatkan pendidikan tentang kawasan lingkungannya.
Apabila lingkungannya merupakan kawasan industri, siswa pun akan mendapatkan pendidikan atau jurusan sesuai dengan kebutuhan di lingkungannya.
“Ke depannya sinergitas harus dipupuk antara pemerintah daerah setempat dan perusahaan swasta dalam menyalurkan siswa yang sudah mendapatkan ilmu di sekolahnya sesuai dengan lingkungannya. Tentu ini akan membuat angka pengangguran akan semakin sedikit di negara ini. Di Purwakarta sudah seperti itu,” tambah dia.
Sementara Wabup Dadan Kusworo mengungkapkan untuk mengatasi kemiskinan, Pemkab Purwakarta mengajak ASN menjadi orang tua angkat bagi orang miskin dengan menyalurkan bantuan beras bagi orang miskin sebesar Rp. 200.000 s/d Rp. 300.000 per bulan yang berjumlah 15.000 orang. “Target kita adalah orang miskin yang berusia 65 tahun ke atas yang dianggap sudah tidak produktif lagi, dan ini berjalan baik,” sebut Dadan.
Pemerintah daerah juga punya kepedulian terhadap lingkungan hidup. “Pembangunan infrastruktur dilaksanakan tanpa merusak lingkungan hidup,” tegasnya.
Sementara Wabup Zuldafri Darma usai pertemuan sebutkan Kabupaten Tanah Datar akan membawa pengalaman-pengalaman ke Tanah Datar, apa-apa yang sudah dapat di sini, setelah kita kaji nantinya dan dengan dukungan bersama kenapa tidak kita terapkan juga di Tanah Datar.
“Di Purwakarta Sumber Daya Alam dijaga, Sumber Daya Manusia dibangun dan ditingkatkan,” tutupnya.
Ikut dalam rombongan Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Tanah Datar, Wakil Ketua Kominda di antaranya Dandim 0307 Tanah Datar Letkol. Inf Nandang Dimyati, Kapolres Tanah Datar AKBP Bayuaji Yudha Prajas, SH, Kapolres Padang Panjang AKBP Cevi Noval, SIK, Kajari Tanah Datar M. Fatria, SH, Ketua Pelaksana Harian Kominda Iptu Budi Hendra yang juga Kasat Intelkam Polres Tanah Datar, Irwan Kakan Kesbangpol selaku Sekretaris Kominda, Riki Hidayat dari Imigrasi Kelas II Bukittinggi, Nuryeddisman Kasatpol PP dan Damkar dan Abrar Kadis Dikbud. (Mynto/h).