Detikkasus.com | Propinsi Kalbar, Sintang – Permasalahan Pilkades desa Solam Raya kecamatan sungai tebelian, akhirnya menemukan titik terang. Pengaduan terhadap masalah pada pilkades Solam Raya telah dimediasi oleh pihak kepolisian sektor Tebelian dan pihak kecamatan, Dewan Adat Dayak (DAD) dan Temenggung Linoh Pudau, Tak hanya itu, mediasi juga dilakukan secara kekeluargaan yang dilakukan di kantor polsek sei tebelian, senin (30/7/18) Hal itu lantaran pengadu yaitu Yanto. Spd. K dan warga Solam Raya, menyatakan tidak lagi meneruskan tuntutannya mengenai ceramah ustad Dudung yang kontroversi yaitu dengan menyebut jangan memilih pemimpin yang bukan muslim, dan ceramahnya ini dilakukan pada saat satu hari sebelum hari pencoblosan pilkades serentak pada rabu,25 juli 2018.
“Mediasi dilakukan secara kekeluargaan. Pada intinya, dalam pertemuan kedua belah pihak sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan, dan Yanto. Spd. K merima kekalahannya dengan legowo,” ujarnya pada kamis (2/8/2018), saat di konfirmasi media ini.
Karna permasalahan ini tidak di ambil tindakan hukum pidana, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya dengan sangsi adat, dan diserahkan ke DAD Tebelian dan Temenggung Linoh pudau, maka gelar perkara sidang adat pun dilaksanakan dipolsek sungai tebelian yang di pimpin ketua Dewan Adat Dayak Martias. SH dan Temenggung Linoh pudau Pak Inci, yang di saksikan oleh tokoh masyarakat, anggota polsek, dan TNI serta tokoh adat untuk duduk bersama sekaligus melakukan mediasi.
Menurutnya, dalam mediasi yang dilakukan tersebut akhirnya ditemui kesepakatan jika pengadu tidak akan meneruskan tuntuannya dan menerima kekalahannya dalam pilkades dengan lapang dada, hanya meminta masalah ceramah yang kontroversi tersebut diserahkan ke sangsi adat.
“Masalah kalah dalam pemilihan kades saya dengan legowo menerimanya karna itu hak masyarakat menentukan pemimpinnya, tapi masyarakat jangan kita paksa untuk memilih, dengan tidak membeda-bedakan karna kita ingin masyarakat kita hidup damai dan nyaman, jelas Yanto yang juga putra asli solam raya yang juga mantan kepala desa periode sebelumnya”
Saya juga berpesan pada warga yang masih baru menetap didesa kami, agar pahami dan pelajari dulu karakter dan adat budaya setempat agar kita bisa membaur dan bersama -sama membangun desa, bukan berarti kami membeda – bedakan tapi agar ada rasa kekeluargaan, ucap yanto.
Ditempat yang sama Ustad Dudung saat diwawancarai mengaku kilaf dan menyesal atas ucapannya dan meminta maaf pada masyarakat Solam Raya dan yang utama pada saudara Yanto., ucapnya. (tim)