Narasumber: Jono Warga Pekon Gunung Raya.
Pringsewu | detikkasus.com – Terkait pemberitaan Dugaan pelayanan pekon gunung raya tidak maksimal, kepala pekon nonaktif gunung raya SUSILO WATI mendatangi kediaman salah satu warga bernama Jono alamat dusun suka maju pekon gunungraya kecamatan pagelaran utara propinsi lampung,-+pkl 20:30.wib
Menurut salah satu warga Bernama jahri warga sinarwaya komring pekon fajar baru, yang saat itu ia kebetulan sedang berkunjung ke rumah mertua nya di pekon gunung raya sukamaju,yang berdekatan dengan rumah kediaman jono,Jahri bercerita, bahwa saat ia sedang asik duduk santai sambil minum kopi,tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara lantang bernada keras marah marah,”jelas jahri”
kemudian, lanjut jahri, dengan penuh rasa penasaran, lalu jahri mendatangi sumber suara tersebut sambil mengendap endap, setelah sampai ketitik sumber, jahri melihat dan menguping serta terheran heran, ternyata orang yang marah marah itu tak lain adalah ibu Susilo Wati yang merupakan kepala pekon gunungraya(non aktif) yang sedang marah marah kepada Jono dengan kata kata lantang akan menuntut jono karena telah memberikan penjelasan kepada wartawan sehingga ia merasa tidak nyaman serta pencemaran nama baik dan akan menuntut jono.”kata jahri sambil menirukan logat bicara susilowati”
Seperti berita sebelumnya Warga masyarakat Pekon Gunung Raya Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Lampung, merasa kecewa dan mengeluh dengan adanya Pelayanan Pekon setempat yang tidak maksimal, pasal nya, diduga pelayanan pekon yang seharus nya mempercepat mempersingkat keperluan masyarakat ternyata semua itu belum sepenuh nya dapat di rasakan oleh salah satu warga Pekon setempat.
Jono Warga Dusun Sukamaju Pekon Gunung raya Kecamatan Pagelaran Utara, menceritakan kronologi yang pernah di alami nya ketika ia hendak mengurus surat menyurat untuk melangsungkan pernikahan nya, ” saat itu Jono mengajukan surat permohonan yang seyogya nya wajib dan harus di tanda tangani oleh kepala pekon, akanbtetapi Jono merasa kesulitan untuk bertemu kepala pekon karena kakon berdomosili si dua tempat, “kata Jono”
Lanjut Jono, “ketika saya mengajukan surat untuk saya menikah di kantor pekon, itu sempat tertunda karena kepala pekon nya tidak ngantor, sehingga saya memutuskan untuk mendatangi rumah kediaman kakon di talang padang tanggamus,karna yang saya tahu ibuk kakon itu jarang masuk/ngantor yang belum pasti seminggu bahkan bisa lebih dia tidak masuk untuk memenuhi kewajiban nya selaku kepala pekon. “kata jono”
Sambung Jono”sehingga saat harus menghadap Kakon di Talang Padang, tentu harus mengeluarkan kembali untuk traspor (Biaya Ples ) untuk bekal transportasi guna menuju rumah kediaman rumah pribadi Kakon Susilowati yang berada jauh di kecamatan Talang Padang,meskipun jauh tetapi tidak ada pilihan karna semua ini saya di tuntut harus memiliki rekomendasi yang mana salah satu persaratan pernikahan yang wajib terpenuhi, meskipun saat bertemu kakon sayapun harus rela mengeluarkan biaya sebesar Rp 50rb untuk administrasi diduga untuk Kepentingan Pekon,demi meluruskan niat saya,sayapun tidak merasa keberatan merogoh uang kantong demi kepentingan serta tujuan saya menikah.”tegas Jono”
Saya berharap untuk kedepan hal ini tidak akan terulang lagi baik itu menimpa diri saya atau orang lain,serta saya berharap untuk pelayanan pekon kusus nya kakon dimasa depan dapat menjadi contoh tauladan yang baik kepada bawahan serta masyarakat pada umum nya,sehingga pelayanan di pekon gunung raya ini betul-betul dapat maksimal sesuai yang menjadi harapan impian masyarakat haruslah sesuai pada poksinya yaitu melayani mengayomi masyarakat.”tutup Jono.
Susilowati kepala Pekon Gunang raya ketika dihubungi melalui via telpn selulernya belum bisa memberikan keterangan hingga berita ini diterbitkan.
Reporter : Bambang dan dapit