Konawe Utara – Sultra |Detikkasus.com
Berdasarkan permen PDTTrans nomor 8 tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan tentang Padat Karya Tunai, maka upaya yang dilakukan Kepala Desa Amorome, SARDIN S. yang terpilih pada Desember 2019 itu telah membagikan BLT DD kepada 47 KK penerima manfaat, dari 114 jumlah KK yang mendiami desa itu.
Dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19, Sardin juga menganggarkan pembelian Galon/Ember dan sabun untuk mencuci tangan, pembelian masker, APD dan Tangki Sprayer untuk penyemprotan ke rumah-rumah warga.
“Kami anggarkan 25 juta rupiah untuk pencegahan Covid-19 karena ini merupakan arahan dari Pemerintah Pusat”, kata kepala desa yang dilantik pada 23/02/2020 tersebut.
Untuk diketahui, selama enam tahun, sejak Tahun 2013 s/d Tahun 2019, Desa Amorome berada di bawah kepemimpinan kepala desa lama, praktis di desa itu tidak ada pembangunan fisik yang berarti. Kini, Sardin. S akan membuktikan janji-janji politiknya yang menjadi Visi dan Misinya yaitu menjadikan Desa Amorome sebagai Syurga bagi warganya, sebab selama kurang lebih 6 tahun, warga desa itu berada di bawah kepemimpinan seorang kepala desa yang terkesan otoriter.
Dengan Dana Desa sebesar Rp 718.335.000,- yang dikucurkan pemerintah pusat di Desa Amorome, kepala desa bersama BPD dan masyarakat Amorome akan memporsikan pembangunan fisik. Dalam Musyawarah Desa (MusDes) Tahun 2020, mereka memprioritaskan pembangunan Balai Rakyat atau Gedung Serbaguna yang brukuran 9 x16 meter yang juga dapat berfungsi sebagai Balai Pengungsian mana kala terjadi banjir dengan anggaran sebesar Rp 436.000.000,-. Di samping itu, pembelian kursi plastik sebanyak 200 buah dan kursi besi merek Futura sebanyak 10 buah juga disiapkan untuk fasilitas gedung tersebut yang menelan anggaran sebesar Rp 35.000.000,-.
Selain dari pembangunan fisik, Kepala Desa Amorome juga mengadakan Program Stunting dengan anggaran sebesar Rp 60.000.000,- yaitu pemberian makanan tambahan buat bayi berupa bubur kacang hijau dan pemberian susu demi peningkatan gizi pada baduta (bawah dua tahun), balita (bawah lima tahun) serta ibu hamil dan menyusui yang selalu dilaksanakan setiap tanggal 19 bulan berjalan di balai posyandu.
Di sisis lain, sebagai desa yang selalu menjadi langganan banjir bandang, ada hal krusial yang paling dikhawatirkan Kepala Desa dan warga Amorome yaitu kondisi debit air Sungai Rambumolea yang rawan banjir setiap tiba musim penghujan.
Sungai ini, meskipun lebih kecil dibandingkan Sungai Lasolo, tapi sangat dekat dengan permukiman warga. Sungai ini apa bila terjadi banjir bandang sangat berbahaya bagi masyarakat di Desa Amorome karena melintasi desa itu sepanjang kurang lebih 1 (satu) KM dan yang lebih mengkhawatirkan karena airnya akan mengalir sangat deras yang bisa saja menggusur dan memporak-porandakan rumah-rumah penduduk.
Oleh karena itu Sardin S. sangat mengharapkan campur tangan Pemda Konawe Utara (Konut), entah lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Konut atau pun lewat Dinas Pekerjaan Umum untuk dapat menurukan proyek Normalisasi Sungai Rambumolea sepanjang satu kilometer guna meminimalisir terjadinya banjir bandang.
Saat ditemui di rumahnya yang sangat sederhana itu, Senin, 29/06/2020, Sardin sangat mengharapkan agar bisa difasilitasi oleh rekan-rekan wartawan, minimal dalam bentuk pemberitaan tentang kondisi desa mereka yang selalu menjadi langganan banjir bandang di setiap musim penghujan seperti sekarang ini.
“Kami sangat mengharapkan uluran tangan Pemda Konut untuk melakukan Normalisasi Sungai Rambumolea ini. Setiap terjadi banjir, air sungai ini deras sekali. Pada banjir yang terjadi tahun 2019 yang lalu, banyak rumah warga yang terbawa banjir. Air sungai ini bukan hanya menggenangi desa ini, tapi juga membawa lari rumah dan hewan ternak warga. Ini sangat mengkhawatirkan kami. Jujur saja pak, sepertinya Dana Desa yang dikucurkan Pemerintah Pusat tidak akan cukup untuk membiayai proyek ini”, tutup Sardin S. penuh harap.
(Arfn)