detikkasus.com | Provinsi Jabar – Kabupaten Cirebon – Syekh Magelung Sakti adalah seorang ulama murid Sunan Gunung Jati yang berpenampilan sangat khas yaitu dengan menggelung rambut panjangnya.
Konon rambutnya sendiri panjangnya hingga menyentuh tanah, karena tidak bisa dipotong dengan apapun dan oleh siapapun.
Sehingga dia lebih sering mengikat rambutnya (gelung), kemudian dikenal sebagai Syekh Magelung (Syekh dengan rambut yang tergelung).
Situs makam keramat Syekh Magelung Sakti ini dapat kita jumpai, terletak di Desa Karangkendal, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Tim Jejak Kasus Biro Cirebon mencoba berkunjung ke situs sejarah makam Syekh Magelung Sakti, untuk melihat langsung situsnya, Minggu (13/1/2019) pukul 09.00 WIB.
Secara kebetulan makam keramat Syekh Magelung Sakti sedang direvitalisasi cagar budaya. Kemudian Tim Jejak Kasus menjumpai juru kunci situs makam keramat Syekh Magelung Sakti, Satori untuk berbincang-bincang tentang revitalisasi situs keramat.
Menurut Satori revitalisasi situs makam keramat Syekh Magelung Sakti untuk menjadikan sesuatu sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.”Revitalisasi dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Direktorat Jenderal Kebudayaan, APBN 2018, melalui pengajuan dari anggota Dewan PKB Pusat H. Didi Wahyudi asal dari Jakarta,” paparnya.
Ditambahkan Satori kebetulan waktu itu H Didi Wahyudi ziarah ke keramat makam Syekh Magelung Sakti. Pada waktu itu dia sedang berdoa dan berzikir di depan makam Syekh Magelung Sakti dan dia melihat ke atas atap genteng pada rusak serta bocor.”Kemudian beliau terketuk pintu hatinya, ingin merehab dan merevitalisasi semua bangunan yang ada di dalam lingkungan makam keramat,” ujar Satori.
Lanjut Satori Alhamdulillah sekarang tercapai renovasi tersebut, seperti aula, tempat wudhu, gapura.dan dapur.”Semuanya itu yang direhab ada 8 titik,” tukasnya.
Diakui Satori sekarang situs makam keramat Syekh Magelung Sakti makin bayak peziarahnya. Orang yang datang dari jauh atau luar kotapun ada yang berziarah ke sini.”Mereka ada yang menginap, tidak ada pungutan atau dimintain bayaran oleh pihak pengurus makam keramat,” ujarnya menutup perbincangan.
Laporan: Rasoma/Caswila