Situbondo | Detikkasus.com – Terkait kelangkaan tabung gas 3 kg menjadi sorotan di kalangan aktivis Situbondo, pasalnya masyarakat merasa kebingungan. Hal ini terbukti di sejumlah postingan Medsos berita tentang sulitnya dan mahalnya tabung subsidi 3 kg ini terus bermunculan.
Sempat terjadi antrian yang cukup panjang di sejumlah SPBU yang menjual Tabung LPG 3 kg. Tim S One bergerak dan menyelidiki bersama dengan anggota GP Sakera untuk mengetahui apa yang terjadi dan menjadi permasalahan terkait dengan langkanya tabung gas 3 kg ini.
Dari pantauan di lapangan ternyata memang tabung LPG 3 kg ini sangat sulit di dapatkan bahkan ada toko yang mengaku sudah seminggu tidak mendapatkan kiriman dari pangkalan.
Salah seorang warga desa Pokaan yang tidak mau menyebutkan namanya ikut mengantri di SPBU yang berlokasi di Panji mengatakan, “Saya terpaksa ikut mengantri disini karena di samping harganya murah juga karena di sekitaran rumah kami tidak ada yang menjual karena kosong”.
Menindak lanjuti informasi tersebut Tim Investigasi melakukan pemantauan terhadap SPBU tersebut, dari pengamatan tim terlihat banyak tabung yang dinaikkan dan di turunkan di SPBU tersebut, tim S One datang dan menemui Pengawas SPBU Heriyanto yang beralamat di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
Ketika di tanyakan terkait dengan keberadaan ratusan tabung tersebut Heriyanto mengatakan, “Kita hanya mendapatkan jatah 100 tabung dan itupun kita jual langsung ke warga, dan tabung yang ratusan itu tabung kosong mas”, jawabnya saat di konfirmasi di kantornya. Rabu, (26/09/2018) sekitar pukul 17.00 WIB sore tadi.
Menanggapi persoalan kelangkaan tabung ini Ketum GP Sakera, Syaiful Bahri yang juga Pembina S One menyampaikan, “Saya memang memerintahkan untuk melakukan investigasi penuh, dan terkait dengan kelangkaan ini ada 3 faktor yang bisa kami simpulkan”.
Lanjut Bang Ipoel panggilan akrabnya, “Pertama ada indikasi tabung subsidi ini dilempar ke luar pulau. Kedua, karena permintaan di bulan ini memang meningkat. Ketiga, ini yang lebih fatal pendistribusian kurang maksimal”.
Ketika dimintai tanggapan terkait dengan antrian dan jawaban Pengawas SPBU dengan tersenyum menjelaskan, “Normal masyarakat akan mencari yang murah, namun yang lucu adalah penumpukan tabung kosong, sepengetahuan saya pengiriman dari Agen ke pangkalan harus menggunakan kendaraan khusus, baik mengambil tabung kosong yang di ganti dengan tabung berisi seharusnya langsung dari pangkalan”, tandasnya.
Bang Ipoel menambahkan, “Kalau kenyataan seperti itu nampak jika pendistribusian dari agen tersebut tidak merata dan ini yang menjadi salah satu penyebab antrian di SPBU karena di pangkalan atau di pengecer kosong”.
“Jika pemerintah, APH dan Pertamina dari Agen hingga pangkalan seriusi kasus ini, saya yakin Situbondo akan aman dan tidak akan kekurangan LPG 3 kg”, pungkasnya. (P4)