Kebo-keboan Alasmalang Banyuwangi Di Banjiri Ribuan Pengunjung – Detik Kasus Jawa-Bali.

Minggu, 1 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia-Propinsi Jatim-Kabupaten Banyuwangi, Detikkasus.com – Minggu, 01/10/2017, Acara ritual Kebo-keboan yang berlangsung di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (1/10/17) dibanjiri warga. Sebelumnya ritual serupa juga diadakan di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi beberapa waktu lalu.

Selain ribuan warga, acara ini juga dihadiri Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas serta undangan lain. Ritual tahunan ini selain merupakan acara bersih desa juga ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Alasmalang atas karunia dari Allah SWT atas berhasilnya panen serta melimpahnya hasil pertanian.
Kendati di sela-sela acara diwarnai hujan, namun ribuan warga tetap antusias mengikuti rangkaian acara yang disajikan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya acara ini juga diwarnai dengan manusia yang kesurupan menjadi kerbau.
Kemeriahan acara bisa dilihat dari jalan menuju tempat acara. Di sana penuh dipadati penonton yang ingin menonton acara. Acara dibuka dengan tarian-tarian Banyuwangi, santunan yatim piatu, pemukulan gong oleh Bupati Anas yang dilanjutkan dengan tasyakuran dan kirap ider bumi bersama “kebo” Alasmalang.

Baca Juga:  Penahanan Seseorang Yang Dianggap Sebagai Pelaku Pencurian Di Polsek Rogojampi - Banyuwangi Dinilai Kurang Transparan

Namun sebelumnya, pawang kerbau memberikan tapung tawar agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada si kerbau jadi-jadian itu. Puluhan manusia kerbau diarak keliling kampung. Layaknya kerbau, mereka berlari dikendalikan seorang petani.
Bau kemenyan dan bunga merebak. Sebelum keliling kampung, seluruh manusia kerbau dikumpulkan dan diberi ritual khusus (seluruh “kerbau” dimandikan di sumber air tak jauh dari desa setempat. Biasanya, usai dimandikan mereka itu akan tidak sadarkan diri karena kemasukan makhluk gaib penunggu desa ).

Puluhan kerbau jadi-jadian berjalan bergerombol.
Jalan yang dilalui arak-arakan sengaja dibanjiri air. Tujuannya, kerbau yang lewat bisa berkubang. Polah tingkah mereka pun berubah layaknya kerbau. Menyeruduk siapa saja yang ada di depannya. Penonton pun berlarian menghindari serudukan “kerbau”. Penonton yang tertangkap harus rela dilumuri arang hitam yang ada di sekujur tubuh “kerbau”. Dalam kondisi tak sadar, mereka diarak diiringi gamelan angklung.

Baca Juga:  Quick Respon Terhadap Pembenahan Jalanan Berlubang, Warga Lasiai Apresiasi Kepala Desa Lasiai

Ritual kebo-keboan ini digelar setahun sekali pada bulan Muharam atau Suro (penanggalan Jawa). Bulan ini diyakini memiliki kekuatan magis. Konon, ritual ini muncul sejak abad ke-18. Di Banyuwangi, kebo-keboan dilestarikan di dua tempat yakni di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, dan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi.

Munculnya ritual kebo-keboan di Alasmalang berawal terjadinya musibah pagebluk (epidemi – red). Kala itu, seluruh warga diserang penyakit. Hama juga menyerang tanaman. Banyak warga kelaparan dan mati akibat penyakit misterius.
Dalam kondisi genting itu, sesepuh desa yang bernama Mbah Karti melakukan meditasi di bukit.

Selama meditasi, tokoh yang disegani ini mendapatkan wangsit. Isinya, warga disuruh menggelar ritual kebo-keboan dan mengagungkan Dewi Sri atau yang dipercainya sebagai simbol kemakmuran.
Keajaiban muncul ketika warga menggelar ritual kebo-keboan. Warga yang sakit mendadak sembuh. Hama yang menyerang tanaman padi sirna. Sejak itu, ritual kebo-keboan dilestarikan. Mereka takut terkena musibah jika tidak melaksanakannya.

Ritual yang meminta berkah keselamatan sebelum memulai musim tanam padi itu dimulai berbagai persiapan seperti memasang pintu gerbang terbuat dari hasil bumi, hingga menanam segala jenis pohon di tengah jalan. Tanaman inilah yang akan dilewati kerbau jadi-jadian. Pohon ditanam di sepanjang jalan menuju empat arah mata angin yang mengelilingi desa.
Bermacam tanaman hasil bumi menghiasai di tiap jalan kampung, sebagai simbol ungkapan syukur kepada penguasa alam Untuk mendapat kesan suasana persawahan, jalan desa pun dialiri air yang berasal dari sungai setempat. Tumpeng sebagai simbol waktu perputaran kehidupan manusia yang disajikan dinikmati bersama-sama.
Warga menyambut ritual ini mirip perayaan hari raya.

Baca Juga:  Kolam Renang TIRTA SEMBADA Desa Kemamang, Kecanatan Balen, Kabupaten Bojonegoro Makan Korban, Seorang Bocah Tewas Tenggelam.

Hari pelaksanaan upacara dihitung menggunakan kalender Jawa kuno. Biasanya kepastian itu diputuskan para sesepuh adat. Pada hari pelaksanaan, seluruh warga membuat tumpeng ayam.
Sesajen ini dimasak secara tradisional khas suku Using, yakni pecel ayam, daging ayam dibakar dan dicampur urap kelapa muda.
(Teddy. Detikkasus Perwakilan Detikkasus-Jawa-Bali).

Berita Terkait

Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Barisan Pejuang Keadilan Berkomitmen Tegakkan Keadilan
Kondisi Tiang Listrik Rusak, Respon Cepat PLN ULP Kualatungkal segera Kroscek Lokasi untuk Perbaikan
MPW Pemuda Pancasila Jateng Gelar Rakorwil, Seluruh Ketua Bidang dan Ketua MPC Hadir
Peristiwa Naas!! Akibat Angin Kencang Pohon Kelapa Tumbang, Timpa rumah milik warga Pekon Teba Bunuk, Kotaagung Barat.
Warga Berencana Melapor ke Polisi, Diduga Nama dan Tanda Tangan Dipalsukan untuk Kredit di BPR Weleri Makmur
Listrik Hotel Rivoli Kualatungkal Padam saat Acara, Manajement Hotel: Kami berikan Kompensasi Potongan Harga
Adi Setijawan: Apresiasi Keputusan Pemkot Semarang Batalkan Kenaikan E-Restribusi di Pasar Burung Karimata
Dr. H. AM Juma’i SE., MM Ketua FKSB Angkat Bicara Terkait Kenaikan E Retribusi

Berita Terkait

Selasa, 5 November 2024 - 10:54 WIB

Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Barisan Pejuang Keadilan Berkomitmen Tegakkan Keadilan

Minggu, 27 Oktober 2024 - 15:23 WIB

Kondisi Tiang Listrik Rusak, Respon Cepat PLN ULP Kualatungkal segera Kroscek Lokasi untuk Perbaikan

Kamis, 24 Oktober 2024 - 06:32 WIB

MPW Pemuda Pancasila Jateng Gelar Rakorwil, Seluruh Ketua Bidang dan Ketua MPC Hadir

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 21:12 WIB

Peristiwa Naas!! Akibat Angin Kencang Pohon Kelapa Tumbang, Timpa rumah milik warga Pekon Teba Bunuk, Kotaagung Barat.

Jumat, 11 Oktober 2024 - 16:39 WIB

Warga Berencana Melapor ke Polisi, Diduga Nama dan Tanda Tangan Dipalsukan untuk Kredit di BPR Weleri Makmur

Berita Terbaru

Berita Terkini

Sujadi Saddat Mangkir Lagi dari Panggilan Ke Dua Bawaslu

Kamis, 7 Nov 2024 - 22:04 WIB