Detikkasus.com | Selayar-, Kasdim 1415/Selayar, Mayor Inf. Junaid menjadi inspektur upacara Peringatan HUT ke 73 TNI tahun 2018 di Lapangan Upacara Kodim 1415/Selayar, di Jl. Kelapa, Benteng yang dihadiri oleh Perwira, Bintara, Tamtama, anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXIX Kabupaten Kepulaun Selayar, dan Pegawai Negeri Sipil Kodim.
Rangkaian puncak peringatan HUT TNI ke 73 diawali laporan perwira upacara yang disampaikan Pasiter Dim 1415/Selayar, Kapt. Arm Husain dan penghormatan umum kepada Inspektur Upacara, Mayor Inf Junaid.
Penghormatan umum dipimpin Komandan upacara, Lettu Kav Abdul Rasyid, dilanjutkan pembacaan Sapta Marga oleh Serda Rustam. Upacara puncak Peringatan HUT TNI ke 73, berlangsung lancar dalam suasana sakral dan khidmad.
Tampil membacakan pidato seragam Panglima TNI, Kasdin 1415/Selayar, Mayor Inf Junaid mengutarakan, “upacara peringatan HUT TNI ke 73, tahun 2018 dilaksanakan secara serentak dari Sabang sampai Marauke dalam suasana penuh kesederhanaan dan khidmad”.
Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI melalui pidato seragamnya, mengajak seluruh komponen bangsa untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Maha Kuasa untuk meringankan beban korban bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala, Palu, Sigi dan Parigi Moutong, serta korban bencana di lombok.
Panglima TNI mengajak segenap komponen anggota TNI di seluruh tanah air untuk bersama-sama mendoakan, semoga kekuatan dan ketabahan senantiasa menyertai para korban bencana gempa bumi dan tsunami, terutama dalam upaya untuk memulihkan kembali kondisi di daerah bencana, seperti sedia kala.
Dikatakannya, TNI, bersama komponen bangsa lainnya telah bekerja bahu membahu dan berupaya sekuat tenaga untuk meringankan beban penderitaan korban bencana. TNI juga telah mengerahkan personil dan alutsistanya untuk memberikan pertolongan pertama, serta melaksanakan upaya evakuasi, menyalurkan bantuan, memberikan pengamanan, serta memulihkan sarana-prasarana secara bertahap.
Kegiatan pertolongan pertama yang dilaksanakan di lokasi bencana melalui pengerahan personil dan alutsista merupakan gambaran profesionalisme TNI. Oleh karenanya, sangat tepat apabila peringatan HUT TNI ke 73 tahun 2018 mengambil thema “Profesionalisme TNI untuk rakyat”.
Tema ini kata dia, sangat singkat dan padat. Namun dibalik itu semua, terkandung makna mendalam bahwa TNI yang senantiasa ditingkatkan profesionalismenya melalui berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, penyediaan persenjataan, alutsista, dan pemenuhan kesejahteraan dari negara, diperuntukkan sepenuhnya bagi kepentingan rakyat Indonesia di seluruh belahan nusantara.
Lebih lanjut, Marsekal Hadi Tjajanto menjelaskan, profesionalisme TNI diwujudkan melalui serangkaian kegiatan operasi dan kegiatan pelatihan dalam rangka untuk mendukung dan menjalankan tugass pokok TNI untuk menegakkan kedaulatan negara, sekaligus mempertahankan keutuhan wilayah, serta melindungi segenap komponen bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala bentuk ancaman dan gangguan.
Selain itu, TNI juga ikut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia dengan mengirimkan pasukanGaruda dalam Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB,red) ke berbagai negara sebagai bentuk partisipasi negara dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Sangat wajar kata dia, jika, kiprah TNI yang tertuang dalam berbagai bentuk penugasan, baik di dalam, maupun di luar negeri, kemudian, terbukti berhasil membentuk postur yang disegani. Sungguhpun demikian, ia mengakui, TNI sebagai alat negara, tidak lepas dari tantangan, baik untuk saat sekarang, maupun di masa depan.
Mellaui rangkaian pidato seragamnya, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto tak luput mengingatkan, bahwa tantangan yang akan dihadapi kedepan akan semakin kompleks. Sebab, perkembangan dinamika politik, ekonomi dan tekhnologi global, telah menciptakan ruang atau dimensi dan metode peperangan baru.
Diakuinya, krisis ekonomi yang diikuti dengan ketegangan percaturan politik global membawa ketidak pastian dan kekhawatiran dalam menjangka prospek masa depan. di sisi lain, kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, dinilai telah membawa dampak dispruptif di bidang informatika, cyber, komunikasi, transportasi, biomolekular militer, ruang angkasa dan lain sebagainya.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengutarakan, ketidak pastian akibat krisis ekonomi politik dan kepemimpinan global yang dikatalisasi oleh disrupsi teknologi membawa perang yang tidak lagi terbatas (resticted) dalam suatu batas teritorial.
Perang telah tidak terbatas (unrestricted) masuk ke berbagai dimensi, seperti; perang ekonomi, perang dagang, perang hukum, perang cyber, perang opini, yang belakangan, telah masuk ke dimensi perang mata uang di berbagai negara.
Era perang kinetik memang telah bergeser ke arah perang digital, non letal. Akan tetapi, hal tersebut, tetap menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi kehidupan masyarakat, dan bernegara.
Konsep-konsep inipun mengaburkan filosofi perang konvensional dan berbias melahirkan dimensi-dimensi ruang palagan baru serta perlahan mulai menggeser dimensi waktu, karena perang-perang tersebut, sebaliknya, malah terjadi di masa damai.
Demikian, bunyi kutipan, dan pernyataan, Panglima TNI. Marsekal Hadi Tjahjanto yang dibacakan Kasdim 1415/Selayar, Mayor Inf Junaid dalam pelaksanaan upacara Puncak Peringatan HUT TNI ke 73 tahun 2018, yang diselenggarakan pada hari Jum’at, (05/10) 2018 pagi, bertempat, di Lapangan Upacara Kodim 1415/Selayar. (Fadly Syarif)