Karena Laut Tidak Butuh Plastik

Jumat, 21 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Noor Fatmah Agustini Kusairi
Unifersitas : Muhammadiyah Malang Fakultas : Psikologi

Detikkasus.com | Laut adalah perairan asin terbesar di bumi yang dikelilingi secara keseluruhan atau sebagaian oleh daratan. Laut pada umumnya dibagi menjadi lima samudra besar yang meliputi empat samudra besar yang diakui Organisasi Hidrigrafi Internasional (Samudra Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Artik) dan Samudra Selatan, serta bagian yang kecil, seperti laut tengah, yang dikenal sebagai laut. Laut mempengaruhi ilkim bumi dan memiliki peran penting dalam siklus air , siklus karbon, dan siklus nitrogen.
Indonesia sendiri adalah negara yang sebagaian besar wilayahnya adalah lautan. Luas wilayah kelautan di Negara Indonesia melebihi dari daratan, itu yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemewahan yang luar biasa dalam sektor kelautan. Kekayaan laut yang dimiliki seperti ikan, udang, dan berbagai jenis hewan laut lainnya membuat perhatian masyarakat luar negeri menjadi meyukai hasil laut Indonesia. Keindahan bahari dan hasil laut yang dimiliki Indonesia tentu memiliki kualitas terbaik. Mulai pulau yang cantik akan isi lautnya seperti terumbu karang dan tumbuhan laut. Luas terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875 kilometer persegi yang menyumbang 18% luas total terumbu karang dunia dan 65% luas total di coral triangle.(KKP, 2017)
Setahun belakangan terakhir ini Indonesia menjadi sorotan dunia. Indonesia menjadi penyumbang sampah palstik terbesar di dunia setelah Cina. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, kesepakatan ini punya nilai sangat penting. Dia menyatakan, timbunan sampah plastik diperkirakan mencapai 24.500 ton per hari atau setara dengan 8,96 juta ton per tahun.
“Jadi, bayangkan, bagaimana sampah plastik itu kita buang, dan tidak akan terurai ke lingkungan, kemudian masuk ke sungai, ke laut, ikannya makan plastik, kepitingnya terlilit plastik,” papar Vivien dalam keterangan pers kementerian tersebut. Jika hal ini terus menertus terjadi dan tidak di tindak lanjuti dengan baik, banyak ha yang dirugika. Selain sektor pariwisata, negara dan rakyat, biota laut pun dirugikan. Karena hal ini banyak sekali biota laut yang tercemar mikroplastik ini sendiri.Banyak juga trumbukarang yang rusak akibat sampah-sampah yang tersangkut.
Akibat dari hal ini banyak nelayan yang mengalami kerugian. Khususnya nelayan sulit untuk mencari ikan karena laut yang ditutupi oleh sampah. Ikan-ikan yang nelayan tangkap pun sudah tercemar mokropalstik dan sulit untuk dijual. Akhirnya banyak nelayan yang tidak dapat berkerja, hal ini pun berdampak kepada anak-anak mereka. Anak-anak nelayan pun banyak yang putus sekolah dan memilih mambantu orang tuanya berkerja.
Secara psikologi usia anak-anak adalah usia dimana mereka mulai perpikir secara, bermain dan mengenal hal-hal baru. Pendidikan pun mulai berperan penting dalam hal ini. Jika anak-anak pada usia ini sudah mulai menyibukan diri dengan berkerja membantu orangtua, mereka akan banyak kehilangan kesempatan meraih mimpi mereka, perkembangan mereka secara kognitif dan sosioemosi juga akan terganggu. Secara kognitif pun mereka akan kalah dengan anak-anak memiliki kesempatan untuk bersekolah. Hal ini harus nya mendapat perhatian lebih oleh pemerintah dan masyarakat. Pemerintan dan masyarakat harus merubah pola hidup yang lebih ramah lingkungan. Selain itu masyarat juga harus lebih bijak lagi dalam penggunakan barang sekali pakai. Jika kita bisa melalukan hal-hal yang tidak dapat merugikan alam, khususnya laut, kita akan mendapakan manfaat dan kebaikan dari alam itu sendiri. Nelayan dapat menangkap ikan dengan leluasa dan anak-anak merek dapat bersekolah dengan baik, masyarakat dapat memakan ikan tanpa harus takaut terkena mokroplastik, dan laut dapat menghasilkan kekayanya dengan lebih banyak.

Baca Juga:  Karena gregetan, tiga pemuda perkosa gadis 21 tahun.

Berita Terkait

Ketua DPC PJI Bojonegoro : Kawal Terus Kasus Pembacokan Wartawan di Wilayah Hukum Polres Tuban
Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4
Paslon FAOITA NO. 4 kukuhkan Kordes Dan Kartini FAOITA Se-Kecamatan Hibala Kabupaten Nias Selatan
Pelaksanaan Bimtek, Terus Bergulir Menjelang Akhir Tahun, Dan Terus Kerap Menguras Dana Desa.
Telan Korban Kecelakaan, Ormas LAKI, Minta Kantor Dinas PUPR Aceh Timur, Segera Perbaiki Badan Jalan Yang Telah Rusak 
SAPA : Tekankan Bahwa Syariat Islam Aceh, Sering Kali Hanya Menjadi Janji Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
80 Persen Pelanggar Syariat Islam Di Banda Aceh Mahasiswa Asal Luar Kota.
SDM Polda Aceh, Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kemampuan Konselor Psikologi
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 16:11 WIB

Ketua DPC PJI Bojonegoro : Kawal Terus Kasus Pembacokan Wartawan di Wilayah Hukum Polres Tuban

Sabtu, 16 November 2024 - 10:55 WIB

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4

Jumat, 15 November 2024 - 21:28 WIB

Pelaksanaan Bimtek, Terus Bergulir Menjelang Akhir Tahun, Dan Terus Kerap Menguras Dana Desa.

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Telan Korban Kecelakaan, Ormas LAKI, Minta Kantor Dinas PUPR Aceh Timur, Segera Perbaiki Badan Jalan Yang Telah Rusak 

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

SAPA : Tekankan Bahwa Syariat Islam Aceh, Sering Kali Hanya Menjadi Janji Tong Kosong Nyaring Bunyinya.

Berita Terbaru

Peristiwa

Kodam IV/Diponegoro Menyiapkan Skema Jaga Stabilitas Pilkada

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:12 WIB

Uncategorized

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4

Sabtu, 16 Nov 2024 - 10:55 WIB