TRENGGALEK I detikkasus.com – Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Dr. Ir. Hadi Sulistyo, M.Si., melauncing bengkel keliling alsintan (alat mesin pertanian) berbasis online atau biasa di sebut Jabling (Jasa Sewa dan Bengkel Keliling Alsintan), di Taman Agro park Trengalek, Senin (20/09/2021).
Kegiatan launching Jabling kali ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyerahkan bantuan 1 kendaraan bengkel alsintan yang dilengkapi peralatannya kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan) seKabupaten Trenggalek. Pemberian tersebut diantaranya, Alsintan pra panen Cultivator, 2 Hand Trakctor, pompa air dan berapa alsintan lainnya, serta beberapa bibit buah.
“Bantuan ini merupakan inovasi kami di Jatim, sejak tahun 2020 kemarin,” tutur Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Drs Hadi Sulistyo.
Ditambahkan Hadi Listiyo, selama ini bantuan-bantuan yang kami serahkan di setiap kabupaten atau gapoktan banyak yang tidak terurus. “Setelah rusak di biarkan begitu saja dan tidak dirawat dengan baik,”jelasnya.
Dengan inovasi ini mudah-mudahan para gapoktan penerima bantuan alsintan, bisa memperbaiki alsintan yang rusak. Dengan begitu bisa dimanfaatan kembali untuk bertani.
Menyampaikan alasannya kenapa memilih program perbaikan alsintan, Hadi menambahkan, “pertanian kedepan tidak bisa lepas dari mekanisasi. Karena alsintan sangat berperan penting dalam kemajuan pertanian,” jelasnya.
Dicontohkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jatim itu, “panen padi dengan menggunakan Combine Harvester hasilnya akan lebih maksimal dibanding dengan cara konvensional. Karena menggunakan cara ini lose-nya tidak lebih dari 1% bahkan bisa 0 %. Sedangkan cara konvensional bisa mencapai 10% gabah yang hilang,” terangnya.
Bila bisa difungsikan lagi maka harapannya tidak perlu ada pengadaan baru, dan ada pengurangan pembiayaan alsintan, tandasnya.
Sedangkan Bupati Trenggalek, saat mendamping Kadispertapan Provinsi Jatim itu menambahkan pemanfaatan bengkel alsintan keliling ini kelembagaannya akan dikelola Dinas Pertanian atau Dinas Teknis.
“Namun tadi usulan saya memanfaatkan Gapoktan-Gapoktan untuk berhimpun dalam satu koperasi,” ungkapnya.
Karena nanti, lanjut Bupati Trenggalek itu menambahkan “proses perbaikan akan timbul biaya jasa. Jangan sampai jasanya menguap ke perorangan,” jelasnya.
Bupati Trenggalek berpesan pihaknya tidak ingin harga jasa servis ini tidak terkontrol sehingga menyebabkan petani mengeluarkan biaya lebih banyak untuk berproduksi. “Ini yang tidak kita harapkan, sehingga bisa kita kontrol. Bisa dibawah koperasi yang nanti akan didampingi dinas tekhnis. Ini usulan saya, sehingga bila ada keuntungan, bisa dikembalikan ke anggota,”pungkasnya.(Adv/Adi).