Artikel |Detikkasus.com
Ada 38 kabinet Jokowi yang di umumkan yang bakal menjadi menteri di periode Jokowi menjabat sebagai presiden Indonesia. Masyarakat bingung dengan kabinet Jokowi di periode ke-2 ini,karena memasukkan nama-nama yang tidak sesuai dengan keahlian atau kurang tepat menurut pendapat masyarakat banyak,tapi ada juga sebagaian masyarakat yang setuju dengan penempatan menteri-menteri tersebut karena masyarakat berpikir itulah yang terbaik dan pilihan presiden mereka dukung sepenuhnya.
Nama-nama menteri yang dipilih Presiden Jokowi
1. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: Mohammad Mahfud
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto
3. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhajir Effendy
4. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut Binsar Panjaitan
5. Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto
6. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
7. Menteri Dalam Negeri: Tito Karnavian
8. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Marsudi
9. Menteri Agama: Fachrul Razi
10. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna Laoly
11. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati
12. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Nadiem Makarim
13. Menteri Kesehatan: dokter Terawan
14. Menteri Sosial: Juliari Batubara
15. Menteri Ketenagakerjaan: Ida Fauziah
16. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita
17. Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto
18. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Arifin Tasrif
19. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
20. Menteri Perhubungan: Budi Karya
21. Menteri Komunikasi dan Informatika: Johnny G. Plate
22. Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo
23. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
24. Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo
25. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Abdul Halim Iskandar
26. Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kehutanan: Sofjan Jalil
27. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa
28. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Tjahjo Kumolo
29. Menteri BUMN: Erick Thohir
30. Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki
31. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama
32. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak: Gusti Ayu Bintang Darmavati
33. Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional: Bambang Brodjonegoro
34. Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali
35. Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko
36. Sekretaris Kabinet: Pramono Anung
37. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal: Bahlil Lahadalia
38. Jaksa Agung: ST Burhanuddin
ada 7 orang menteri dianggap kontroversi :
• Menteri Agama, Fachrul Razi Salah satu yang dianggap publik sebagai sosok kontroversial adalah Fachrul Razi, yang dipilih Jokowi sebagai Menteri Agama. Fachrul Razi dianggap kontroversi, lantaran background-nya yang berasal dari militer dan tidak memiliki riwayat tergabung dalam basis keagamaan. Tapi Jokowi mempunyai alasan tersendiri untuk memilih, karena menurut Jokowi memiliki kemampuan untuk mengatasi radikalisme.
• Menteri KesehatanTerawan, dianggap publik kontroversial karena ia pernah diberi sanksi pelanggaran etik kedokteran. Pelanggaran tersebut salah satunya terkait dengan penggunaan metode ‘brain wash’ yang digunakan Terawan untuk mengobati pasiennya. Kendati demikian, Jokowi menganggap Terawan adalah orang yang memenuhi kriteria sebagai Menteri Kesehatan yakni berpengalaman dalam managemen anggaran dan personalia di sebuah Lembaga.
• Jaksa Agung, ST Burhanuddin ST Burhanuddin masuk dalam susunan kabinet Jokowi sebagai Jaksa Agung. Namun sejumlah pihak menilai, pemilihan ST. Burhanuddin tidak terlepas karena alasan kepentingan politik tertentu. Seperti diketahui, Burhanuddin merupakan adik dari politisi PDI-P TB Hasanuddin. Namun Jokowi menegaskan, dirinya memilih ST Burhanuddin lantaran profesionalitasnya sebagai jaksa karier.
• Mendagri, Tito Karnavian Sosok Tito Karnavian yang sebelumnya merupakan kapolri ini ditunjuk Jokowi untuk menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Penunjukan Tito menuai banyak pertanyaan publik. Salah satu alasannya, karena Tito dianggap belum bisa mengungkap kasus penyiraman air keras yang dilakukan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Kepada wartawan, Jokowi menegaskan, alasannya memilih Tito masuk ke kabinet lantaran Tito memiliki banyak pengalaman. “Ya kita tahu Pak Mendagri ini memiliki pengalaman di daerah, pengalaman yang baik di lapangan,” ujar Jokowi Ia juga menilai, hubungan Tito dengan kepala daerah juga baik, sehingga menurutnya ini awal yang baik untuk menciptakan lapangan kerja agar investasi di daerah berjalan baik. Jokowi juga meminta Tito memastikan pelayanan publik di daerah bisa dikoordinasikan dengan baik dengan seluruh kepala daerah, sehingga tata kelola dengan dunia usaha betul-betul bisa berjalan ramah dan cepat.
• Menkumham, Yasonna Laoly
• Yasonna Laoly, dianggap kontroversial terkait dengan UU KPK yang tercipta pada akhir periode Jokowi-JK. Sebelum dilantik kembali, sebelumnya pada periode pertama pemerintahan Jokowi, Yasonna sempat mundur dari posisinya sebagai Menkumham jelang akhir jabatannya karena alasan terpilih sebagai anggota DPR. Dan kini ia terpilih kembali. Jokowi menyebut, penugasan kembali Yasonna salah satu alasannya untuk memperbaiki RUU yang dianggap bermasalah.
• Mendikbud, Nadiem Makarim Sosok Nadiem Makarim yang semula adalah Bos Go-Jek juga mendapat banyak perhatian publik. Nadiem sendiri merupakan sosok yang tidak memiliki background politis dan background Pendidikan, padahal ia menjabat Mendikbud. Usianya pun paling muda di antara para menteri yang lain. Terkait hal tersebut, Jokowi menjelaskan alasannya memilih Nadiem, karena latar belakang Nadiem yang mendirikan perusahaan rintisan berbasis teknologi semacam Go-Jek. Ia yakin Nadiem bisa menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk menerapkan standar Pendidikan yang sama bagi 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia.
• Menhan, Prabowo Prabowo ditetapkan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan, Rabu (23/10/2019). Penunjukan Prabowo ini menuai banyak kontroversi dari berbagai kalangan. Salah satunya karena dalam pilpres 2019, Prabowo adalah lawan dari Jokowi. Terkait hal tersebut, Jokowi memberikan alasan penunjukan Prabowo. “Kita ini ingin membangun sebuah demokrasi gotong royong,” kata dia. Jokowi menjelaskan, di Indonesia tidak ada yang namanya oposisi seperti di negara lain. Demokrasi Indonesia adalah demokrasi gotong royong. Karena itu, Jokowi tidak masalah rivalnya masuk kabinet. “Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa, kenapa tidak,” kata dia.
Tapi Jokowi tetap pada keputusan nya tersebut karena Jokowi ingin “Indonesia Maju” dan tidak tertinggal dengan canggih nya teknologi makanya nya Jokowi memilih tetap mempertahankan menteri-menteri tersebut supaya kedepan bisa menyamai atau melebihi kinerja menteri-menteri terdahulu dan Jokowi menyiapkan untuk Indonesia menuju Bonus Demografi atau memperingati 100 tahun Indonesia Merdeka.
Nama : Muhammad Hairi
Nim : 201910050311061
Kelas : Ilmu Pemerintahan B