Detikkasus.com l Indramayu – Jabar
Karya seni yang tidak pernah berakhir.
Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan Pohon Bonsai.
Bonsai sejatinya makhluk hidup, hanya saja pertumbuhannya diperlambat dan dibuat kerdil sehingga menghasilkan karya seni yang luar biasa. Oleh sebab obyeknya adalah tumbuhan hidup, untuk itu bonsai membutuhkan perawatan yang baik agar tetap bisa tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya.
Bertempat di halaman Masjid Nurul Hidayyah Desa Juntinyuat, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, untuk pertama kalinya Junti Bonsai Community (JBC) bersama Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Indramayu menggelar Workshop Bonsau, Minggu (27/10/2019).
Acara yang di fasilitasi serta didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Desa Juntinyuat dan Karang Taruna Gema Karya Desa Juntinyuat itu pun menarik perhatian banyak pecinta pohon kerdil. Terbukti puluhan para pecinta bonsai di dari penjuru Indramayu, bahkan dari luar Indramayu berdatangan ke lokasi workshop.
Kegiatan yang dilaksanakan JBC bersama PPBI Cabang Indramayu ini merupakan ajang silaturahim antar sesama pecinta bonsai serta bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang seni bonsai.
Ketua JBC, Andi, di dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sebagai langkah awal untuk menuju penghijauan serta menambah kreativitas seni bonsai.
“Kedepannya kita akan programkan penghijauan sepanjang pantai Indramayu.” ungkap Andi.
Lebih lanjut Andi juga menuturkan ” hutan mangrove kan sudah ada di Indramayu, selanjutnya program kita membuat hutan centigi. Mohon dukungannya semoga saja cepat terealisasi.” sambungnya.
Dilokasi pameran nampak terlihat puluhan bonsai berbagai ukuran yang dipamerkan dan ternyata ada sebuah bonsai yang menarik perhatian karena nilainya cukup mahal, bonsai tersebut nilainya mencapai lebih dari Rp.20juta.
Bonsai dengan harga fantastis itu disebut dari jenis pohon asem jawa atau dalam bahasa latinnya Tamarindus indica, yang termasuk suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Usianya sendiri saat ini ditaksir telah mencapai lebih dari 50 tahun. Terlihat dari batang yang besar, jelas tidak diperoleh dengan proses waktu yang singkat dan akarnya pun sudah memohon, Paling tidak minimal 35 sampai 40 tahun.
Diharapkan kegiatan workshop tersebut dapat memberi semangat dan motivasi kepada para pebonsai yang ada di Indramayu, utamanya di Desa Juntinyuat sehingga diharapkan mereka bisa lebih kreatif meminiatur tanaman hidup. (Indra Irawan)