Islam Tidak Menganjurkan Sebagai Pemalas Dan Mengambil Keuntungan Besar dari Agama

Detikkasus.com | Hikmah Islami
Islam menganjurkan dan mewajibkan manusia untuk bekerja dan mencari rezeki yang halal dan baik

Entah berdagang dll…
Yang tidak di perbolehkan adalah :
– Kecurangan
– Tidak amanah
– Mengecewakan bila di percaya
– Bila di beri amanah tidak
Amanah
Tidak mempunyai T.jawab serta berkesan mengabaikan apalagi selanjutnya mejauhi dan memusuhi

Dalam islam tidak mengajarkan
Kemalasan mengatas namakan Agama untuk mengambil keuntungan besar

Maka karena itu banyak ulama tentunya sangat paham Syareatnya, maka di samping mengajarkan agama islam, BerdakwahJuga berdagang/bertani/berkebun di dalam Pesantren nya..
Maupun menjalankan usaha lain nya…

Sedang yang kurang memahami ajaran Agama serta tidak mengambil hikmah untuk di jadikan pelajaran hidup, kebanyakan kaula muda yg notabene tidak pernah menimba ilmu di pesantren belajar ilmu agama
Sehingga tindak tanduknya masih belum terkontrol oleh hukum syareatnya

Mereka berlomba mengambil jalan pintas dengan belajar ilmu amalan/ ilmu ketabiban
Semata-mata untuk mencari keuntungan besar sebagaimana tolak ukur paranormal sukses , terkenal dan kaya

Hingga hidupnya lambat laun dalam bermalas-malas

Senang pujian di panggil Gus dengan duduk bersantai mengambil keuntungan besar dari para peminta bantuan nya
Terkadang mengatas namakan Agama dan bercerita sebuah kisah para Ulama dan para wali

Baca Juga:  Ada 3 Dosa yang tidak dapat ditebus oleh Shalat, Sedekah, Puasa maupun Haji

Berikut ini sebuah kisah suri tauladan Rosululloh SAW
yang berkaitan seorang hamba yg bekerja keras tanpa Gengsi dan tidak hidup bermalas-malas

Ketika mendekati kota Madinah, tepat di salah satu sudut jalan, Baginda Rosululloh SAW berjumpa dengan seorang tukang batu.

Rosululloh SAW melihat tangan tukang batu itu begitu melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang oleh sinar matahari.

Kemudian Baginda bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”.
Tukang batu itu menjawab :

“Ya Rosululloh, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya..
Karena itulah tangan saya kasar,”.

Rosululloh SAW merupakan teladan yang paling mulia, begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal
Rosulpun langsung Menggenggam tangannya dan Kemudian menciumnya seraya Bersabda :

“Hadzihi Yadun La Tamatsaha Narun Abada”.

Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya “.

Rosululloh tidak pernah mencium Tangan para Pemimpin Quraisy
Tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun.

Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rosululloh.

Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rosululloh justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.

Baca Juga:  Istri Shalehah Aurat nya tidak untuk laki laki lain.

Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rosululloh.
Orang itu dikenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas.
Para sahabat kemudian berkata :

“Wahai Rosululloh, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah)

Mendengar itu Rosul pun menjawab :

“Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil
Maka itu fi sabilillah

Kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia
Maka itu fi sabilillah

Kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta
Maka itu fi sabilillah ”.

(HR Thabrani)

Orang-orang yang pasif dan malas bekerja
Sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya
Yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur.
Dan tentunya Rosululloh amat prihatin terhadap umatnya menjadi para pemalas.

Dan ternyata masih banyak orang
Di usia 30-40+ melakukan banyak -Kecurangan
-Ketidak Jujuran
-Tidak Tanggung jawab
– Di beri Amanah tidak Amanah
– Berhutang tidak Mau Mengembalikan

Kebanyakan para pelaku supranatural ingin pula mendalami ilmu sepiritual dan menginginkan pengertian ilmu ketaukhidan
Sayangnya hal tersebut hanya di buat pelengkap wacana semata
Agar di sebut pengertian mendalam/mengerti

Baca Juga:  Allah menciptakan jin dan Manusia untuk Beribadah kepada-Nya. QS. Adz Dzariyat ayat 56.

Semua Terkadang tergantung Gen/Garis keturunan untuk paham dan mampu dalam melaksanakan
Dan bila tiada maqom nya di paksakan bagaimanapun lakunya cuma berhenti sebatas ucapan
Dan hanya menjadi pelengkap wacana

Sedangkan, secara ketentuan laku syareatnya kebanyakan masih Amburadul

Sebagian hanya mencari sebuah pamor
Entah melalui medsos maupun makelar persukunan, di mana ucapan nya bagaikan resi penuh kebijaksana’an
Bagai seorang yg menguasai ilmu laku
Bagai orang mengusai ilmu Tabib dll…

Padahal pada hakekatnya yang di cari hanyalah mengeruk keuntungan dunia semata
Dengan berbagai kamuflase nya

Semua hanya untuk mengejar warna kenikmatan Dunia
Dan mudahnya terbius aroma dunia yg menyesakkan jiwa.

Pada hakekatnya menimba ilmu agama secara dhohir maupun bathin bertujuan untuk berdakwah
Sebagai penyampai kebaikan
Semua keahlian apapun bertumpu pada penyampai keagungan Tuhan

Yang pada akhirnya menuntun dan mengarahkan dalam kebaikan untuk beramal sholeh serta memperbaiki akhlaq dan laku seseorang

Sayangnya hal jarang di lakukan para pelaku ilmu jetabiban(perdukunan) di era sekarang

Dan pada akhirnya ia lalai akan Tanggung jawabnya kepada Tuhan nya
Dan lebih menyukai sebuah pujian manusia, dan lebih mengutamakan yang kaya

Lalu pada akhirnya ia terbuai dan kemudian lali akan Akhir Hidup nya…

{A.R}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *