Ini Contoh, Oknum Pegawai Dinas Pendidikan Indramayu Asyik Nyawer Artis, hingga Lupa Menghentikan Musik Saat Adzan Magrib.

Indramayu, detikkasus.com – Seorang Pejabat Daerah sepatutnya bisa mengayomi dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, terlebih lagi jika orang tersebut menjabat pada Dinas Pendidikan (Disdik) yang semestinya bertanggung jawab untuk mengarahkan para Guru agar memberikan suri tauladan yang baik bagi mentalitas dan pola pikir generasi penerus bangsa.

Dikarenakan Guru merupakan salah satu profesi yang sangat mulia, dan betapa besar manfaatnya bagi yang benar-benar memahami makna sesungguhnya.

Baca Juga:  Pamit Kenal Kepala SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Malang,

Namun, ternyata yang terjadi di lingkungan PGRI dan Dinas Pendidikan Indramayu benar-benar bertentangan dengan arti makna ‘tauladan’ itu sendiri. Terlihat beberapa Pejabat Disdik dan para Guru asyik ‘sawer’ diatas panggung saat adzan dhuhur berkumandang.

Seperti diketahui, Pengurus PGRI Kabupaten Indramayu Menggelar Kegiatan Jalan Sehat Keluarga Besar PGRI dalam rangka menyambut serta memeriahkan HUT PGRI ke – 72 dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2017 pada hari Sabtu (25/11/17) di halaman gedung PGRI Indramayu. Acara tersebut dimeriahkan dengan panggung hiburan, dengan diiringi penyanyi dangdut lokal.

Baca Juga:  Polsek Sukasada Tingkatkan Patroli Jalan Kaki Sambil Himbau Masyarakat Agar selalu Waspada Dalam Segala Hal

Namun amat disayangkan, saking asyiknya mereka bergoyang dangdut sampai sampai harus mengabaikan waktu ibadah.
“Suara adzan nya saingan sama musik dangdut.” ujar salah seorang penonton yg tidak mau disebutkan namanya kepada awak media Jejak Kasus, ketika acara sedang berlangsung.

Baca Juga:  Babinsa Koramil 0824/20 Gumukmas Bersama PPL Dampingi Pok Tani Basmi Hama Wereng

Hal ini sungguh menjadi suatu fenomena yang sangat memprihatikan jika pejabat Disdik dan para Guru nya saja tidak disiplin waktu dan malah mencontohkan hal yang buruk terhadap masyarakat. Serta mencontohkan penyimpangan yang mengejutkan (atau bahkan aib) bagi dunia pendidikan,khususnya di Kabupaten Indramayu sendiri. Akan tetapi mungkin saja saat ini sudah dianggap suatu hal yang ‘wajar’. Sungguh suatu kenyataan menyedihkan dan mengerikan. (Indra Irawan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *