Hidup Dibawah Garis Kemiskinan, Leni Marlina Butuh Uluran Tangan.

Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Padang Pariaman, detikkasus.com – Hidup dibawah garis kemiskinan, Leni Marlina (35) warga korong Baringin, nagari Batu Basa III Koto Aur Malintang, kecamatan IV Koto Aur Malintang, kabupaten Padang Pariaman, provinsi Sumatera Barat, terpaksa tinggal di gubuk dalam kategori tidak layak huni.

Selepas berpisah dari suami pertama, wanita yang akrab di sapa Piak Midun itu terpaksa menghidupi keempat anaknya dengan pekerjaan serabutan, “ sebelumnya saya bekerja di sebuah rumah makan di kecamatan Lubuk Basung, kabupaten Agam, dan di beberapa tempat lainnya, mencari kehidupan seperti itu membuat saya harus rela  terpisah dengan buah hati yang tinggalkan  bersama sang neneknya di rumah, ”ujarnya saat disambangi kerumahnya Oleh Korwil Jejak Kasus (Bang Kijuak ), Senin (18/09/2017).

Baca Juga:  Pastikan Situasi Tetap Kondusif, Polsek Sawan Kembali Melaksanakan Patroli Dialogis

Rumah yang di tempati sekarang berukuran 4×4 meter, hunian tersebut merupakan bantuan rumah senyum CRS saat gempa yang melanda Sumatera Barat 2009 silam, dinding yang terbuat dari papan pun sudah lapuk dan terpaksa ditambal triplek bekas karena  tidak punya biaya untuk memperbaikinya.

Ia mengaku 2 orang anaknya terpaksa mengakhiri pendidikan dasar karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan kejenjang berikutnya, beruntungnya  anak perempuan yang sulung dibawa saudara  berdagang ke jakarta  sehingga bisa sedikit meringankan beban.

Baca Juga:  Tingkatkan Patroli Antisipasi Gangguan Kamtibmas Wilkum Polsek Banjar.

Saat ini ia sudah memiliki suami kembali namun tidak mendapatkan nafkah seperti seorang istri pada umumnya, untuk menyambung hidup saat ini upiak bekerja sebagai petani, “ sebelum menikah ia mengaku duda namun 2 bulan menjalani bahtera rumahtangga  baru terbongkar kalau suami saya masih punya istri, kini lebih sering tinggal bersama istri tua, paling pulangnya  3 atau 4 sekali, itu pun terkadang tidak memberikan uang belanja, ” katanya sambil mengusap air mata.

Baca Juga:  234 Mahasiswa Unmer Surabaya di Wisuda Pangdam.

Dikatakannya dengan kondisi yang dijalan selama ini, ia luput dari sentuhan pemerintah, untuk meringankan bebannya ia membutuhkan uluran tangan berupa bantuan pendidikan untuk sang anak, beras raskin maupun perbaikan rumah agar menjadi layak huni.

Ia berharap uluran tangan dari donatur maupun pemerintah setempat untuk meringankan beban hidup baik berupa perbaikan rumah maupun untuk pendidikan seluruh anaknya, “ besar harapan saya bisa mendapatkan penghidupan layak dan anak-anaknya memperoleh bantuan  pendidikan, jika mereka tidak sekolah maka kehidupannya tidak akan berubah,” harapnya. (Toni Bang kijuak).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *