Detikkasus.com | Artiel
Pemerintah berambisi menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi syariah terbesar. Indonesia dengan populasi muslim terbesar jangan sampai justru menjadi korban kapitalisasi dari pertumbuhan ekonomi syariah dunia.
Selain populasi muslim yang besar, Indonesia memiliki sejumlah sektor usaha yang bisa dikembangkan dalam industri halal, seperti makanan, fashion hingga farmasi.
“Tapi kalau kita tidak punya strategi yang bagus, sementara negara lain sudah mengembangkan produksinya. Kalau kita hanya konsumsi, ujungnya satu yakni tidak akan memberikan manfaat kepada kita tapi justru kita akan menjadi korban kapitalisasi dari pertumbuhan ekonomi syariah dunia,” Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), M. Anwar Bashori, dalam Opening Ceremony Road to ISEF 8th 2021: “Halal Products, Beyond Halal Compliance” pada Senin (21/6/2021).
Dijelaskan Bashori, ekonomi syariah telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Hal ini tidak hanya dilirik oleh negara-negara dengan penduduk muslim yang besar.
Misalnya, Thailand yang telah memiliki visi menjadi Dapur Halal Dunia, dan Korea Selatan dengan Destinasi Utama Pariwisata Halal.
“Jadi ekonomi syariah bukan hanya kepada muslim, tapi juga menjadi bagian kue besar yang akan kita kembangkan. Indonesia pun sudah harus menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia,” tuturnya.
Jika berbicara mengenai ekonomi syariah, maka pembanding untuk Indonesia adalah negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (Organisation of Islamic Cooperation/OIC). Negara-negara ini juga memfokuskan pada pengembangan pasar produk halal.
Bashori mengatakan bahwa beberapa indikator makro ekonomi menunjukkan Indonesia sebagai pemimpin di dalam ekonomi dan keuangan syariah di OIC. Selain itu, Indonesia juga disebut sebagai negara paling kompetitif menarik investasi asing langsung (FDI) di antara anggota OIC.
“Kalau kita ukur PDB-nya data 2020, kita kuenya adalah ekonominya paling besar dibandingkan dengan Turki, UEA maupun Malaysia, kita paling besar. Sehingga tentunya ini adalah kue besar ekonomi , kita bisa mendorong Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia, karena kita juga negara paling besar di OIC,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, industri keuangan syariah di Indonesia tumbuh sangat baik dalam lima tahun terakhir. Hal tersebut terlihat dari Perkembangan aturan di pasar modal syariah hingga peningkatan jumlah investor syariah.
Dalam lima tahun terakhir, saham syariah meningkat 28,62 persen dan sukuk korporasi naik 206,5 persen. Reksa dana syariah meningkat lebih tinggi lagi sebesar 574,8 persen dan sukuk pemerintah juga meningkat 226 persen.
“Jadi kami melanjutkan, meningkatkan instrumen dan basis investor, terutama dengan berkembangnya kelas menengah di Indonesia, yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi yang sesuai dengan syariah,” katanya dalam keynote speechnya secara daring pada Brunei Darussalam Islamic Capital Market Conference 2021 dengan topik Stimulating the Development of Islamic Capital Market Sector: A Story from Indonesia, ditulis Kamis (3/6/2021).
Pemerintah telah melakukan berbagai strategi pengembangan pasar modal syariah sebab industri pasar modal syariah memiliki kontribusi signifikan terhadap pendalaman keuangan dan inklusi keuangan, serta memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia. Strategi komprehensif telah
dikembangkan untuk meningkatkan Pasar Modal Syariah di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
“Yang pertama adalah mengembangkan produk Pasar Modal Syariah, yang kedua memperkuat dan mengembangkan infrastruktur Pasar Modal Syariah dan yang ketiga meningkatkan literasi dan inklusi Pasar Modal Syariah dan keempat memperkuat sinergi dengan banyak pemangku kepentingan,” ungkap Menkeu.
Selain itu, pengembangan produk Pasar Modal Syariah telah dilakukan untuk meningkatkan supply dan demand dari industri instrumen syariah dan untuk memenuhi kebutuhan semua level produk pasar modal syariah, baik yang berasal dari produk formula biasa hingga produk struktur kompleks seperti sukuk, reksa dana saham syariah.
“Pengembangan produk dilaksanakan sejalan dengan perkembangan teknologi keuangan, filantropi Islam, dan juga produk investasi yang berwawasan lingkungan, juga implementasi sukuk korporasi ritel untuk memperluas investor dan juga pemanfaatan instrumen Pasar Modal Syariah sebagai sumber pendanaan untuk infrastruktur dan industri Halal, tambahnya.
Strategi untuk meningkatkan literasi dan inklusi Pasar Modal Syariah akan dilaksanakan melalui peningkatan kualitas kapasitas pelaku pasar Modal Syariah. Pemerintah juga akan memperkuat sinergi antar pelaku pasar dalam meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah serta berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk mempromosikan pasar modal syariah.
“Dalam hal ini, kami Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, serta OJK bekerjasama dengan banyak civitas akademika agar kita dapat terus mengedukasi dan membangun serta meningkatkan literasi keuangan,” pungkas Menkeu.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, industri keuangan Islam telah memposisikan diri menjadi pasar utama dalam ekosistem keuangan global serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial dunia. Hal ini berbeda jauh dengan satu dekade lalu yang maish relatih kecil.
“Saat ini, keuangan Islam telah menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat dari industri keuangan global dan terus berkembang,” kata dalam keynote speech secara daring pada Brunei Darussalam Islamic Capital Market Conference (BICAM) 2021 dengan topik Stimulating the Development of Islamic Capital Market Sector: A Story from Indonesia, Rabu (2/6/2021).
Bendahara Negara itu mengatakan aset keuangan Islam telah meningkat secara signifikan dan jumlahnya meningkat tiga kali lipat selama pasca krisis keuangan global, di mana sekarang mewakili sekitar USD2 triliun dalam aset perbankan dan sekitar USD400 miliar dalam aset pasar modal.
“Tren positif ini diprediksi akan terus tumbuh sekitar 3 triliun dolar AS pada tahun 2024,” jelasnya.
Dia menambahkan, industri keuangan Islam, tidak hanya menarik negara-negara Muslim tetapi juga telah mendapatkan perhatian dari negara-negara non Muslim. Keuangan Islam telah berkembang dan menjadi penting secara sistemik di beberapa negara.
Praktik keuangan Islam sendiri telah menarik banyak sektor. Ini didorong oleh fitur kompetitifnya yang menggunakan konsep re-sharing, serta menyebarkan keuangan ke ekonomi riil dan memfasilitasi redistribusi kekayaan dan peluang.
“Dalam perjalanan perkembangan keuangan Islam ini, Indonesia sangat bangga menjadi salah satu pemimpin utama dalam menerapkan inisiatif utama untuk mengembangkan sektor ini lebih jauh. Secara global maupun internasional, Republik Indonesia telah memantapkan dirinya sebagai salah satu penerbit sukuk global terbesar dan penerbit sukuk hijau yang pertama,” tutup Sri Mulyani.
Sebelumnya, Pasar milenial memiliki potensi besar sebagai target pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di era transformasi digital. Terlebih saat ini muncul ‘Generasi Sy’ (Gen-Sy) yakni kelompok yang melihat pentingnya keseimbangan hidup antara duniawi dan rohani.
Wakil Presiden, Ma’ruf Amin mengatakan, dengan potensi besar tersebut maka perlu untuk menarik pasar milenial. Sebab pengembangan ekonomi dan keuangan syariah harus menyesuaikan dengan selera generasi SY.
“Dari berbagai Informasi yang kita terima, sekarang justru milenial yang sadar syariah itu begitu besar jumlahnya, sampai timbul istilah ‘Generasi Sy’. Itu milenial, dan Gen-Sy itu sekarang besar sekali,” katanya ketika diwawancara oleh Top Manajemen Redaksi Bisnis Indonesia, yang dilakukan secara virtual dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Senin (26/4/2021).
Oleh karena itu, layanan daripada ekonomi dan keuangan syariah ini harus juga menyajikan layanan yang sesuai dengan generasi milenial,” sambungnya.
Lebih jauh Wapres menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak bisa dilepaskan dari dunia digitalisasi yang telah menghadirkan financial technology (fintech) dan pasar elektronik (e-commerce), serta produk-produk yang market friendly (ramah pasar) di kalangan generasi muda. Hal ini sebagai upaya agar produk-produk syariah lebih dikenal dan diminati generasi milenial.
“Karena itu, semboyan kita bahwa ekonomi syariah ini sekalipun pada mulanya kita sediakan untuk mereka yang ingin melaksanakan transaksi ekonomi sesuai dengan tuntutan agamanya, dan lebih pada pendekatan emosional, kini kita mempunyai keinginan menyajikan produk halal maupun juga layanan ekonomi dan keuangan syariah, itu lebih pada alasan rasional, dalam bentuk bukan lagi emosional, tapi lebih rasional,” paparnya.
Terpilihnya Menteri BUMN Erick Thohir menjadi Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) 2021-2024 membawa harapan baru bagi pengembangan ekonomi syariah. Setidaknya, ini jika melihat keseriusannya dengan membentuk Dewan Penggerak, Dewan Penyantun dan dipilihnya nama-nama besar di pemerintah dan swasta untuk membantunya.
Di Dewan Pembina, Wapres Ma’ruf Amien akan dibantu Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Ketua MUI KH Miftahul Akhyar. Dewan Penggerak diketuai Menkopolhukam Mahfud MD dan dibantu lima. Ada Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menperin Agus Gumiwang, Menlu Retno Marsudi, Menpar Sandiaga Uno, Mendes, PDT dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, dan Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Yang menarik, Erick mengajak bos Indika Energi M Arsyad Rasyid sebagai Ketua Dewan Penyantun. Arsyad akan didampingi Ketua Kadin Roeslan P Roeslani dan Komisaris ABM Investama Rachmat Mulyana. Juga ada Martin Hartono–putra taipan pemilik Djarum Budi Hartono–, Arini Subianto dan Farhat Brachma.
Di Dewan Pengurus Harian, Erick juga dibantu sejumlah menteri, yaitu Menkop Teten Masduki, Mendag Muhamad Lutfi, dan Kepala BKPM Bahlil Lahadlia. Juga Dirut Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi.
Melihat nama-nama besar itu, tampaknya Erick akan membawa ekonomi syariah di Indonesia ini ke level yang semestinya. Menjadi pusat ekonomi syariah dunia tahun 2024 yang sudah dicanangkan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Saat memilihnya sebagai Ketua MES 23 Februari lalu, formatur memang berharap besar terhadap Erick untuk membuat perubahan. Yang utama adalah focus pengembangan ekonomi syariah yang tak lagi keuangan syariah. Namun sector riil. “Keuangan syariah boleh kita katakan sudah berhasil. Sekarang keuangan syariah sudah tak asing lagi bagi masyarakat,’’ kata Ketua Formatur, KH Ma’ruf Amien, yang sejak awal ikut membidangi kelahiran MES tahun 2001.
Selama ini, masyarakat memang banyak yang mengidentikkan ekonomi syariah pada keuangan syariah. Padahal, mengacu pada Global Islamic Economy, ada lima sector lain selain keuangan syariah. Ada halal food, halal fashion, halal cosmetics and pharmacy, halal tourism, dan halal media and recreation. Lima sector yang pasarnya sangat besar ini belum menjadi perhatian.
Saat memberi sambutan usai terpilih menjadi Ketua MES 23 Februari lalu, Erick pun langsung mengemukakan program besarnya dalam tiga tahun masa kepemimpinannya nanti.
Yang utama adalah pengembangan pasar industri halal di dalam dan luar negeri. Pasar halal industry yang mencakup lima sector ini sangat besar. Tahun 2023, diperkirakan mencapai USD 3.107 miliar (Global Islamic Economy Report, 2017). Ini setara dengan tiga tahun PDB Indonesia, yang tahun 2020 baru USD 1.100 milir. Pasar makanan halal saja diperkirakan mencapai USD 1.863 miliar per tahun. Tahun 2020, Indonesia masuk 10 besar pada seluruh kategori dan menempatkan Indonesia di peringkat keempat ekonomi syariah global (Global Islamic Indicator Report).
Program kedua adalah mengembangkan industri keuangan syariah. Kinerja yang cukup baik, ditambah dengan tata kelola dan regulasi yang kian baik menjadikan posisi Indonesia naik signifikan pada berbagai pemeringkatan global. Global Islamic Finance Report 2019 telah menempatkan Indonesia di peringkat pertama Islamic Finance Country Index (IFCI). The State of Global Islamic Indicator Report 2020/2021 menempatkan keuangan syariah Indonesia di posisi keenam.
Untuk ini, langkah Erick sebagai Menteri BUMN adalah membentuk bank syariah beraset besar. Caranya, menggabungkan BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BRI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Dengan asset sekitar Rp 240 triliun dan modal inti Rp 22 triliun, BSI bisa menjadi motor perbankan syariah yang efisien.
Program ketiga Erick adalah investasi bersahabat yang melibatkan pengusaha daerah. Keempat adalah pengembangan ekonomi syariah di pedesaan secara berkelanjutan. Di sinilah mungkin Erick merasa perlu menggandeng Menteri Desa dan Pembangunan Daerah, Menteri Koperasi, dan Menperin.
Melihat posisinya sebagai Men-BUMN, langkah Erick menggandeng berbagai pihak ini seharusnya menjadi efektif menggerakkan ekonomi syariah. Sebagai dirigent, sekarang tinggal bagaiman Erick mampu mengkoordinasi nama-nama besar itu untuk bersama-sama mengembangkan ekonomi syariah. Sebab, para birokrat dalam kepengurusan Erick ini bisa mengambil keputusan-keputusan stratejik yang selama ini belum dilakukan.
Apalagi, Menkeu Sri Mulyani Indrawati sekarang adalah Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). Jika Sri Mulyani memiliki komitmen yang sama dengan Erick, harapan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia tahun 2024 bukan sekedar mimpi. Sebagai Menkeu, Sri Mulyani bisa berbuat banyak untuk mendukung langkah pengembangan ekonomi syariah. Utamanya dengan berbagai inovasi keuangan seperti penerbitan sukuk, fasilitasi pembiayaan usaha mikro-kecil, dan yang lebih penting, kebijakan perpajakan untuk mendorong zakat.
Komitmen inilah yang selama ini kurang dimiliki oleh para birokrat yang sebenarnya merupakan stakeholder utama ekonomi syariah.
Komitmen yang besar juga diharapkan dari Menag Yaqut Cholil Qoumas. Selama ini, Kementerian Agama RI yang seharusnya menjadi garda depan bagi pengembangan keuangan syariah di Indonesia justru terlihat enggan melibatkan diri. Belum ada keberpihakan dari Kemenag terhadap industri keuangan syariah dengan menempatkan dananya hanya di perbankan syariah, kecuali penempatan dana haji.
Jika Kemenag memiliki komitmen yang kuat menegakkan syariah, maka dengan mudah mereka bisa mengharuskan penggunaan perbankan syariah bagi ratusan atau ribuan kantor Kemenag di daerah, ratusan ribu sekolah atau madrasah dan universitas di bawah Kemenag, serta ribuan pesantren di seluruh Indonesia.
Jika Kemenag memiliki komitmen itu, maka bukan saja aset industri keuangan syariah akan membesar, namun juga membawa dampak berantai kepada seluruh pegawai di bawah Kemenag dan masyarakat umum untuk menggunakan pelayanan keuangan syariah. Ini bukan saja baik bagi industri keuangan syariah, namun juga bagi masyarakat muslim sendiri, karena dengan demikian bisa menjalankan syariah dalam bidang ekonomi dengan baik.
Semoga Erick, Sri Mulyani, Puan Maharani, dan nama-nama besar dalam organisasi pengembangan ekonomi syariah ini benar-benar bisa membawa Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia tahun 2024. Tentunya, itu bisa terwujud jika mereka memiliki komitmen yang tinggi di organisasi social ini. Baik dalama kapasitasnya sebagai pejabat pemerintahan maupun sebagai pribadi.
Biodata Penulis
Nama : Yolanda Novitasari
Tempat, Tanggal , Lahir : Kediri, 23 November 1999
Kewarganegaraan : Indonesia