Detikkasus.com l Labuhanbatu – Sumut
Sabtu (26/09/2020) Dalam rangka kunjungan kerja H.Andi Suhaimi Dalimunthe Bupati Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara. “Beliau, H. Andi Suhaimi Dalimunthe ST.MT malah sudah meminta dukungan suara, terhadap Guru SD dan SMP se-Kecamatan Bilah Hilir. Padahal masa kampanye dalam PILKADA belum ditetapkan Komisi Pilihan Umum (KPU) Daerah Labuhanbatu”. Bentuk penyampaian harapan dukungan, disampaikan H. Andi didalam ruangan, sekitar Pukul 11:45 Wib pada Hari Jum’at 25 September
“Hanya dengan melalui bentuk dukungan suara, untuk lima tahun kedepan, insya Allah saya akan mampu melakukan peningkatan terhadap, Profesionalisme, Pembelajaran dan Peningkatan Kesejahteraan Guru”. Nomor urut tiga (3) adalah merupakan angka keberuntungan buat pasangan ASRI (Andi Suhaimi.Faisal Amri) karena nomor ini terus melekat kepada saya”. Ujar Andi Suhaimi
Ditempat terpisah. Ada masyarakat yang tidak ingin namanya terpublikasi, dirinya mengatakan “Penyampaian Bupati diacara kunjungan kerja, yang saya simak sebenarnya, adalah bentuk ketidak siapannya untuk kalah dalam pertarungannya Pilkada yang akan datang, sehingga dirinya menabur angan-angan atau impian, supaya semua Guru yang meresapinya terpengaruh, hingga dapat memilih pasangan ASRI nomor tiga”.
Padahal sejak dirinya menjadi Bupati Labuhanbatu, akibat Pagonal Harap kenak OTT. “Apa rupanya yang sudah dibuat si Andi Suhaimi untuk mensejahterakan Guru terutama honorer”. Lucunya lagi sejak beliau jadi Bupati, “Dirinyakan tidak mampu mengangkat gaji honorer setara dengan upah Pekerja di Perkebunan Kelapa Sawit”.
“Kalau hanya sebatas memberikan, harapan isapan jempol belaka, mungkin anak kecil atau balita bisanya itu”. Boro-boro punya rencana, ingin meningkatkan kesejahteraan semua para Guru, memikirkan nasip hidup terhadap Guru Pengajar, yang dipecat di SMKS Yayasan beliau tidak mampu menyelaraskannya, “Kisah enam Guru Pengajar yang di SMKS Yayasan Pendidikan, malah tidak mampu di selesaikannya”.
Mungkin, inilah namanya Pemimpin yang hanya besar cakap, atau Pemimpin sebatas hanya pandai mengolah kata. “Apa lagi kalau Undang-undang katanya dia labrak demi kesejahteraan Guru, semakin remuk naluri akibat keterpaksaan dari besar cakapnya itu”. Hampir muntah karena gilo, akibat mendengar iming-iming janji manisnya itu, ujar Nara sumber yang tidak ingin namanya terpublikasi ( J. Sianipar )