Pontianak I Detikkasus.com – Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H.,fM.Hum., turut serta dalam oleskan pergama tanda pembangunan Teaching Farm Closed House Hibah dari PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk kepada Universitas Tanjungpura yang berlokasi di sisi Jalan Sepakat 2 Pontianak pada kamis siang (23/2/2023).
Adanya Inisiasi hibah ini dalam rangka melaksanakan kewajiban dan tangan jawab dalam pelaksanaan CSR dari perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia yang bergerak pada sektor produksi di bidang unggas
Gubernur Kalbar sangat mengapresiasi kegiatan ini. Hal ini karena dirinya memandang pentingnya pembekalan skill yang nyata bagi para mahasiswa untuk berkarya di masa yang akan datang agar tidak menjadi sosok yang mandiri serta tak menjadi beban tanggungan bagi orang lain.
“Yang kita lakukan ini adalah pendidikan vokasi, setiap anak harus memiliki skill dan kemampuan agar dalam menghadapi bonus demografi, sebenarnya sekarang sudah masuk, setiap 100 orang produktif menanggung hanya 40 harusnya hanya 10-20 orang. Sehingga generasi selanjutnya akan tumbuh dengan baik”, ungkapnya.
Orang nomor satu di Kalbar ini juga optimis bahwa kedepannya akan lahir sosok – sosok entrepreneur komoditi unggulan dari kalimantan barat.
“Saya berharap agar mahasiswa memiliki mental juang yang tinggi, untuk tertarik dan memiliki semangat. Saya yakin kalbar mampu menjadi sentra produksi ayam potong di kalimantan bahkan nasional. Ini bukan hal yang tak mungkin, yang penting kita tetap berusaha”, pungkasnya.
Di tempat yang sama, utusan dari PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, Thomas, menuturkan bahwa perjalanan bisnis ayam dan telur di Kalbar memiliki tantangan tersendiri. Hal ini karena pakan untuk kebutuhan industri baik ayam potong dan petelur umumnya masih didatangkan dari luar kalbar (pulau jawa) sehingga menambah biaya pokok dalam pengelolaan bisnis tersebut.
“Sekarang ini masalahnya di pakan, masih didatangkan dari jawa, ongkos angkutnya itu menjadi beban bagi peternak sehingga harga pokok peternak lebih mahal di kalbar daripada di jawa, minimal selisihnya adalah 600 – 700 rupiah”, ungkapnya.
Namun terkait permasalahan tersebut dirinya memiliki rencana untuk berusaha mengembangkan industrinya terlebih dahulu. Langkah awal yang mereka ambil adalah dengan menyiapkan lahan seluas 11 hektar di Mempawah.
“Kita sudah punya lahan di mempawah 11 hektar, kalau volumenya sudah fleksibel untuk 1 pabrik, kita siap invest, namun problem lain adalah bahan bakunya itu ternyata banyak juga dari luar kalbar. Saya menangkap informasi positif, kedepannya bengkayang akan menjadi sentra jagung. Ini bagus sekali, mengingat 50 persen bahan pembuat pakan berasal dari jagung. Paling tidak ini bisa menekan harga pakan”.
Kegiatan ini merupakan langkah preventif dalam peningkatan kualitas SDM pengelolaan peternakan unggas khususnya ayam.
“Oleh sebab itu kita perlu untuk meningkatkan kualitas mereka sedini mungkin, yakni mulai dari proses belajar. Sehingga ketika bekerja nantinya memiliki kualitas kerja yang sangat baik dan siap pakai. Ini juga sebagai ucapan terima kasih kami kepada perguruan tinggi, dimana telah mencetak pekerja untuk kita juga kan”, tutupnya.
(Hadysa Prana)
Sumber : Biro Adpim Setda Prov Kalbar