PONOROGO I detikkasus.com – Gebyak Reyog serentak diseluruh Desa di wilayah Ponorogo membawa dampak sangat luar biasa seperti sektor pemberdayaan masyarakat terutama untuk pelestarian kebudayaan asli Ponorogo. Seperti yang di adakan pemerintah Desa Glinggang saat ini, puluhan jatil manula meriahkan Gebyar Reyog Desa Glinggang Kecamatan Sampung -Ponorogo Jawa Timur, Minggu (11/82019).
Gebyar Reyog Desa Glinggang ini selain pelestarian kebudayaan asli Daerah dampaknya juga mengena ke pemberdayaan masyarakat seperti pedagang kaki lima, UMKM dan Bumdes Desa bisa berkembang terus. dalam Gebyar Reyog Desa sewilayah Ponorogo salah satunya di gebyar di Lapangan Desa Glinggang ini, terlihat puluhan jatil lanjut usia unjuk kebolehan dalam membawakan tari jathil yang merupakan tarian khas Ponorogo.
Kali ini ada yang beda dari gebyar Reyog diwilayah Desa lain sebab di Desa Glinggang kali ini ad yang unik. Keunikan tersebut para pelaku tari jathil di bawakan oleh para ibu ibu lanjut usia, dengan tarian jatil tersebut menyedot dan memberikan semangat warga Glinggang, meski usia sudah lanjut, namun masih terlihat gerakan gerakan para penari jatil lanjut usia ini masih tetap sempurna dan bagus.
Dalam Gebyar Reyog Sekabupaten Ponorogo salah satunya yang bertempat di lapangan Desa Glinggang ini juga ada yang menarik lagi yaitu pembarongnya langsung di mainkan oleh Kepala Desa Glinggang, Rianto. aksi Kepala Desa Glinggang Rianto yang juga selaku Ketua PKPD Kabupaten Ponorogo ini, saat memainkan dadak merak, dengan kemampuan yang ada, Kepala Desa Glinggang ini tidak mau kalah dengan pembarong pembarong yang profesional yang ada di Desanya, dengan tampilnya Kepala Desa Glinggang sebagai pembarong ini menambah semarak semangat dan meriah Gebayar Reyog yang ada di lapangan desa tersebut.
Sementara itu terkait pelaksanaan Gebyar Reog Desa Seponorogo tersebut. Kepala Desa Glinggang Rianto kepada detikkasus.com menyampaikan bahwa saat ini dirinya sengaja untuk menampilkan 50 para penari ibu – ibu lanjut usia. “Kita saat ini menampilkan Reyog Ponorogo dengan penampilan yang beda dengan yang lain, kami sengaja menampilkan sekitar 50 penari jathil ibu ibu untuk memberikan nuansa lain dalam Gebyar Reyog Desa Glinggang ini,”Terangnya.
Lebih lanjut Riyanto mengatakan,”Selain gebyar Reyog yang saat ini di wajibkan oleh pemerintah Ponorogo, Desa Glinggang di setiap bulannya juga menggelar rutinan dengan para pelaku seni dan budaya di Desa Glinggang, kegiatan itu di adakan untuk memberikan motivasi atau spirit kepada generasi muda untuk lebih mencintai reyog terutama terhadap tarian jathil tersebut, sehingga para penari jathil, khususnya yang ada di Desa Glinggang tetap lestari dan semakin banyak generasi penerusnya. (Hadry/Anang Sastro).