Bojonegoro | Detikkasus.com – Rombongan Forum Geopark Jawa Timur yang melakukan kegiatan di Kabupaten Bojonegoro memuji Geopark Nasional Bojonegoro Kompleks Wonocolo. Yakni saat mengunjungi sumber minyak tradisional di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro atau yang biasa dikenal Teksas Wonocolo, Rabu (25/10/2023). Teksas Wonocolo ini dinilai sangat potensi diangkat menjadi Unesco Global Geopark.
Sekretaris Forum Geopark di Jawa Timur sekaligus Bappeda Provinsi Jawa Timur Nurareni Widi Astuti menjelaskan, di Teksas Wonocolo peserta bisa melihat pengolahan minyak yang dikelola warga. Peserta yang berasal dari daerah-daerah yang memiliki Geopark, bisa belajar proses eksplorasi minyak tradisional.
“Di hari ketiga ini, kita mengunjungi Geosite Utama dari Geopark Nasional Bojonegoro Kompleks Wonocolo. Kita melihat pengilangan minyak yang dikelola sendiri oleh warga,” katanya.
Peninggalan sumur minyak tradisional dan potensi unik yang dimiliki Bojonegoro, di kemudian hari sangat berpotensi menjadi Unesco Global Geopark. “Ini semakin menguatkan bahwa potensi Geopark Nasional Bojonegoro ini cukup kuat untuk diangkat menjadi Unesco Global Geopark,” pungkasnya.
Kunjungan ke Teksas Wonocolo ini merupakan rangkaian acara Forum Sinergi dan Harmonisasi Pengembangan Geopark Jawa Timur di Kabupaten Bojonegoro yang dimulai tanggal 23 Oktober. Pada hari pertama, kegiatan digelar dengan Focus Group Discussion (FGD), dan dilanjutkan hari kedua kunjungan ke Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
Saat berada di Geopark Nasional Bojonegoro Wonocolo, rombongan disambut kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat. Para peserta dari Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Tulungagung, Pacitan dan Kabupaten Gresik ini selanjutnya diajak berkeliling ke kawasan Teksas Wonocolo.
Ketua Pokdarwis Teksas Wonocolo, Budi Wibowo menjelaskan, peserta sengaja diajak keliling Kawasan Teksas Wonocolo untuk melihat lokasi sumur, proses eksplorasi hingga proses penyulingan minyak. Tak hanya itu, para peserta juga diajak ke rumah singgah yang menjadi museum sejarah perminyakan di kawasan setempat.
“Kami ajak berkunjung ke sumur-sumur yang di eksplorasi dan terakhir kita ajak ke rumah singgah dan menceritakan seluk beluk mulai tahun 1893 hingga saat ini tentang perminyakan di Wonocolo,” jelasnya.
Budi Wibowo menambahkan, saat ini terdapat 425 sumur eksplorasi di Wonocolo. Sedangkan penemuan pada saat peninggalan Belanda ada sebanyak 225 sumur. “Sebagai data kurang lebih 425 sumur, sudah termasuk peninggalan Zaman Dahulu,” imbuhnya.
(Andri)